Bab 5. Presiden Wanita yang mendominasi!
"Ampun! Ampun! Ampun!"
Fadli idris menjerit meminta ampun pada gadis yang memukulinya. Dalam hidupnya, ini adalah hal yang paling memalukan untuk dipukuli sendiri oleh orang yang dibesarkannya!
Dia tidak menyangka akan membesarkan burung merpati di sarang murainya yang indah dan sekarang burung itu malah mematuknya dengan kejam!
Bahkan dia tidak menyangka bahwa anak manja yang mengidap penyakit sindrom tuan puteri, suatu saat akan memukulinya hingga parah.
Mendengar permintaan mohon ampun dari orang yang pernah menjadi ayahnya ini, dia menambahkan diskon 1 pukulan sebelum akhirnya berhenti dan kembali ke pelukan ibunya.
"Jangan salahkan aku karena kejam. Aku sudah menandatangani surat pernyataan itu, bahwa aku bukan lagi putrimu. Jadi sejak saat itu, aku berhak memukulimu karena menghina ibuku! Sekarang, enyahlah!" Aisyah berteriak dan mendominasi seluruh peristiwa. Sementara Fadli Idris seperti badut yang melompat ke lubang api. Dia segera pergi membawa surat-suratnya dan melarikan diri.
Selanjutnya, Aisyah memandang ke orang-orang yang berkumpul. Mereka takut dan segera melarikan diri begitu Aisyah berjalan ke arah mereka. Tidak ada yang tahu bahwa Aisyah hanya ingin menutup pintu dan berbicara dengan keluarganya sendiri.
"Bu, aku kembali."
Rena Moonlight menatap anaknya dengan perasaan haru yang sulit dijelaskan.
"Kau memanggilku apa?" Rena mencoba menegaskannya.
"Ibu, aku anakmu. Maafkan aku ibu," ujar Aisyah dengan sedih.
Sebelumnya, dia sudah datang ke rumah Keluarga Idris untuk bertemu dengan Aisyah, namun penjaga gerbang berkata bahwa nona Aisyah tidak ingin menemui orang yang berbuat jahat padanya dan membuangnya sewaktu bayi.
Rena kembali dan patah hati, dia benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa.
Aisyah enggan kembali, dan Keluarga Idris bersedia untuk merawat putrinya, jadi Rena harus menyerahkan putri ini.
Tapi dia tidak menyangka bahwa suatu hari kemudian, Aisyah akan kembali dan memanggilnya ibu.
Rena merasa sedang bermimpi!
Selain itu, Rena juga orang yang mempunyai kisah hidup yang pahit.
Saat itu, karena dibutakan oleh cinta, Rena yang berusia 19 tahun hamil anak kembar. Saat itu dirinya hanyalah artis tingkat rendah di sebuah perusahaan kecil. Karena hamil, semua karirnya hancur dan orang tuanya mengusirnya dan tidak mau mengenalinya sebagai seorang anak.
Lebih tragis lagi, meskipun dirinya hamil anak kembar, dia diberitahu oleh perawat selama persalinan bahwa salah satu anaknya yang telah terlahir itu mati.
Setelah anak perempuannya lahir, kekasih yang konon katanya siap bertanggung jawab itu menghilang seperti ditelan kegelapan malam. Hilang tanpa jejak. Dan 20 tahun berlalu, dia tidak pernah kembali!
Merasa marah, dia melaporkan kasus itu pada kantor polisi. Namun seakan tuhan mempermainkannya, semua informasi yang kekasihnya berikan saat itu, semuanya adalah palsu! Tidak ada orang dengan informasi seperti itu!
Dia dibohongi, dikhianati, didustai oleh pria brengsek yang memasang retoris cinta di mulutnya!
Pada masa itu, memiliki anak di luar nikah adalah aib yang mengerikan bagi anak gadis yang berusia 19 tahun. Namun dia tidak pernah menyerah dengan anaknya. Mengandalkan lengan kecilnya, dia bekerja serabutan untuk membesarkan anaknya seorang diri!
Hidup sebagai seorang janda yang membesarkan anak-anaknya sangatlah sulit. Namun dia tidak pernah menyerah, dan tidak pernah menikah lagi.
Aisyah menatap ibunya dan memeluknya dengan lembut.
"Bu, maafkan aku. Aku dulu bodoh, tolong maafkan aku. Mulai sekarang, aku akan tinggal di sisimu selamanya."
"Ya, ya, tidak masalah. Itu juga salah ibu karena miskin. Maafkan ibu, nak." Rena menangis dan membawa Aisyah duduuk untuk berbicara, "Aisyah, kamu bisa yakin bahwa mulai sekarang ibu akan bekerja lebih keras untuk membahagiakanmu. Bahkan kalau perlu, ibu akan jual ginjal ibu untuk membahagiakanmu, nak."
Aisyah menggelengkan kepalanya dan berkaata, "Bu, ibu tidak perlu melakukannya untukku. Aku tidak ingin ibu sakit. Selain itu, aku sudah menikah, Bu. Menantumu sangatlah kaya, kau tidak perlu lagi bekerja keras di masa depan. Namun kami sedikit berkonflik, tapi ibu tenang saja, aku akan menyelesaikannya cepat atau lambat."
Rena yang awalnya khawatir konflik rumah tangga anaknya, sekarang bisa menghela nafas lega begitu melihat ekspresi percaya diri anaknya untuk menyelesaikannya.
"Baguslah kalau begitu. Ngomong-ngomong perkenalkan, ini adalah pamanmu, Aldebaran. Kau bisa memanggilnya Paman Al. Dia adalah saudara ibu."
"Halo, Paman."
Aldebaran hanya mengangguk cuek. Dalam kesannya, Aisyah bukan anak yang baik karena sebelumnya telah menolak kedatangan ibunya dan mengusirnya dari rumahnya. Jadi dia tidak memiliki kesan yang bagus untuk keponakan barunya. Dia lupa, kalau baru saja Aisyah memukuli orang yang memaki Rena.
Melihat sikap dingin Aldebaran, Rena tidak menghiraukannya. Aldebaran adalah seorang yang perhitungan, jadi wajar baginya untuk membenci sementara Aisyah. Namun. Ketika Aldebaran benar-benar mengenal Aisyah, Rena yakin, dia akan baik padanya.
Dia harus bersyukur karena Aldebaran memiliki kesan awal yang buruk, kalau tidak, bagaimana jika anaknya diajak bermain ke kasino terdekat? Bukankah itu menimbulkan kebiasaan buruk?
"Kak, karena urusan telah selesai, aku akan pergi dulu. Jaga diri baik-baik, hati-hati dengan serigala bermata putih."
Aldebaran memperingatkan Rena sambil menatap ke arah Aisyah.
Namun Rena mengabaikannya dan hanya menjawab, "Hati-hati di jalan."
Setelah Aldebaran pergi, Aisyah bertanya pada ibunya tentang pekerjaan pamannya, "Bu, kerja paman apa? Kenapa dia pergi sesore ini?"
"Dia? Palingan dia ke kasino untuk bermain. Nah, Aisyah. Kau tidak boleh mengikuti jejak pamanmu yang sesat itu. Dia menghabiskan seluruh gaji kerja pengiriman express nya di kasino, sama sekali tidak memikirkan masa depannya sendiri untuk menabung beberapa uang. Tapi meskipun demikian, dia baik pada ibumu. Dia selalu ada uang untuk membantu keadaan kami di saat-saat khusus. Yah. Dia sebenarnya adalah orang yang baik, kau jangan masukkan hati sikapnya tadi. Ibu yakin, suatu saat dia akan baik padamu."
Aisyah memandang acuh ke arah pamannya yang pergi, 'Karena kau sudah baik pada ibuku, aku akan memberimu sedikit kekayaan.'
Aisyah bergumam di dalam hatinya, kemudian berbalik dan kembali memeluk ibunya.
"Bu, kau bisa tenang. Aku percaya bahwa waktu akan membuktikan segalanya."
Rena mengelus-elus kepala anaknya. Sampai sekarang, dia masih merasa semuanya hanya mimpi untuk mendapatkan anak yang perhatian seperti Aisyah.
"Bu, kalau begitu aku akan kembali dulu. Aku harus memberitahu suamiku kalau aku akan tinggal bersamamu mulai sekarang."
"Tidak perlu, nak. Kau bisa tinggal bersama suamimu. Jangan hiraukan ibu."
Aisyah menatap ibunya dengan tatapan percaya diri, "Ibu tenang saja, aku yakin dia akan setuju!" Aisyah menyeringai jahat.
***
Vila mewah di Komunitas Nusa Elite Jakarta.
"Apa katamu! Kau ingin tinggal di perkampungan kumuh itu? Apa kau bercanda?"
Mendengar perkataan Aisyah gadis manja yang ada di depannya ini, Reyhan El Shaarawy merasa kognisi pandangannya mengenai dunia Aisyah ini semakin tidak sesuai dengan informasi yang anak buahnya berikan.
Selama ini dia selalu percaya bahwa informasi dari anak buahnya selalu akurat. Namun entah sejak kapan, ketika itu berhubungan dengan istri kontraknya ini, itu akan selalu memunculkan kejanggalan-kejanggalan yang fatal.
Dia benar-benar pusing.
Aisyah duduk dan mengangkat kakinya di atas meja seperti seorang Boss dan memandang rendah Reyhan yang berdiri dihadapannya karena shock.
Dia bisa melihat bahwa Reyhan El Shaarawy sedang memijat alis di antara kedua matanya berkali-kali sebelum akhirnya duduk.
"Sebenarnya, aku tidak perduli apakah kau akan setuju atau tidak. Aku hanya memberitahumu untuk formalitas saja. Terlepas dari keputusanmu, aku akan tetap pergi."
Reyhan memandang wanita yang sulit dihadapannya, kemudian dia tersenyum seolah mendapatkan ide.
"Baik, bagaimana dengan perjanjian? Aku tidak akan mengusik dan campur tangan dengan urusanmu selama kau mau bekerjasama denganku dengan masalah pernikahan ini. Bagaimana?"
"Apakah kau yakin?"
Aisyah merasa bahwa ini lebih baik daripada dia harus memikirkan cara memutar untuk menghadapi pemuda kekurangan EQ ini.
"Katakan. Selama itu dalam minatku, aku akan setuju. Lagipula aku juga bisa menggunakan kata cerai setiap hari untuk membuatmu tuli. Dengan kualitas EQ mu yang sekarang, aku yakin kau akan menyetujuinya tanpa syarat cepat atau lambat."
Alis Reyhan berkedut berantakan. Wanita ini menyuruh dirinya mengatakan persyaratannya, namun sebelum dia bisa mengatakannya dengan jelas, dia sudah mendapatkan ancaman. Istri macam apa ini? Sekarang dia berharap bahwa dia bisa memutar waktu kembali dan tidak pernah menikahi wanita ini!
"Baik, jangan khawatir. Persyaratannya mudah, kau hanya perlu bekerja sama denganku dan menunjukkan ke dunia luar bahwa kita benar-benar menikah. Itu saja."
"Selain ciuman dan making love, aku bisa melakukan sisanya. Dua hal itu, aku tidak akan memberikannya pada orang yang kekurangan EQ sepertimu."
Reyhan ingin meledak!
Bukankah saat ini yang berhak mengajukan persyaratan adalah dia? Kenapa dia merasa bahwa wanita di depannya ini berdiri lebih tinggi darinya!
Reyhan mencibir, "Cih, siapa yang ingin melakukannya denganmu?! Jangan berharap! Ingat, di dalam kontrak dinyatakan bahwa kau tidak boleh jatuh cinta padaku! Atau ..."
"Begitu juga sebaliknya!" Aisyah tiba-tiba memotong perkataan Reyhan. Setelah mengatakannya, Aisyah berdiri dari kursi dan pergi.
"Ah, jangan lupa kirim perjanjiannya ke kamarku. Jika tidak ada masalah, aku akan menandatanginya. Sekarang, aku akan bersiap membersihkan barang-barangku."
Reyhan: 'GO TO HELL!'
Baru kali ini Reyhan diperintah oleh orang yang lebih rendah darinya. Namun, siapa yang menjadikan gadis itu sangat kuat dan mendominasi dirinya? Yang lebih parah, dia sekarang menjadi istrinya!