JAM berbentuk persegi yang diletakan di ruang tamu, tampak indah dan klasik. Suara ketukan demi ketukan jarum jam, menggelitik Lily yang sedang berbaring. Matanya mulai membuka dan Lily terkejut. Karena tidak ada ekornya. Ah, dia baru sadar kalau dia sedang di daratan saat ini. Rasa sesak di dada semakin sakit. Kelly yang tidak terbiasa dengan daratan, memikirkan berpuluh-puluh cara untuk keluar dari tempat tersebut. Gadis itu mengutuk dirinya sendiri. karena misinya selalu gagal.
Suara ombak bertabrakan dengan pisau yang menyayat para ikan ditambah bau amis. Hal itu, membuat Lily semakin lapar, hingga suara cacing demo keras di perutnya.
Klubuk! Klubuk!
"Selamat pagi, Kelly. Sudah bangun? Bagaimana? Sudah baikan?" tanya Hanna yang sibuk mondar mandir seraya mengambil beberapa ikan yang akan diolah.
"Selamat pagi, kak Kelly," sapa anak menggemaskan tersebut dengan menguap lalu menutupnya dengan tangan.
Tak kunjung mendapat jawaban. Robert pun menaikan satu alisnya heran. "Kenapa tidak menjawab? Kamu sangat jutek," caci Robert kepada Kelly.
"Ish, tidak boleh berbicara seperti itu. Ibu sudah bilang, dia pasti masih terkejut," paparnya.
"Baiklah," jawab Robert.
"Cepat kamu ambilkan makan untuknya, Robert. Dan kamu, Kelly, bisa menggunakan kamar mandi sana untuk kamu mandi, ya," kata Hanna dengan menunjuk pintu berwarna biru itu. Kelly hanya duduk terdiam menatap Hanna dengan bingung.
"Hm? Ah, Robert! Bantu Kelly ke kamar mandi, ya," perintahnya.
"Argh! Tidak mau! Aku mau menonton kartun," kata Robert yang menolak menolong Kelly saat itu dan sibuk dengan keripik kentang yang dia makan depan televisi.
"Robert!" bentak Hanna bersamaan dengan pisau yang di banting keras kepada papan kayu tempat memotong ikan.
"Aish, iya, bu," jawabnya mau. Walaupun menatap gadis itu kesal. Sebelum menolong gadis itu, Robert menatap tajam kemudian mengarahkan kedua jari ke matanya dan mata Kelly.
Kelly yang melihat itu terkejut. Dia membelalakan matanya dengan tubuh tegap. Lalu, mengerutkan kening dan membulatkan matanya sesuai arahan tangan anak itu.
Hanna yang melihat itu kesal. "Robert, uang jajanmu ibu potong," ancamnya.
"J-jangan ibu. Cepatlah, Kelly," perintahnya. "Ini! Ini pintu kamar mandinya. Sangat dekat! Kamu bisa sendiri, 'kan? Awas saja mengganggu lagi," jelasnya dengan tangan menunjuk-nunjuk.
Kelly yang melihat anak itu tidak suka. Kelly pun memasuki kamar mandi yang tampak asing baginya. Dari mulai memegang kloset dan lain-lain. Hingga saat dia memegang shower tak sengaja menyembur dirinya.
"Aaaaaa!!!" Kelly menjerit karena tekanan air yang menyembur itu.
Tok! Tok! Tok!
Hanna yang berlari dan meninggalkan ikan yang akan dipotong. Langsung memeriksa hadis itu.
"Kelly, apakah kamu tidak apa-apa?" tanya Hanna dengan raut wajah yang mengkerut khawatir.
"Aish, wanita itu membuat keributan lagi. Sebenarnya dia itu siapa?" gumam Robert.
"Ti-tidak apa-apa," jawab Kelly menebak bahasanya itu. Tidak disangka jawaban itu membuat Hanna tertawa dan juga senang dengan suara Kelly.
"Hah? A-hahaha. Kelly! Aku pikir kamu tidak bisa berbicara," kata Robert mengejeknya yang dibalas dengan pukulan yang mendarat di lengannya itu.
'Hah? Dia bicara apa?' batin Kelly. Namun, dia tahu bahwa Robert mengejeknya saat ini. Namun, Kelly membiarkan bualan yang keluar dari mulut bocah gendut itu.
Kelly yang dikenal cepat belajar, diapun mulai paham bagaimana menggunakan kamar mandi para manusia.
PLAK!
Dentuman yang di lantai tersebut berasal dari gadis itu yang berubah menjadi Siren.
"Ah, ini tidak baik. Aku harus cepat menyelesaikannya kemudian, mengusap ekor dan tubuhku dengan kain putih itu," gumam gadis itu yang panik dengan wujudnya sekarang. Takut, mereka melihatnya.
Setelah berhasil mengelap ekor dan tubuhnya, Kelly pun berhasil menjadi manusia. Dia pun berpura-pura mengeringkan rambutnya menggunakan handuk putih. Hal itu, dipelajari Kelly saat Hanna mandi tadi pagi.
"Sudah mandi?" Ah, kamu menggunakan baju itu lagi? Ah, tidak apa-apa. Aku akan memberimu baju milikku walaupun, kuno? Tidak apa-apakan?" tanya Hanna yang memastikan Kelly mau memakainya.
'Aish, dia bilang apa? Jawab saja asal,' batinnya yang gugup. "Tidak apa-apa," jawabnya santai dengan tubuh kaku.
"Kamu sangat kurus, Kelly. Ayo, setelah ganti pakaian, kita makan, ya," kata Hanna sambil menunjuk ikan yang tengah dia bakar.
Kelly yang mengerti untuk hal ini, langsung mengangguk kepalanya cepat.
Hanna yang melihat reaksi Kelly terkejut dan juga senang. "Ah, baiklah. Kamu sudah lapar, ya. Aku akan memasak ikannya sekarang," katanya lagi.
Kemudiaan, Kelly membalas dengan anggukan lagi. Setelah Hanna keluar dari kamarnya. Kelly pun terheran dengan dirinya. "Kenapa aku mengerti yang dimaksud dengan dia? Ah, aku hanya pintar saja," ucapnya dengan percaya diri.
"Kelly! Apakah sudah selesai?" kata Hanna yang memanggil gadis itu.
"Iya," jawabnya mengikuti nada teriakan Hanna.
"A-hahaha. Dia mengejekmu, bu. Dia meniru gaya bicara ibu. Hahaha," kata Robert yang mengejek ibunya sekarang.
Kelly pun datang dengan pakaian kuno milik ibunya itu. Lalu, berjalan aneh seperti pinguin.
"Wah, kamu selebriti zaman dulu, Kelly," celetuk Robert.
Hanna mencubit Robert dengan tangan yang disembunyikan di balik meja.
"Aw, ah, ibu sakit," ucapnya yang meringis.
"Shtt" balasnya. "Sini, nak. Ayo, duduk. Makanlah," ajaknya yang memberikan nasi dan juga ikan yang dia bakar.
Kelly yang tidak mengerti cara makan manusia, dia pun makan menggunakan tangan seperti menggigit benda besar dengan kasar.
Robertt yang melihat itu bergidik ngeri. "Hey, apakah kau monster? Makanlah pelan-pelan. Itu menjijikan!" Robert membentak Kelly yang dibalas dengan Kelly yang heran.
'Apalagi yang dia katakan? Dia marah lagi? Aish, menyebalkan. Aku juga mau makan,' batinnya yang sedari tadi berisik.
Namun, Robert tidak seperti itu. Dia adalah anak yang baik. Namun terkadang, ucapannya yang terus terang, membuat Kelly kesal.
"Sini, aku ajarkan. Begini cara makan itu. Aish, kamu bukan bayi harusnya kamu paham," sindirnya sambil membantu Kelly makan.
Hal itu, dibalas senyuman manis Kelly. Kelly sangat senang diajarkan makan oleh Robert. Dan Robert yang melihat Kelly senang, dia ketagihan untuk membantunya lebih banyak. "Kamu tidak bisa apa saja? Aku akan membantumu. Termasuk ... mengajarkan berbicara. Ah, aku tidak mengerti kamu berasal dari mana. Tapi, aku akan membantumu. Sebagai gantinya, suapi aku kentang setiap hari," kata Robert sekaligus dengan bahasa tangannya.
Kelly yang mengerti hal itu, dia pun menuruti kemauannya. Walaupun dalam hati paling dalam, dia mau tidak mau melakukan hal itu. Terkadang, dia lupa dengan tujuan awalnya. Semua kebaikan dan kehangatan mereka yang tidak Kelly dapat, membuatnya buta sementara. Kelly pun selalu memukul kepala pelan untuk sadar apa yang dia lakukanlah. Dia selalu ingat, hidup sementara dengan mereka. Dirinya berpikir supaya mereka yang membantunya untuk menjadi manusia agar misi menyusupnya berhasil.