SUDAH satu bulan Kelly belajar menjadi manusia. Hal itu, dibantu oleh Hanna dan Robert. Apalagi, Robert sekarang sudah mulai menyukai Kelly karena Kelly penurut. Kelly benar-benar bisa banyak hal sekarang. Dari mulai berbicara, cara manusia menggunakan sesuatu bahkan, belajar buku SMA. Yang terakhir membuat semuanya terkejut. Sampai Hanna, berpikir untuk memasukkannya ke sekolah karena cepat belajar. Ini mungkin tidak bisa dipercaya. Tapi, Siren itu cepat belajar. Walaupun belum ada penelitian yang pasti. Robert dan Hanna merasakan perkembangan Kelly yang sangat melesat.
Di tengah ruang tamu, mereka masih menatap Kelly dengan mulut menganga.
"Kelly, kamu jenius. Benarkah kamu tidak pernah sekolah?" tanya Hanna yang masih tidak percaya bahwa Kelly tidak pernah sekolah.
"Ibu, jangan-jangan, dia memang hilang ingatan. Dia mungkin sempat kecelakaan, bu," kata Robert dengan suara yang antusias. "Kelly, kamu benar-benar keren!" kata Robert yang memuji Kelly dengan dua ibu jari yang diacungkan.
"Terima kasih, Robert. Aku akan belajar banyak denganmu," balas Kelly sambil duduk lurus dan bahu tegak.
"Kelly, maukah kamu sekolah lagi?" tanya Hanna.
"A-aku tidak pernah sekolah," jawab Kelly.
Fakta bahwa Kelly tidak pernah sekolah itu benar. Di lautan tidak ada sekolah. Namun, Poseidon mengadakan ruangan kecil untuk siapapun yang ingin belajar membaca saja. Kelly memang sudah belajar di sana. Namun, hanya membaca dan tidak ada tingkatan-tingkatan seperti di daratan. Namun, jelas sekali dia tidak akan mengatakan hal itu kepada Hanna atau dia melakukannya karena bodoh.
"Kalau begitu, kamu mau,' kan? Melanjutkan pendidikanmu," tawar Hanna yakin.
"Apakah aku akan mendapatkan teman?" tanya Kelly ragu.
"Ah, kamu kesal, ya, di sini sendirian? Robert pun cukup sibuk dan tidak menyenangkan karena bukan seumuran," katanya.
"Ah, tidak! Robert menyenangkan. Tapi, aku ingin bermain dengan gadis seumuranku," balasnya yang merasa bersalah. "Jadi, kalau aku sekolah, apakah aku akan mendapatkan teman yang banyak?" tanya Kelly berusaha memastikan.
"Bukan hanya para gadis, kamu akan menemukan banyak laki-laki tampan di sana. Jadi, orang kuno sepertimu akan mendapatkan salah satu dari mereka. Mungkin kalo ada yang mau. Hahaha," ejek Robert.
Hanna hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Kelly, aku akan membantumu merias wajah tipis-tipis. Kamu tidak boleh terlihat kusam, ya," kata Hanna sambil memikirkan model rambut apa yang cocok denganya.
"Karena ini hari libur, kita jalan-jalan, yuk," ajak Hanna yang merangkul mereka.
"Jalan-jalan? Aku mau, bu," balasnya girang.
Hal itu membuat Kelly senang. Dia sudah lama tidak jalan-jalan. Hidupnya dia habiskan dengan membaca buku dan bermain dengan para Siren lain. Hingga sudut mulutnya turun seketika, ketika dia memikirkan Anna dan Olix yang berada di lautan saat ini.
'Ah, aku harus mencarimu, Anna. Aku harus fokus dengan misiku kali ini. Tunggu aku, Anna,' batinnya.
"Kelly, kamu tidak senang?" tanya Robert.
"A-aku senang. Aku hanya merasa ini pertama kali bagiku," ucapnya yang membuat Hanna menjatuhkan satu tetes air matanya.
"Kamu tidak pernah jalan-jalan? Atau, keluargamu sangat sibuk? Malang sekali gadis ini," kata Hanna yang kembali memeluk Kelly erat. "Kelly, diluar keras dan dingin, ya. Kamu di sini aman, Kelly. Aku akan menunggu kamu menceritakan kamu berasal dari mana saat semuanya ingat," sambungnya.
Pernyataan itu membuat Kelly membisu. Kelly bingung dengan apa yang dihadapkannya kali ini. Bibi Hanna sangat baik baginya. Tapi, dia tidak bisa se sayang itu kepada manusia yang menyakiti leluhurnya. "Maaf, bibi. Aku masih tidak ingat apa-apa," katanya yang jelas kebohongan besar. Hilang ingatan dari mana, Kelly tidak hilang ingatan.
"Kelly, jika kamu ingat semuanya, apakah kamu akan kembali kepada keluargamu? Aku lebih ingin kamu tinggal di sini dan bergabung dengan kami," kata Robert yang membujuk Kelly.
Kelly pun terdiam sekejap. 'Bagaimana aku mengatakannya. Robert, aku tidak bisa tinggal di sini lebih lama. Andai kalian tahu maksudku, aku akan ditendang saat ini juga,' batinnya. "Aku berharap yang sama, Robert. Aku juga sangat betah bersama kalian," ucapnya penuh keragu-raguan namun dengan suara meyakinkan dan lantang.
"Cepat ganti baju. Kita akan makan di restoran dan berbelanja," perintah Hanna.
Kelly dan Robert pun dengan cepat berganti baju. Kemudian, mereka pun berangkat menggunakan mobil milik mendiang ayah Robert.
"Hanna, apakah ini juga asing bagimu?" tanya Robert.
"Aku pernah melihatnya. Tapi, baru kali ini menaikinya. Jadi sangat gugup," balas Kelly malu.
"Kalau begitu, aku akan sering mengajakmu menggunakan mobil tua ini," ucap Hanna yang sekali-kali menatap Kelly yang duduk di kursi belakang.
"Terima kasih, bibi. Anda sangat baik," puji Kelly yang merasa tersanjung dengan itikad baiknya itu.
Angin malam yang dingin. Para manusia yang diterangi lampu jalan dan juga bulan yang bersinar. Membuat kota ini bagaikan surga bagi Kelly. Di tempatnya tidak seperti ini. Cahaya hanya ada berada di titik-titik kota saja.
'Ini sangat hebat. Bisa-bisa aku kesenangan bersama mereka hingga lupa tujuan awal,' batinnya.
Mobil pun berhenti tanda mereka akan mengunjungi tempat pertama. "Ayo, Kelly," ajak Hanna yang merangkul gadis itu.
Kini, mereka memasuki sebuah toko baju anak sekolah. Hanna yang terlihat berbincang lama dengan pelayan toko dan Kelly yang sedari tadi melihat-lihat baju yang melimpah baginya. Sedangkan, Robert. Dia fokus bermain game.
"Kelly, kemari. Ayo dicoba, ya," pinta Hanna.
Kelly pun mencoba seragam tersebut.
Saat Hanna sibuk berbicara mengenai seragam beberapa sekolah, Kelly pun keluar dari kamar ganti. Bagaikan mawar yang baru bermekar, Kelly terlihat sangat cantik dan menawan dengan seragamnya itu.
Robert yang sedang meminum susu pisangnya tak sengaja menumpahkan susu tersebut karena sibuk melihat Kelly.
"Apa aku bilang, kamu sangat cantik memakai seragam ini," kata Hanna sambil merapikan sedikit seragamnya.
"Wah, kamu akan jadi selebriti di sekolah," puji salah satu pelayan toko tersebut.
"Dibungkus. Saya mau ini," pinta Hanna kepada pelayan tersebut.
"Baik, bu," jawabnya.
"Setelah ini, kita akan pergi ke toko buku, ya. Kita akan membeli kebutuhan sekolahmu," ucapnya.
"Bu, kapan kita akan ke mall? Aku ingin bermain di sana," tanya Robert yang tidak sabar bermain.
"Setelah ke toko buku, ya. Kamu ingin pergi main? Ibu kabulkan. Asalkan?" tanya Hanna yang wajib di jawab Robert.
"Sa-bar," jawabnya melas.
"Ini, bu," kata pelayan toko yang memberikan sepasang seragam itu dengan balutan paper bag coklat.
"Terima kasih," kata Hanna
"Ayo, cepat. Semuanya harus selesai malam ini," kata Hanna.
Saat mereka berjalan menuju mobilnya, tak disangka bertemu Peter. Peter melihat Kelly terkejut. Namun, gadis itu bersembunyi di belakang Hanna.
Peter menatapnya dengan smirknya, lalu kedua matanya itu melihat kembali Robert dan Hanna untuk menyapa.
"Apa kabar, bibi Hanna? Siapakah gadis cantik itu?" tanya Peter yang membuat Kelly semakin ingin mengecilkan dirinya sebesar semut saja.