Hari mulai petang ditandai dengan posisi matahari yang semakin condong ke barat. Pukul 5 sore, semburat jingga yang indah menghiasi langit sore di Ibukota kala itu. Tampak dua muda mudi berboncengan menggunakan motor gede berwarna merah. Seragam yang dikenakan kedua muda mudi itu menunjukkan bahwa sang lelaki merupakan anak SMA dengan seragam putih abu-abu dan wanitanya masih duduk di bangku SMP dengan seragam putih birunya. Motor gede itu melaju melintasi jalan Ibukota yang mulai ramai. Hingga akhirnya mereka memasuki kawasan perumahan elit dan masuk ke halaman rumah yang cukup luas dengan cat yang serba krem muda. Rumah itu tampak sepi seperti biasanya. Hanya terlihat satpam yang berjaga di posnya dan seorang pembantu rumah tangga yang usianya sudah paruh baya. Biyan langsung memarkirkan motor kesayangannya di garasi rumah. Mereka segera masuk ke dalam rumah dan menuju kamar masing-masing.
Letak kamar di rumah ini berada di lantai 2 sedangkan lantai pertama hanya berisi dapur, ruang makan, kamar pembantu, garasi dan juga ruang tamu yang luas dengan dilengkapi televisi serta sofa mewah. Interor rumah ini dibuat dengan perpaduan warna krem tua dan krem muda yang terlihat serasi. Kamar Kinan dan Biyan terletak di sisi yang berbeda.
Kinan segera masuk ke kamarnya. Kamar Kinan didesain dengan gaya feminine. Dekorasi kamar Kinan dibuat dengan kombinasi warna putih dan baby pink. Dinding kamar yang dicat berwarna putih menambah kedamaian kamar ini. Selimut, bantal mini, bantal sofa, taplak meja, dan lampu tidurpun berwarna baby pink sehingga menambah keserasiannya. Kinan meletakkan ranselnya di kursi dekat meja belajarnya. Kinan merebahkan tubuhnya diatas kasur tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu. Ia mulai memejamkan matanya menikmati dinginnya udara di dalam kamarnya yang berasal dari pendingin ruangan di kamar itu. Cukup lama Ia terpejam hingga akhirnya Kinan terganggu oleh suara dentingan yang berasal dari ponselnya. Kinanpun perlahan membuka matanya dan mencari keberadaan
ponselnya di sekitar tempat tidurnya. Ia meraih benda berbentuk persegi panjang berwarna putih dengan lambang apel dibagian belakangnya lalu merebahkan tubuhnya lagi. Setelah membuka kunci layar ponselnya kemudian Ia membuka aplikasi berwarna hijau dan dijumpainya pesan masuk dari nomer tak di kenal.
"Hai Kinan.. udh sampe rumah ? Save yah. Gue Jo." Bunyi pesan itu.
Seketika mata Kinan terbelalak. Ia terkejut mendapati pesan dari lelaki yang Ia kagumi senyumannya. Hatinya berdebar tak karuan. Beberapa kali matanya mengerjap untuk memastikan pesan itu memang benar-benar dari Joshua. Kinanpun menarik nafas panjang untuk menetralkan situasinya. Gadis ini masih terus menerus tersenyum bahagia. Ia kemudian duduk untuk membalas pesan singkat dari teman lelakinya itu.
"Halo Jo. Udh kok baru aja beberapa menit lalu sampe. Gue save ya. Lo udh di rumah juga ?" Pesan dikirim oleh Kinan dan langsung ceklis dua tanda terkirim.
Diam-diam Kinan menunggu balasan pesannya dari Joshua. Kinan berusaha tenang dan tidak memikirkan lelaki itu tapi sulit rasanya menjauhkan pikirannya agar tidak memikirkan lelaki itu. Untuk menghilangkan pikirannya yang selalu memikirkan Joshua akhirnya Kinan memutuskan untuk mandi saja. Ia Kira berendam di dalam bath up akan membuatnya nyaman dan rilex. Gadis cantik inipun bersiap-siap untuk mandi.
Rumah keluarga Farhan ini tergolong rumah mewah. Bangunannya besar dan bertingkat. Tata ruangan, desain interior hingga dekorsi rumahnya menunjukkan bahwa rumah ini milik keluarga kaya, terpandang dan selalu terawat. Setiap kamar dilengkapi kamar mandi. Sehingga penghuni kamar itu tidak perlu repot mandi di kamar mandi yang terpisah dengan kamarnya. Kinan bergegas menuju kamar mandi untuk melakukan acara mandinya. Tiba-tiba ponselnya berdenting kembali. Pasti pesan balasan dari Jo, ucap Kinan dalam hati.
"Iya Nan Gue udah di rumah." Jawab Joshua.
Kinan mengerutkan dahinya. Hanya ini saja balasan lelaki tampan itu ? tidak adakah yang lainnya, gumamnya lagi. Kinan bingung ingin membalas apa lagi sehingga akhirnya Ia memutuskan hanya membaca pesan tersebut tanpa membalasnya. Ponsel berwarna putih itu diletakkan begitu saja diatas tempat tidurnya beralaskan selimut Kinan yang berwarna baby pink dan Kinan segera menuju kamar mandi.
◇◇◇
Ponsel Kinan berdenting beberapa kali secara terus menerus. Terlihat ada pesan masuk dari pop up yang muncul di layar bening telepon genggam itu. Sang pemilik ponsel berwarna putih dengan logo apel ini masih asik memanjakan tubuhnya didalam rendaman air hangat yang sudah disiapkannya tadi. Dentingan ponsel itu semakin banyak dan bertubi-tubi sepertinya banyak pesan masuk di ponsel gadis ini. Kini terdengar bunyi getaran dalam waktu yang cukup lama. Layar ponsel bertuliskan Chacha dengan emoticon kucing dan tombol angkat panggilan atau tolak panggilan. Sayangnya gadis cantik pemilik ponsel itu masih belum keluar dari kamar mandinya hingga akhirnya panggilan terputus. Tak sampai 10 menit kemudian terdengar kunci pintu kamar mandi dibuka. Muncul seorang gadis pemilik kamar serba baby pink keluar dari balik pintu dengan cat berwarna coklat kayu itu. Gadis ini hanya mengenakan Kimono mandinya yang berwarna putih dan sebuah handuk melingkar di kepalanya tanda Ia habis keramas. Kinan kemudian mengambil ponselnya yang terletak diatas tempat tidurnya lalu menuju sofa yang terletak di sudut kamarnya.
17 pesan dan 5 panggilan tak terjawab dari Chacha.
"Banyak banget chatnya ya ampun Chacha.." Ucap Kinan terkejut melihat ponselnya.
Kinan kemudian membalas pesan Chacha singkat.
"Ada apa Cha ? Tadi gue lagi mandi hehe" Balas Kinan.
Kinan hendak meletakkan ponselnya diatas meja di depan sofa yang didudukinya setelah membalas pesan dari sahabat baiknya itu namun pandangannya tertuju pada satu pesan belum dibaca. Kinan membuka pesan itu.
"Thanks ya gue udah di traktir makan tadi." Ini adalah pesan dari Joshua.
Jari tangan Kinan dengan lihai mengetik pesan balasan untuk Joshua.
"Sama-sama Jo. Gue yang makasih udah ditemenin nunggu Kak Biyan tadi. Gue kan jadi menghambat waktu dan nyusahin lo. Sorry ya.." balasan Kinan untuk Jo melalui aplikasi berwarna hijau itu.
Kinan meletakkan ponselnya dan mulai mengeringkan rambutnya. Hari sudah malam. Mentari sudah tak lagi tampak. Kinan mengganti handuk kimononya dengan piyama tidur. Setelah berganti pakaian, Iapun kembali mengecek telpon genggamnya. Ada 2 pesan dari Chacha dan 1 pesan dari Joshua.
"Lo kemana aja sih Nan.. dari siang gak ada kabar. Kan gue panik. Gue kira lo ada apa-apa tauuu.."
"Lo tidur ? apa baru balik ?" Isi pesan Chacha selanjutnya.
Kinan mengabaikan pesan dari Chacha. Kinan merasa apa yang terjadi hari ini sulit dijelaskan via pesan singkat atau telpon. Ia berfikir akan menceritakannya besok saja saat di sekolah. Kinanpun beralih ke pesan dari Joshua.
"Engga kok santai aja. Lo besok sore ada acara gak ?" isi pesan Joshua.
Kinan berpikir tumben sekali Jo seperti ini. Ada apa ya dengan Jo. Apakah Jo ada perlu dengan Kinan.
"Engga ada sih Jo. Emang kenapa Jo ?" Tanya Kinan membalas pesan Joshua.
◇◇◇