Berlanjut.
"Kakak Rihanna!"
Sebelumnya ada seseorang yang memanggil Rihanna, sontak dari panggilan itu membuat Rihanna terkejut.
Dia berbalik badan untuk.melihat siapa yang sudah memanggilnya, dan ternyata….
"Kwang Soo? Sedang apa kamu di sekolah malam-malam seperti ini?"
Jadi yang memanggilnya tadi adalah Kwang Soo. Pantas jika dia memanggil Rihanna dengan sebutan "Kakak" namun, apa yang dilakukan Kwang Soo di sini? Di tengah malam seperti ini?
"Aku…."
Untuk sesaat Kwang Soo tampak gugup untuk menjawab pertanyaan dari Rihanna tersebut.
"Aku, apa? Katakan apa yang membawamu datang kemari? Tidak mungkin tanpa sebab kan, Kwang Soo?"
Kembali Rihanna menanyakan hal tersebut pada Kwang Soo.
"Tadi aku sedang lewat di area dekat sini. Saat itu juga aku mendengar suara teriakan dari kejauhan, dan membuatku datang kemari untuk mencari tahu siapakah yang sudah berteriak. Dan ternyata aku bertemu dengan kakak di sini…."
Kwang Soo berdalil demikian. Sikapnya begitu tenang seperti biasanya. Rihanna begitu memperhatikan remaja laki-laki ini dengan begitu serius.
"Lalu, apa yang kakak sendiri lakukan di sekolah ini? Dan tongkat kayu itu, untuk apa? Mengapa kakak membawa tongkat kayu seperti ingin memukul seseorang saja? Lalu, tali itu, untuk apa kakak? Apa kakak ingin menangkap seseorang yang ada di sini?"
Semuanya dipertanyakan oleh Kwang Soo. Dari tongkat, hingga tali yang Rihanna bawa ditanyakan olehnya. Dan itu membuat Rihanna tidak dapat mengelak ataupun mencari-cari alasan.
"Oh, tongkat dan tali ini? Tongkat ini untuk memukul, dan tali ini untuk mengikat. Aku sedang mengejar pencuri di sekitaran sini. Apakah tadi kamu melihat seseorang yang berpakaian hitam? Mungkin saja kau melihatnya, Kwang Soo?"
Tidak dapat disembunyikan. Mungkin saja dengan adanya Kwang Soo di sini akan bisa membantunya. Pikir Rihanna ke arah sana.
"Seorang pencuri ya? Apakah dia memakai jaket hitam?"
Kwang Soo bertanya terlebih dahulu untuk memastikan benar atau tidak.
"Iya," singkat Rihanna.
"Apa dia juga memakai topi hitam?"
"Iya, iya… Orang itu memakai topi hitam polos dan memakai topeng juga. Apa kamu melihatnya tadi?"
"Iya, kakak. Tadi aku melihat seseorang dengan ciri-ciri yang kakak sebutkan itu…."
"Kamu melihatnya di mana? Cepat katakan pada kakak di mana kamu melihatnya? Karena dia adalah seorang pem… Maksud kakak, pencurinya."
Dia tidak mungkin mengatakan jika orang dalam ciri-ciri itu adalah pelaku dari pembunuhan dua gadis di ruangan sains. Jika Kwang Soo mengetahui itu, kemungkinan dia akan curiga kepada Rihanna sendiri.
"Oh, pencuri itu. Aku tadi melihatnya berlari keluar dari gerbang sekolah Kak. Tadi aku sempat berpapasan dengannya di sana."
Kwang Soo menunjukan arahnya kepada Rihanna, dan itu langsung saja dipercayai oleh Rihanna.
"Oh, baiklah. Terima kasih."
Tanpa pikir panjang Rihanna pergi begitu saja, dan melupakan jika dirinya harus kembali pada Raeni.
Dia berlari menuju gerbang seperti yang dikatakan Kwang Soo. Mendapatkan petunjuk itu memantik semangat Rihanna menajadi besar. Dia tidak akan membuang waktu lagi untuk tidak mengejar pelakunya.
Sementara Rihanna sibuk untuk menangkap pelakunya, Kwang Soo yang berdiri sendiri di sana tak akan berdiam diri saja.
Dia juga terlihat berlari, namun arahnya berbeda dengan tujuan Rihanna tadi. Mungkinkah dia ingin pergi menemui Raeni?
Namun, bagaimana bisa dia berpikir untuk menjumpai Raeni? Secara dia tidak tahu jika Rihanna datang dengan Raeni pula?
*****
Meninggalkan keanehan dari kedatangan Kwang Soo, semenara itu Raeni masih menjaga gadis tersebut di sana.
Gadisnya ternyata masih tak sadarkan diri juga. Karena hal itu membuat Raeni menjadi cemas.
Dia ingin membawa gadis yang tidak dia ketahui namanya itu ke klinik, namun jika dia menbawanya ke klinik sekolah takutnya Rihanna datang.
Jadi, Raeni dilanda gundah saat ini juga. Dan ditambah Rihanna yang tak kunjung datang pula. Membuat dirinya kian gelisah.
"Aku harus bagaimana ini? Gadis ini tidak mau sadarkan diri juga. Dan kakak sudah lama perginya, dan belum juga kembali. Apa yang harus kau lakukan sekarang? Haruskah aku memawa dia ke klinik? Tapi, jika aku membawanya, apakah kakak tidak akan mencariku? Ah, apa yang harus aku pilih?"
Dia kesal dengan dirinya sendiri. Sulit mengambil keputusan harus ke klinik atau tetap bertahan dengan gadis itu yang tak mau sadar juga.
Mondar-mandiri ke sana kemari. Raeni tampak gelisa dan tak bisa duduk dengan tenag. Sesekali dia melihat keadaan gadis itu. Dan sepertinya belum ada tanda-tanda dia akan terbangun.
Disaat kegundahan yang sedang melanda hatinya, ketika itu juga Kwang Soo datang pada Raeni.
"Raeni!" Dia berteriak dengan begitu keras, hingga Raeni pun dibuat terkejut olehnya.
"Kwang Soo! Apa yang sedang kamu lakukan di sini?"
Raeni datang mendekat, dan bertanya demikian pada Kwang Soo yang datang entah dari mana.
"Tolong aku Raeni!"
Terdengar pula suara rintihannya. Dan dirinya juga langsung tersungkur di bawah kaki Raeni. Lalu, bersamaan dengan jatuhnya Kwang Soo, Raeni ikut panik di dalamnya.
"Apa yang sedang terjadi kepadamu? Mengapa kamu terluka? Siapa yang sudah melukaimu sampai seperti ini?"
Kwang Soo tersungkur bukan tanpa sebab. Dia terluka di bagian perutnya. Tampak ada bercak noda di sekitaran perut hingga kakinya. Dan hal itu yang membuat pemuda ini menjadi lemas.
"Tolong aku Raeni! Selamatkan kakak Rihanna, Raeni!" Kwang Soo merintih dengan begitu meyakinkan.
Dia mengatakan jika Rihanna sedang membutuhkan pertolongan.
"Kakak Rihanna? Ada apa dengan kakak Rihanna? Kenapa dengan dia? Kwang Soo katakan semuanya! Apa yang sedang terjadi dengan dirimu dan Kakak Rihanna?"
Wajahnya berubah pucat. Raeni begitu panik ketika mendengar kabar Kakaknya sedang dalam bahaya.
"Di sana Raeni! Tadi kami sempat bertemu di sana. Kami bertarung bersama untuk mengalahkan pencuri itu. Namun, sayang pencuri itu berhasil melukaiku dengan senjatanya… Dan sekarang Kakak Rihanna masih bertarung dengan pencuri itu di sana… Cepat selamatkan kakak Rihanna, Raeni. Dia sedang membutuhkan pertolonganmu Raeni."
Cairan merah mulai tampak keluar dari mukut Kwang Soo. Dan dari sanalah Raeni semakin panik.
"Cepat selamatkan kakak Rihanna, sebelum penjahat itu melukai Kakak Rihanna juga, Raeni!"
Remaja ini dalam taham bimbang. Raeni sulit memutuskan haruskah dia pergi menyelamatkan kakaknya atau dia harus tetap bertahan di sana seperti yang sudah kakaknya amanatkan?
"Uhuk… Uhuk… Cepat Raeni, kakak Rihanna pasti sekarang sedang memerlukan bantuanmu."
"Tapi, Kwang Soo. Jika aku pergi bagaimana dengan gadis ini? Aku tidak bisa meninggalkannya di sini! Kakak Rihanna mengatakan jika aku harus tetap di sini sampai dia kembali."
"Tapi dia tidak akan kembali, Raeni! Kakak Rihanna tidak akan kembali ke sini, karena dia sekarang dalam bahaya. Kamu harus menyelamatkannya, Raeni. Dia dalam bahaya Raeni!"
"Tapi…."
Masih ada keraguan dalam hatinya untuk bisa pergi.
"Tenang ada aku di sini. Aku yang akan menjaga gadis ini untukmu. Kamu bisa pergi menyelamatkan Kakak Rihanna, dan biarkan gadis ini bersamaku, Raeni!"
Raeni belum memberikan responnya. Dia malah tampak melamun dan terpaku di sana. Entah apa yang dia pikirkan sekarang, namun dirinya harus cepat jika ingin kakaknya selamat.
"Cepat Raeni!"
Kwang meneriakinya, dan saat itu pula Raeni tersadar.
"Baiklah! Aku akan pergi. Tapi jaga gadis ini baik-baik Kwang Soo!"
"Iya, cepatlah!"
"Aku akan segera kembali!"
Raeni berlari meninggalkan gadis itu bersama dengan Kwang Soo.
Entah apa yang Raeni pikirkan? Dia sangatlah mempercayai Kwang Soo. Tanpa sadar Raeni telah membahayakan nyawa gadis itu.
"Pergilah! Selamatkanlah kakakmu itu, dan jangan pernah kembali lagi. Gadis payah!"
Demikianlah Kwang Soo berkata.
****
Sementara itu Raeni yang berlari dengan perasaan cemas tersebut mencoba mencari keberadaan Rihanna yang entah di mana tempatnya?
Raeni hanya mendatangi tempat itu sesuai dengan petunjuk yang diberikan Kwang Soo saja.
Di sela-sela mencari. Tatakhayal Raeni pun akhirnya bertemu dengan Rihanna.
"Kakak!" Dia memanggilnya dengan perasaan yang bercampur aduk.
Rihanna yang datang dari kejauhan mendengar suara teriakan dari adiknya tersebut.
Dan ketika itu dia pun segera berlari saat tahu Raeni berada di sana pula.
"Kakak tidak apa-apa bukan? Apa kakak terluka? Kwang Soo mengatakan jika kakak diserang oleh pelaku itu, hingga aku datang untuk menolong kakak."
"Apa maksudmu aku diserang? Kakak baik-baik saja. Tidak ada yang menyerang kakak. Lalu, mengapa kau di sini? Siapa yang menjaga gadis itu di sana?"
"Kwang Soo, kakak."
Keduanya belum menyadari apa-apa. Dan Raeni juga tak berpikir jika dirinya sedang dipermainkan oleh Kwang Soo.
"Mengapa kau meninggalkannya di sana? Kakak sudah katakan jangan pergi sebelum kakak kembali, tapi kenapa kamu pergi!"
Rihanna memarahinya. Dia sungguh kesal terhadap Raeni ini.
"Maafkan aku kakak. Aku datang karena aku ingin menyelamatkan kakak itu saja."
"Menyelamatkanku bagaimana? Aku ini baik-baik saja!"
Dia masih berkata marah pada Raeni. Hingga akhirnya Rihanna menyadari sesuatu.
"Tadi kau mengatakan, kau bertemu dengan Kwang Soo. Sekarang di mana dia?"
"Di sana kakak. Bersama dengan gadis itu."
Dia sungguh belum menyadarinya. Sampai kakaknya berkata.
"Nyawa gadis itu dalam bahaya sekarang. Kita harus cepat! Atau Kwang Soo akan membunuhnya!"
Rihanna bepikir ke sana. Dia mencurigai jika Kwang Soo adalah penjahat tersebut. Namun, dia juga belum dapat memastikan semuanya. Sebelum dirinya dan Raeni bertemu dengan Kwang Soo.
"Iya, kak. Mungkin gadis itu?"
Pada akhirnya pikirannya baru terbuka. Dan saat itu juga mereka pergi bersama untuk menemui Kwang Soo serta gadis itu.
Sempatkah Raeni dan Rihanna menyelamtakan nyawa gadis itu?
Mungkinkah Kwang Soo pembunuhnya?
Penasaran?