Seorang gadis mengenakan jaket hoodie berwarna hitam dengan kupluk dikepalanya. Ia berjalan di koridor sekolah dengan terburu-buru. Gadis itu adalah sang pemilik mata hazel Kinan. Chacha berlari mengejar Kinan. Namun gadis ini tetap tidak memperdulikan sahabatnya yang sudah terengah-engah berlari.
"Kinan, lo kenapa sih ? Hari ini lo gak kayak biasanya. Dari tadi pagi gue perhatiin lo jutek banget. Ada apa ? Cerita sama gue." Kata Chacha sambil memegang lengan Kinan, mengatur nafas dan berusaha menyamai kecepatan Kinan berjalan.
"Gue gapapa." Jawab Kinan singkat.
"Tapi Nan.. gue merasa lo gak baik-baik aja. Come on Nan.. kita sahabatan kan. May be gue bisa bantu lo kan ?" Ujar Chacha meyakinkan.
"Gue lagi buru-buru. Ada urusan. Sorry ya Cha." Kata gadis itu menepis tangan sahabatnya.
Hari ini langit Jakarta cerah namun tidak dengan pikiran dan hati gadis bermata hazel ini. Banyak yang Ia fikirkan sejak pagi. Ia merencanakan suatu penyelidikan terhadap apa yang ditemuinya kemaren sore. Kinan memasuki sebuah taksi online dan meninggalkan sahabatnya di sekolah. Sebuah pesan singkat diketikkan tertuju pada Biyan kakaknya.
"Kak Biyan, gausah jemput Kinan ya. Kinan diminta temen jelasin materi matematika pulang sekolah ini. Nanti pulangnya Kinan dianter temen aja." Pesan terkirim.
Hari ini Kinan diam-diam membawa ponsel ke sekolah karena untuk menjalankan misinya Ia rasa akan memerlukan ponselnya. Taksi online berwarna putih melaju menuju sebuah kantor perusahaan ternama. Kantor itu adalah tempat Mr. Farhan bekerja sebagai CEO di perusahaannya. Taksi online itu berhenti di depan sebuah kedai kopi tak jauh dari perusahaan tersebut. Gadis cantik mengenakan jaket dan penutup kepala itu turun dan memasuki kedai tersebut. Kinan berpura-pura memesan segelas kopi dan meminta izin untuk ke toilet. Tak lama kemudian Kinan kembali dengan pakaian yang sudah diganti menggunakan celana jeans dan kaos oblong serta memakai jaket. Kinan mengambil pesanannya dan segera pergi meninggalkan kedai tersebut.
Kantor perusahaan yang dikelilingi pagar besi bercelah celah membuat Kinan bisa melihat suasana parkiran perusahaan tersebut. Ia memperhatikan dengan cermat satu persatu mobil yang terparkir untuk memastikan apakah papahnya ada di kantor atau tidak. Terlihat sebuah mobil besar berwarna hitam yang biasa dipakai papahnya terparkir di tempat khusus bertuliskan direktur perusahaan. Hal ini menandakan papahnya masih ada di kantor.
Kinan terus mengawasi dari luar kantor tersebut karena Ia yakin sebentar lagi pasti papahnya akan keluar karena ini sudah jam makan siang.
◇◇◇
"Mas nanti temenin aku ke salon ya balik dari kantor" Ujar wanita muda itu sambil memeluk pria disampingnya.
Pria itu terlihat merangkul mesra wanita muda disampingnya. "Iya sayang.. nanti aku temenin yah. Salon yang biasa itu kan ?" Tanya pria itu.
Wanita itu mengangguk. "Iya mas."
"Kamu mau makan apa siang ini ?" Tanya pria itu lagi.
"Emm.. kita makan steak aja yuk di kedai steak favorit aku." Kata wanita itu dengan manjanya.
Dari kejauhan sepasang mata mengamati gerak gerik mereka. Kinan kenal betul bahwa itu adalah papahnya. Sedangkan wanita yang memeluknya itu adalah wanita muda yang ditemuinya di mall tempo hari. Geram sekali rasanya Kinan melihat mereka bermesraan. Apa mungkin dugaan Kinan benar bahwa papahnya memiliki hubungan khusus dengan wanita yang disebut sebagai sekretarisnya itu.
Mobil panjero hitam yang ditumpangi papahnya bersama seorang wanita muda itu mulai meninggalkan parkiran kantor. Kinan yakin mereka akan makan siang bersama namun kemana tujuannya Ia belum tau. Gadis ini segera menghentikan sebuah taksi sebelum mobil itu keluar dari gerbang depan kantor. Ia sudah siap di dalam taksi menunggu mobil itu keluar dan akan membuntutinya.
"Pak ikuti mobil itu ya. Tapi jangan sampai ketahuan kita mengikutinya." Ujarnya pada supir taksi.
"Baik non." Supir itu mengganguk paham dan mulai mengemudikan kendaraannya tak jauh dari mobil papahnya.
Sebuah masker dan kacamata Kinan pakai untuk menyembunyikan wajahnya. Penampilan begini akan membuat papah Kinan tak mengenalinya. Mobil hitam itu memasuki sebuah restoran yang lokasinya tak jauh dari kantor papahnya. Kinan keluar dari taksi yang ditumpanginya tepat di depan restoran itu. Ia melihat papahnya memasuki restoran bersama wanita itu. Kinan masuk ke restoran itu dan memilih meja yang tak jauh dari meja tempat papahnya.
"Permisi mau pesan apa nona ?" Tanya seorang pelayan menghampiri mejanya.
"Milkshake aja 1." Ucap Kinan dengan juteknya.
Pelayan itu pergi meninggalkan meja Kinan. Gadis ini terus memperhatikan sasarannya. Papahnya tampak akrab sekali dengan wanita ini. Pelayan datang membawa pesanan mereka. Mereka memesan steak daging, minuman dan beberapa menu lainnya. Hidangan makan siang mewah tersaji diatas meja mereka. Kinan semakin yakin bahwa wanita itu pasti memiliki hubungan khusus dengan papahnya. Kinan mengambil beberapa gambar sebagai bukti. Ia akan meneruskan penyelidikannya hingga Ia tau siapa wanita ini sebenarnya.
Setelah makan siang Mr. Farhan dan Renatta kembali ke kantor. Kinan masih membuntuti mereka. Saat mobil itu memasuki kantor milik Mr. Farhan, Kinan memilih berhenti di sebrang kantor. Ia memastikan papahnya sudah masuk bersama wanita itu.
◇◇◇
"Permisi Pak. Papah ada di kantor gak ?" Tanya Kinan pada satpam kantor milik papahnya.
Satpam itu mengenali Kinan beberapa detik hingga akhirnya Ia ingat bahwa gadis ini adalah anak pemilik kantor tempat Ia bekerja.
"Eh.. non Kinan ya. Maaf non, bapak agak lupa tadi. Ada non. Pak Farhan baru aja datang." Jawab satpam itu.
Kinan pura-pura tidak tau apa-apa. "Darimana pak ? Meeting di luar ? Sendirian apa sama sekretarisnya ?" Tanya Kinan.
"Makan siang kayaknya non. Kan ini habis jam istirahat non. Tapi tadi keluarnya bareng Bu Renatta sih non." Kata satpam itu.
"Bu Renatta siapa pak ?"
"Itu non. Sekretarisnya Pak Farhan."
Akhirnya Kinan menemukan sedikit titik terang. Informasi ini penting bagi Kinan untuk mengetahuinya hal-hal lainnya.
"Yaudah makasih ya Pak." Kinan bergegas pergi meninggalkan kantor papahnya.
Penyelidikan hari ini Kinan akhiri karena Ia tak mungkin menunggu hingga jam pulang kantor. Jam kerja kantor papah Kinan normalnya hanya hingga pukul 5 sore. Namun setiap hari Mr. Farhan selalu pulang larut malam dengan alasan banyak pekerjaan di kantor yang harus diselesaikan. Apakah mungkin papah gadis ini berbohong juga tentang jam lemburnya di kantor. Kinan penasaran dan Ia akan menyusun rencana kembali untuk penyelidikan lebih lanjut.
Dddrrttt dddrrttt
Ponsel Kinan terus berbunyi. Panggilan masuk dari seseorang bertuliskan 'Kak Biyan' dilayar ponselnya.
"Halo kak Biyan."
"Kamu dimana dek ? Belom selesai tutornya ? Ini kan udah sore dek." Tanya Biyan.
"Udah kok kak. Ini Kinan lagi jalan pulang."
"Diantar siapa ?"
"Aku naik taksi kak. Soalnya ternyata gak ada yg kosong kak. Jadi gak ada tebengan." Ujar Kinan.
"Tuh kan. Kenapa gak minta jemput Mang Ujang aja sih." Kata Biyan risau.
"Gapapa kak. Kasian Mang Ujang. Aku udah setengah jalan kok kak." Jawab Kinan menenangkan.
"Yaudah kakak tunggu di rumah ya dek."
"Bye Kak Biyan."
Panggilan terputus.
◇◇◇