Chereads / Be A Bad Girl / Chapter 6 - Chapter 6 ~ Joshua's Promise

Chapter 6 - Chapter 6 ~ Joshua's Promise

Perjalanan dari sekolah Kinan dan Jo lancar tanpa dihalang macetnya ibukota Jakarta. Mereka beruntung karena menggunakan jalanan tidak bertepatan dengan jam pulang kantor. Kalau tidak, sudah dipastikan mereka akan menemui macetnya Jakarta karena berbarengan dengan orang kantor yang hendak pulang menuju rumahnya masing-masing. Kondisi restoran cepat saji yang dituju Kinan, Biyan dan Joshua tidak terlalu ramai. Karena jam makan siang sudah berlalu dan belum jam pulang kantor sehingga suasana restoran cepat saji ini masih nyaman untuk sekedar duduk dan berbincang-bincang.

Kedua motor gede itu memasuki halaman restoran cepat saji dan segera menuju lahan parkiran yang berada di belakang resto. Beberapa motor sudah terparkir di lahan parkiran ini menandakan bahwa sudah ada beberapa orang di dalam resto itu sebelum mereka datang. Kinan segera turun dari motor yang ditumpanginya, begitu pula Biyan dan Jo. Ketiganya langsung berjalan menuju pintu masuk resto.

"Kak Biyan sama Jo mau makan makanan berat ? atau mau Mc flurry aja ?" Tanya Kinan untuk memastikan pesanan Jo dan kakaknya.

"Camilan aja dek pesennya. Sama minuman juga boleh dek." Jawab Biyan.

"Sama ice cream ya kak." Ucap Kinan dengan wajah bahagia.

"Iya bawel. Buruan pesen." Kata Biyan lagi.

"Jo.. mau dipesenin apa ?" Tanya Kinan kepada Jo.

"Samain aja sama punya lo." Jawab Jo singkat.

"Okedeh." Ucap Kinan segera menuju ke tempat pemesanan makanan.

Kinan meninggalkan Biyan dan Jo berdua saja. Sementara Kinan memesan makanan, kedua pria itu mencari tempat duduk yang nyaman untuk bersantai. Biyan memilih tempat duduk disudut resto dengan sofa empuk dan jauh dari orang lain. Jo merasa canggung duduk semeja dengan orang yang belum dia kenal begitu juga dengan Biyan. Hingga akhirnya Biyan mulai membuka obrolan dengan pertanyaan-pertanyaan singkat sebagai basa basi.

"Lo temen sekelas adek gue Jo ?" Tanya Biyan pada Joshua.

"Bukan bang. Gue kelas B sebelahan sama kelas Kinan." Jawab Jo singkat.

"Lo nemenin adek gue udh lama tadi ?" Tanya Biyan lagi.

"Engga juga sih bang. Tapi lumayan sih." Jawab Jo.

"Lo beneran cuma temen adek gue Jo ? Lo gak ada rasa sama Kinan ? Maksud gue, gue liat sikap lo beda sama Kinan. Orang awam seperti gue mungkin bakal liat kalo lo sebenernya ada rasa sama Kinan." Ucap Biyan berusaha mencari kebenaran dari dugaannya.

Joshua cukup terkejut dengan pertanyaan Biyan barusan. Bukan pria namanya bila bicaranya tidak to the point. Jo bergumam dalam hati, bagaimana mungkin abangnya Kinan ini bisa tau bahwa sebenarnya Jo menyukai Kinan. Apa terlalu ketara sikap Jo pada Kinan sehingga abangnya Kinan bisa menyimpulkan demikian. Namun Jo segera menepis rasa curiga dan herannya kepada Biyan.

"Em.. gue.." Baru Jo berusaha bicara, tiba-tiba Kinan menghampiri kedua lelaki ini.

"Rupanya kalian disini. Kinan cariin dimana mejanya ternyata disini meja yang kalian pilih." Celoteh Kinan.

Jo segera membungkam mulutnya kembali.

"Ini ya nomer pesanannya. Dan ini dompetnya Kak Biyan." Ucap Kinan meletakkan papan nomer pesanan yang bertuliskan angka 17 diatas meja mereka dan mengembalikan dompet Biyan.

"Makasih ya Kak Biyan.." Ucap Kinan lagi sambil memeluk kakaknya.

"Kinan.. lepasin dek. Ada temen kamu ni masa gak malu peluk-peluk kakak." Ucap Biyan berusaha melepaskan pelukan Kinan yang cukup erat.

"Biarin ah.. kan Kak Biyan kakaknya Kinan." Ucap Kinan manja pada kakaknya.

"Dasar anak manja." Kata Biyan sambil mencubit hidung Kinan yang mungil.

"Iihh Kak Biyan.. ntar jadi merah hidung aku." Ucap Kinan sambil cemberut.

"Uuuu sayang.. sayaaangg.." Ucap Biyan sambil mengacak-acak rambut adiknya.

"Kak Biyaaannn... jangan diacak-acak iihh.." Ujar Kinan lagi.

Biyan hanya tertawa melihat adiknya kesal sedangkan Joshua senyum-senyum sendiri memperhatikan kelakuan kakak beradik ini.

"Udah ah Kinan mau ke toilet dulu." Kinan meletakkan tas ranselnya tepat di sebelah Biyan dan meninggalkan kedua lelaki itu lagi. Suasana kembali menjadi canggung. Biyan menengok ke arah Joshua dan memperhatikan lelaki ini lamat-lamat. Beberapa detik kemudian Biyan mengingatkan Jo tentang pertanyaannya sebelumnya.

"Ehem.. Bagaimana Jo ?" Tanya Biyan yang masih menunggu jawaban.

"Emm.. gue temenan aja kok bang sama Kinan." Hanya kata itu yang dilontarkan Jo dari mulutnya.

"Lo yakin gak ada setitikpun rasa yang beda di hati lo buat Kinan ?" Tanya Biyan lagi.

Cukup lama Joshua diam tanpa mengeluarkan satu katapun. Begitu pula Biyan yang masih menunggu jawaban pasti dari Jo. Hingga akhirnya Jo menjawab pertanyaan Biyan.

"Gue.. gue emang udah lama sih sering perhatiin Kinan. Gue gak bisa kalau sehari aja gak liat Kinan. Paling gak gue bisa pastiin kalo Kinan baik-baik aja Bang. Gue belum berani melangkah lebih jauh. Gue takut nyakitin hati Kinan Bang." Jawaban itu yang Jo berikan pada Biyan.

Biyan menghela nafas panjang. Biyan lega karena dugaannya benar. Joshua memang lelaki yang baik seperti dugaannya. Biyan tersenyum senang dan memegang pundak Joshua.

"Gue titip Kinan ya Jo. Gue memang baru ketemu dan kenal sama lo. Tapi dari perbincangan dan tingkah laku lo yang gue perhatikan sedari tadi, gue menyimpulkan kalau lo lelaki baik yang bisa jagain adik gue. Paling gak tolong jaga Kinan selama gue gak disampingnya. Kalau dulu gue masih satu sekolah sama Kinan, gue bisa jaga dia terus. Tapikan Kinan gak selamanya bisa gue jagain. Gue gamau ada satu orangpun yang nyakitin dia. Lo pasti pahamlah maksud gue. Lo mau kan janji sama gue buat jagain Kinan ?" Tanya Biyan memastikan.

Joshua diam cukup lama. Ia mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Biyan. Jo tak menyangka bila Biyan akan meminta hal ini padanya bahkan saat pertama kali pertemuan mereka yang tanpa disengaja. Amanah ini sangat berat untuk diemban Jo. Joshua tidak langsung mengiyakan permintaan Biyan. Tapi setelah Jo fikirkan akhirnya Ia memutuskan untuk mengiyakan permintaan kakak dari seseorang yang selama ini memenuhi hati dan perasaannya.

"Sebelumnya gue makasih banget Bang Biyan udah percaya sama gue. Gue gak nyangka kalo abang bisa sepercaya ini ke gue. Seperti permintaan abang, gue bakal berusaha sekuat dan semampu gue buat jagain Kinan. Kinan itu udah seperti cahaya buat gue bang. Kalau sehari aja gue gak liat Kinan, gue bakal merasa gak tenang. Semoga gue bisa menjaga amanah abang buat jagain Kinan dan memastikan gak ada seorangpun yang menyakiti Kinan." Jawab Joshua yang mengabulkan permintaan Biyan.

"Thanks ya Jo." Ujar Biyan dengan senyum merekah dibibirnya sambil berjabat tangan dengan Joshua.

"Ada apa ni kok kayaknya Kak Biyan akrab banget sama Jo." Ujar Kinan yang tiba-tiba datang.

"Eh.. enggak dek. Ini kakak abis suit ama Jo buat nentuin siapa yg nanyain makanan kita ke tempat ordernya. Soalnya makanan kita belom dateng ni." Ucap Biyan menyembunyikan yang sebenarnya dari Kinan.

"Karena gue yang kalah, jadi gue yang bakal nanyain makanannya. Tunggu bentar ya." Ujar Biyan lagi.

Biyan meninggalkan adiknya bersama Joshua. Kinan terlihat kebingungan dengan situasi ini. Apa benar yang dikatakan Kak Biyan, pikirnya dalam hati. Kinanpun hanya duduk diam berhadapan dengan Jo. Begitu pula Jo yang hanya diam saja dan bersikap seolah tak terjadi apapun sebelum Kinan datang.

◇◇◇