Chereads / Nemesis Book / Chapter 17 - Bus Number 404

Chapter 17 - Bus Number 404

UANG yang tersimpan untuk biaya hidupnya selama ini, sudah menyisakan satu koin yang hanya bisa dibelikan satu permen berukuran kecil. Lily hanya memiliki rumah yang besar dan tabungan untuk kuliahnya, yang sudah disiapkan ayahnya saat masih hidup. Selain itu, semuanya sudah habis. Lily pun hanya makan dua kali sehari saat di sekolah. Karena di rumahnya sudah tidak ada makanan. 

"Lily, ini untuk gajimu hari ini," kata pemilik minimarket. Memberikan amplop. 

"Terima kasih, Pak," ucapnya sambil menutup minimarket tersebut. 

"Kerja bagus. Jangan lupa, datang lagi besok, ya," pintanya. 

"B-baik, Pak," jawabnya. 

Setelah pulang kerja, Lily bergegas menaiki bus dan ingin segera memeluk kasur di rumahnya. Pekerjaan pertama yang melelahkan. Lily bahkan memaksa matanya melek dari pada tidur. Karena dia pernah hampir mendapatkan pelecehan seksual di dalam bus oleh penumpang lain. Beruntungnya, hal itu langsung diketahui supir dan dihadang olehnya. Mengingat hal itu, membuat Lily bergidik ngeri. 

Lily terus menerus menjepretkan ikat rambut berwarna hitam pada pergelangan tangannya, agar tidak tidur. Dan seorang wanita, yang merupakan karyawan swasta melihatnya. Dia pun menghampiri Kelly. 

"Apakah kamu sengaja karena takut tertidur?" tanya wanita yang duduk di sampingnya barusan. 

"Ah, i-iya," jawab Lily sedikit malu. 

"Aku pernah melakukan hal itu saat muda. Karena aku takut tidur saat belajar di rumah, saat di tempat les, bahkan saat di dalam transportasi umum. Dan melihatmu seperti tadi, mengingatkan diriku," katanya sambil mengusap tangan Lily. "Jika kamu takut akan ada orang jahat, tenanglah untuk saat ini. Aku akan melindungimu," bisiknya. 

"Be-benarkah? Apa tidak apa-apa?" tanya Lily pada wanita di hadapannya. 

Wanita itu mengangguk dan menyuruhnya tidur. 

'Aku bahkan pernah selelah kamu. Melihat matamu, apakah nasibku dulu adalah nasibmu sekarang? Kamu pergi kerja sambilan, ya. Pasti cukup sulit untuk anak SMA yang sibuk di negara ini. Dan biasanya, yang dikorbankan adalah waktu untuk tidur. Tenangkah, Dik. Kamu akan merasakan buah yang manis dari usaha kerasmu,' batin wanita itu. 

Bus sudah sampai di pemberhentian selanjutnya. 

"Adik, bangun. Kamu sudah sampai," katanya. Membangunkan Lily yang tertidur pulas di bus. 

"Ah, terima kasih, Kak," ucapnya. 

Lily yang akan pergi, ditahan oleh wanita itu. Ternyata, wanita itu memberikan satu kresek makanan dan beberapa lembar uang pada Lily. Walaupun Lily sempat menolaknya karena tidak enak, dia berakhir menerimanya. 

"Kak, terima kasih," ucap Lily. Kepada wanita itu yang masih di dalam bus. 

Lily pun mulai berjalan ke rumahnya sambil menenteng pemberian wanita tadi dengan bahagia. Sampai di rumahnya, Lily tidak langsung membuka apa saja isi dari kresek itu. Tapi Lily membersihkan diri terlebih dahulu di kamar mandi. 

Setelah selesai mandi, Lily mengeringkan rambutnya dengan hairdryer. Dia menyimpan hairdryer sebentar. Dan menekan tombol TV nya untuk melihat siaran acara favoritnya, yaitu tes pengetahuan umum. 

Namun, yang dilihatnya ternyata siaran berita terbaru.

"Hm? Sebentar lagi ternyata," gumam Lily. Bahwa acar favoritnya akan tayang beberapa menit lagi. 

"Selamat malam, Pemirsa. Seputar info terbaru dari kami kali ini adalah ledakan bus nomor 404 yang baru satu jam terjadi, di jalan Core, mengakibatkan 13 orang dinyatakan meninggal dunia dan satu orang dilarikan ke rumah sakit karena luka yang cukup parah. Hal ini disebabkan oleh pria berumur 40 tahun yang diduga mabuk, dan mendapati sedang membawa satu botol besar bensin juga rokok supir yang menyala. Sementar itu, pelaku yang tiba-tiba menyemburkan bensin sedang di interogasi oleh pihak berwajib. Kami, akan berikan info selanjutnya mengenai ini dan berita-berita lain terkini. Demikian berita yang dapat saya laporkan saat ini, Angel Christy, pamit undur diri," ucap salah seorang Reporter di TV tersebut. 

Refleks, Lily menjatuhkan hairdryer yang dia pegang itu. Dia dengan segera melihat sosial media mengenai info bus tadi, karena lebih cepat menyebar dari pada berita dalam TV. 

Dan benar saja. Bus itu adalah bus yang dia tumpangi saat pulang kemari. Dengan cepat Lily membawa jaket tebalnya menuju lokasi kejadian. Karena yang ada di pikirannya saat ini adalah wanita yang dia temui tadi. 

Taxi datang lebih cepat disaat Lily terburu-buru. 

"Ke jalan Core, Pak," pintanya dengan suara yang bergetar. 

"Baik," jawab supir tersebut. 

Lily tampak panik dan menggigit kukunya. Tangannya bergetar. Lututnya terasa lemas. 

"Kak, aku harap kamu selamat," gumamnya. 

Tiga meter ke lokasi kejadian, Lily sudah melihat banyak orang yang berkerumun. 

"Terima kasih, Pak," kata Lily yang dibalas anggukan Pak supir. 

Dan saat Lily melihatnya lebih dekat, banyak yang melihatnya iba. Dan banyak juga yang menjerit dengan tangisnya. Mengadu pada pencipta kenapa harus orang tersayang mereka lah, yang disuruh untuk pulang lebih awal. 

Perasaan ini, mirip dengan perasaan yang Lily rasakan dulu. Kehilangan orang tua merupakan hal menyakitkan dan juga berat baginya. 

Lily masih ingat, selain kakak yang tadi, dia juga melihat sepasang kakek nenek penumpang bus 404. Tidak bisa membayangkan, bagaimana perasaan mereka, saat jenazah diambil satu persatu. 

Seseorang yang merupakan regu para pembawa berita, membisikan sesuatu para Reporter. Dan Reporter itu pun kembali menyiarkan berita terbarunya. 

"Pemirsa, saya akan mengabarkan kabar terbaru ledakan bus 404. Pelaku yang merupakan inisial S, dinyatakan meninggal dunia karena serangan jantung secara tiba-tiba. Dokter mengatakan bahwa pelaku merupakan pecandu minuman keras yang mengakibatkan organ jantung bisa tiba-tiba tidak bekerja. Maka dari itu, pelaku tidak bisa di introgasi karena pelaku meninggal dunia. Walaupun begitu, para keluarga korban masih menunggu para jenazah yang akan di ambil di sini. Dan dari tadi, mereka juga masih meminta keadilan atas kejadian ini. Demikian laporan terbaru. Saya Angel Christy, undur diri," ucapnya yang membuat semua orang, termasuk Lily terkejut. 

Bukan terkejut karena harus iba padanya yang tiba-tiba meninggal. Namun, semua terkejut karena setelah ini tidak tahu harus apa. Keadilan yang mereka harapkan seakan-akan sirna secepat kilat. 

"Oh, Tuhan. Apakah kau sangat menyayanginya hingga mengambilnya sebelum membalas perbuatannya?" kata seorang wanita tua dengan pakaian lusuh. 

Wanita tersebut ternyata merupakan ibu seorang anak yang baru saja mendapatkan pekerjaan di sebuah kantor. Yang dikira akan menyelamatkan kehidupan serba kekurangannya. Wanita itu terus menerus mengatakan bahwa anaknya lebih ceria dari hari biasanya saat  pergi berangkat kerja di hari pertamanya. 

"Anakku, aku pikir saat kamu tersenyum tadi, kamu senang karena itu adalah hari pertamamu kerja. Ternyata itu adalah salam perpisahan paling manis, anakku. Kenapa kamu meninggalkan ibu secepat ini?" katanya. 

Wanita itu menjatuhkan dirinya di atas aspal. Mengetuk aspal tersebut agar mengejutkan bumi, untuk membisikan pada Tuhan, memberikan keajaiban. 

Lily yang tak kuasa menahan sedihnya. Dia pun menghampiri wanita itu perlahan dan memberinya minum juga pundak untuk menangis lebih lama. 

Sekali lagi, hal ini mirip dengannya. Saat kepergian orang tuanya, Lily pun sendiri. Tak ada saudara. Tak ada pula pundak yang mau sukarela untuknya walaupun beberapa menit saja. Maka dari itu, Lily melakukan hal ini, karena tidak mau orang lain merasakan hal yang sama. 

Sambil memberikan pundaknya itu, Lily melihat Daniel yang sedang memegang buku hitamnya. 

'Apa yang dia lakukan dengan buku itu di tengah jalan seperti ini?' batinnya penasaran.