Chereads / CINTA PENGANTIN MASA LALU / Chapter 27 - 27. Tipu daya

Chapter 27 - 27. Tipu daya

Berlanjut.

"Kakak, jangan-jangan Kwang Soo?"

Menduga-duga dari Raeni.

"Kita harus segera kesana, Raeni!"

"Iya, Kak."

Keduanya mulai panik. Mereka baru saja menyadari bahwa kedatangan Kwang Soo ke sekolah bukanlah hal kebetulan.

Seharusnya mereka menyadarinya sejak awal. Sebelum terlambat kakak beradik ini segera berlari menuju tempat sebelumnya, semoga saja mereka belum terlambat.

****

Sampailah keduanya di tempat semula. Ternyata di sana Kwang Soo masih berada di sana bersama dengan gadisnya tepat di tepi Kwang Soo.

"Kwang Soo!"

Keduanya berlari bersama-sama untuk mendatangi Kwang Soo yang ternyata tidak sadarkan diri itu.

"Kakak sepertinya dia pingsan, kak?"

Raeni memeriksa keadaannya terlebih dahulu. Bercak nodanya semakin menutupi pakaian Kwang Soo hingga keseluruhannya.

"Tampaknya dia kehabisan darah kak!"

Itulah praduga semula yang Raeni dapatkan.

"Lalu bagaimana dengan gadis itu, Kak? Apa dia masih tak sadarkan diri?"

Rihanna diam tak menggubris pertanyaan Raeni. Dia tampak terpaku di sisi gadisnya, hingga Raeni datang untuk mendekat.

"Kakak!" Dia memanggilnya. Dan terlihat kakaknya yang ternyata sedang terdiam membisu, seakan-akan habis melihat sesuatu yang mengejutkan.

"Raeni!"

Terdengar suaranya yang merintih, serta sorot mata yang begitu memelas. Seketika Raeni pun ikut panik ketika melihatnya.

"Kita sudah gagal!"

"Apa maksud kakak? Gadis ini bukankah dia masih ada di sini, dan dia pastinya masih selamat bukan, kak?"

Raeni belum menyadarinya. Betapa dia belum melihat hal yang sangat mengerikan.

"Raeni!"

Rihanna menuntun tangannya Raeni untuk menyentuh tubuh gadis tersebut.

"Ada apa kakak?" Tampak wajah bingung yang Raeni tunjukan.

Dia meraba-raba tubuh itu seperti yang kakaknya tunjukan. Semula Raeni tidak merasakan apa-apa, namun setelah itu betapa terkejutnya dia.

"Kakak!" Wajahnya berubah menjadi pucat, ketika setiap jari-jemarinya merasakan kehangatan.

Raeni mengangkat tangannya untuk memastikan sesuatu.

"Aaa!" Dia menjerit secara tiba-tiba. Dia menepi ketika tahu tangannya telah berlumur bercak noda yang sangat banyak.

"Kakak!" Dia terus memanggil kakaknya. Perasaan yang semula hampir tenang, kini berubah menjadi ketegangan.

"Iya… Kita sudah gagal Raeni."

Wajah kepasrahan terdengar jelas dari rintihan Rihanna. Dia tak bisa menyelamatkan gadis tersebut dari penjahat itu.

"Ini tidak mungkin kakak! Ini pasti bohong! Dia tidak tewas bukan, kak? Tadi saat aku menjaganya dia masih bernapas dan tidak ada bercak nodanya! Tapi kenapa setelah aku pergi dia menjadi seperti ini? Pasti aku bermimpi, kak!"

Raeni begitu tidak mempercayainya. Dia yang mengesot sampai ke belakang itu mencoba untuk tidak percaya jika gadis itu telah meninggal.

"Raeni, tenanglah!"

Rihanna datang untuk mendekap adiknya tersebut. Dia memeluknya, dengan sedikit kesedihan di dalam lubuk hatinya.

"Ini tidak mungkin kakak! Aku pasti sedang bermimpi, kakak! Benar kan kakak? Dia tidak meninggalkan, kak?"

Raeni terus mengatakan jika dia sedang bermimpi. Dia juga bahkan sampai memberontak ketika kakaknya memeluknya.

"Ini tidak benar kakak! Pasti aku sedang bermimpi! Bercak noda ini bukanlah miliknya, melainkan dari Kwang Soo!"

Dalam dugaannya bercak noda yang menghias di telapak tangannya adalah noda dari Kwang Soo, bukan dari gadis tersebut.

"Raeni, tenanglah! Kamu harus bisa mengatur emosimu, Raeni!"

Terus didekap, dan dipeluk. Namun, Raeni yang merasa tak terima itu semakin meronta-ronta. Mungkin karena takut atau dia merasa menyesal karena telah membuat gadis itu meninggal, entahlah.

Sepertinya batin Raeni kini tengah terguncang.

"Katakan kakak, jika dia tidak meninggal! Yang aku lihat ini pastinya bukan nyata. Gadis itu tidak meninggal bukan, kakak? Katakan padaku kakak! Katakan, kak!"

Dia meminta hal lain yang tidak mungkin Rihanna berikan.

"Tenanglah, Raeni! Kamu jangan seperti ini! Terimalah Raeni!"

Perasaannya begitu campur aduk. Di satu sisi Rihanna juga merasa bersalah karena telah lalai untuk menjaga gadis itu. Akan tetapi, disisi lain ada adiknya yang tengah terguncang batinnya.

Rihanna ingin menangis ketika melihat keadaan adiknya, namun dia harus bisa kuat dan tabah melewati setiap cobaan ini.

Lelah ataupun apa? Raeni pun jatuh pingsan dalam pelukan kakaknya.

"Raeni!" Rihanna mencoba menepuk-nepuk kedua pipinya Raeni, berusaha untuk membangunkannya.

"Aku harus bagaimana ini? Siapa yang harus diriku selamatkan dahulu, adikku atau gadis itu?"

Dia bimbang dengan keputusannya. Haruskah dia membawa pergi Raeni terlebih dahulu, atau dirinya menyelamatkan gadis yang sudah sekarat itu?

"Selamatkan saja adikmu itu! Biarkan gadis ini aku yang akan menolongnya!"

Tiba-tiba saja ada yang datang. Dia seseorang yang berbeda penampilannya.

Dia yang sigap segera mengangkat tubuh gadis tersebut. Dia menggendong gadis itu tepat di depan mata Raeni.

"Kamu siapa? Mengapa kamu ingin membantu kami?" Rihanna masih bingung dengan bantuan yang datang secara mendadak ini.

Sembari memapah adiknya, Rihanna mencoba untuk berdiri kembali.

"Belum saatnya kamu tahu. Saat ini yang terpenting segera selamatkan nyawa gadis ini, dan kalian segera pergi dari sini sebelum polisi datang ke tempat ini!"

"Baiklah. Jika memang seperti itu aku akan segera membawa pergi adikku. Tolong, ya selamatkan gadis itu….," balas Rihanna.

"Iya. Cepatlah pergi!"

Orang itu memerinah dengan tegas. Dia yang sudah menggendong gadisnya segera bergegas meninggalkan area sekitar sana. Termasuk Rihanna yang juga ikut pergi membawa Raeni yang jatuh pingsan tak sadarkan diri itu.

Mereka sama-sama pergi dari sana, dan meninggalkan Kwang Soo seorang diri di tempat itu.

Mau bagaimana lagi. Rihanna tidak bisa membawa dua orang dalam satu kali jalan. Dia hanya dapat menyelamatkan satu nyawa di antara dua pilihan. Dan tentunya dia memilih untuk menyelamatkan Raeni.

Tak berselang waktu lama dari kepergian Rihanna beserta sosok misterius tersebut, saat itu pula para petugas polisi mendatangi tempat kejadian.

Jika telat sedikit saja kemungkinan Rihanna akan tertangkap sebagai tertuduh karena telah membunuh gadis itu.

Namun, untungnya sosok misterius ini datang disaat yang tepat. Dia yang membawa pergi gadis itu akan membuat seolah-olah tidak pernah ada gadis tersebut.

Dan hanya ada Kwang Soo di sana. Secara otomatis Kwang Soo lah korbannya.

Para polisi yang datang segera melakukan oleh tempat kejadian perkara. Namun, sayang dan sayang. Ketika mereka tiba di sana, ternyara Kwang Soo sudah tidak ada.

Ya. Ketika para polisi tiba di depan kelas itu, rupanya sudah tidak ada siapa-siapa di sana. Kosong, hanya menyisahkan jejak bercak noda dia lantainya.

Kemungkinan itu bercak noda Kwang Soo atau pun gadis itu yang sudah saling bercampur.

Namun, aparat ke polisian pun dibuat bingung dengan kejadian tersebut. Ditemukan bercak noda, akan tetapi di mana jasadnya?

Mengapa hanya ada bekasnya saja, tidak ada satu pun mayat yang ditemukan di tempat kejadian?

Tim kepolisian yang datang mencoba menggeledah area sekitar. Mungkin saja akan ditemukan jejak di area sekitar. Karena menurut laporan ada kegaduhan yang terjadi di sekolah.

Terdengar pula teriakan seseorang dari dalam sekolah, serta adanya laporan jika ada saling kejar-kejaran di area sekolah itu.

Jadi para polisi belum mengambil kesimpulan pasti dari peristiwa ini.

Lalu pertanyaannya, di mana Kwang Soo sekarang? Mungkinkah Kwang Soo itu bangun dari kematiannya? Atau sebenarnya Kwang Soo tidak benar-benar terluka?

Dan siapakah sosok yang baru muncul ini?

Penasaran?