Berlanjut.
Semua kejadian yang terjadi di malam itu sangatlah aneh. Menghilangnya Kwang Soo menambah keanehan itu sendiri. Sebenarnya kemana dia pergi?
*****
Kwang Soo masih berada di sana, namun ketika para polisi datang Kwang Soo telah meninggalkan area tersebut.
Masih di malam ini. Kwang Soo yang berdiri di balik dinding itu tengah memperhatikan para polisi yang datang untuk menggerebek area sekitar sana.
"Awas kau! Akan aku balas semua perbuatanmu kepadaku!"
Terdengar kesal darinya. Kwang Soo pergi dengan keadaan baik-baik saja. Jika sebelumnya saat di depan Raeni, Kwang Soo menunjukan tubuhnya yang terluka, namun tidak untuk sekarang.
Dan malah, pakaiannya yang penuh dengan bercak noda itu tiba-tiba saja sudah tidak ada lagi. Seolah-olah dia mengganti pakaiannya dengan begitu cepat.
Lalu, dimana pakaian yang penuh dengan bercak noda itu? Mungkinkah Kwang Soo menyembunyikannya di suatu tempat?
Apa alasan Kwang Soo menyembunyikannya?
Akan dikupas sekarang.
*****
Di rumah kediaman Kwang Soo. Saat ini Kwang Soo baru saja memasuki rumahnya.
"Aku pulang!" Dia masuk ke dalam rumah dengan keadaan wajah yang begitu lesu.
"Kamu sudah pulang sayang? Mengapa malam sekali? Apakah belajar kelompokmu lancar, Sayang?"
Ibunya datang dari arah ruangan lain, untuk menyambut kedatangan Kwang Soo tersebut.
Tak lupa wanita 40 tahun ini mengambil tas serta barang-barang yang dibawa oleh Kwang Soo.
"Tugas kelompok kami berjalan lancar… Ibu aku sudah sangat lelah. Aku masuk kamar dahulu dan membersihkan diriku, Bu," ungkap dia pada sang Ibu.
"Tentu sayangku. Bersihkan dirimu terlebih dahulu, dan setelah itu kamu makan malam. Kamu belum makan malam, bukan Sayang?"
Sembari berjalan, dia terus mendampingi Kwang Soo serta membantu memijat-mijat bahu Kwang Soo yang tampak lelah itu.
"Aku sudah makan malam tadi bersama dengan temanku. Sudah ya ibu. Aku ingin beristirahat, rasanya aku sangat lelah sekali hari ini dengan semua tugas-tugas itu."
Kwang Soo berdalih pada Ibunya, jika dia baru saja menyelesaikan tugas kelompok di salah satu rumah temannya. Akan tetapi, yang terjadi sesungguhnya tidak seperti yang dikatakan Kwang Soo seutuhnya.
"Baiklah. Beristirahatlah Sayang. Besok kamu juga harus bersekolah bukan?"
"Iya, Bu. Aku pergi dulu. Selamat malam ibu," salam dia pada Ibundanya.
Kwang Soo mengambil kembali semua barang-barang yang tadi berada di tangan ibunya.
Kwang Soo berjalan dengan lesu, seolah-olah dia sangat kelelahan. Itu yang ditunjukkannya pada sang Ibu.
Kwang Soo berjalan menuju kamarnya yang ada di balik pintu itu.
Rumah yang ditempatinya tidaklah besar, dan malah cenderung pas-pasan. Tidak ada anak-anak tangga seperti rumah-rumah orang kaya.
Tempat tinggalnya hanya sebatas gubuk yang melindungi Kwang Soo dari hujan dan panas, serta angin dan badai.
Kwang Soo masuk ke dalam kamarnya. Sedangkan Ibunya merasa bahwa anaknya itu sedang tidak baik-baik saja. Seperti ada yang dia sedang sembunyikan. Pikir ibu ini.
"Sudahlah. Tidak baik mencurigai anak sendiri. Mungkin dia memang sedang lelah dengan semua tugas-tugasnya. Sebaiknya aku ke dapur dan menyiapkan sesuatu untuk menambah energinya."
Dia ingin melakukan hal yang terbaik demi Kwang Soo, agar putra satu-satunya itu merasa lebih baik.
Maka dari itu Ibu satu anak ini pergi menuju dapur, untuk memberikan sesuatu kepada anaknya agar hilang semua rasa lelahnya.
Sementara itu Kwang Soo yang berada di kamarnya langsung saja menjatuhkan dirinya di atas kasur tempat tidurnya.
Dia melepaskan semua rasa lelahnya itu pada kasur kesayangan. Kasur dimana dia berbaring dan tertidur. Di kasur itulah saksi hari-hari yang lelah menjadi mimpi yang indah.
"Payah! Payah! Bagaimana bisa semua rencanaku gagal? Lagi pula kenapa dia harus muncul juga di sana? Semuanya jadi berantakan!"
Wajahnya berubah kesal, benar-benar kesal sampai dia membuang tasnya ke lantai.
Ketika tas itu terlempar, saat itu juga isinya terlihat. Resletingnya terbuka dan membuat semua barang-barang yang ada di dalamnya keluar.
Terlihat ada sebuah topeng, topi hitam polos serta beberapa senjata tajam yang tampak muncul dari tasnya.
Apa itu mungkin?
"Mengapa ini semuanya keluar? Bagaimana bisa resletingnya terbuka?"
Kwang Soo memasukan kembali semuanya dengan keadaan kesal serta emosi.
Apa yang dikesalkan dari semua barang-barang itu?
Setelah semuanya dimasukan kembali, Kwang Soo berbaring lagi dan mengulang kejadian sebelumnya dalam ingatan kecilnya.
****
Beberapa jam yang lalu. Ketika gegaduhan terjadi di sekolah. Raeni dan Rihanna sedang mengejar seorang yang memakai topeng serta topi hitam polos sedang berusaha menculik seorang gadis.
"Dasar payah! Bagaimana bisa kalian datang kemari!" Orang ini terdengar kesal, ketika dirinya dikejar oleh Raeni dan Rihanna.
Tak berselang waktu lama, tongkat kayu Rihanna melayang di udara dan tepat mengenai kepalanya.
Disaat itu juga dia tersungkur dan lumpuh hanya karena tongkat kayu kecil itu saja.
"Au, kepalaku!"
Terasa seisi dunia berputar-putar dan ingin runtuh seketika di atas kepalanya.
"Hei, kamu siapa?" Rihanna bertanya tepat di wajahnya.
Gadis yang tadi di gendongnya jatuh dan berhasil diselamatkan oleh Raeni.
Dirinya tak dapat berkutik, ketika Rihanna dengan kuatnya menarik kedua tangannya hingga ke belakang.
"Cepat kak, ikat dia. Jangan sampai dia meloloskan dirinya lagi!" Raeni berteriak di tepi memberikan semangat pada Rihanna.
Gadis cantik pemberani itu telah siap dengan tali yang sudah dibawanya dari rumah. Namun, seutas tali saja tidak akan bisa melumpuhkan orang yang ada di balik topeng tersebut.
Dia adalah pria jantan dengan segudang tenaga. Dirinya mengamuk ketika Rihanna yang tengah sibuk mengikat itu.
Rihanna lengah akibat tarikannya yang sangat kuat. Setelah itu, Rihanna didorongnya hingga tersungkur di lantai. Dan disaat itu juga dia berlari sekencang mungkin meninggalkan Rihanna.
****
Ternyata pelarian dirinya tidak semudah itu. Rupanya Rihanna tidak mau menyerah sampai disitu saja. Dia terus mengejar di belakang. Sedangkan orang ini harus pergi dan menghindarinya.
Karena terdesak, dirinya melompat ke dalam semak-semak sebelum Rihanna menemukannya.
"Astaga, aku kehilangan jejaknya? Kemana perginya penjahat itu?"
Rihanna tampak bersantai sejenak di sana. Sosok itu melihat gadis tersebut yang berhenti di depan semak-semak ini.
Tanpa terduga, dia membuka topeng wajahnya. Dan disaat itu pula wajahnya terlihat. Rupanya dia adalah sosok yang sangat dikenal.
Orang ini adalah Kwang Soo.
Dirinya dengan tergesah-gesah membuka semua atribut yang dia pakai sekarang. Dari mulai topi, hingga jaketnya pun dia ganti.
Belum usai sampai di sana. Kwang Soo memutuskan untuk keluar dan menemui Rihanna.
"Kakak Rihanna!" Saat itu juga dia muncul di hadapan Rihanna dengan identitas seorang yang bernama Kwang Soo.
Mereka mengobrol di sana, hingga akhirnya Rihanna pergi meninggalkan Kwang Soo seorang diri di sana.
Tujuan Rihanna pergi adalah mengejar pelaku yang menurut informasi dari Kwang Soo, penjahatnya pergi menuju gerbang sekolah.
Katika Rihanna yang sudah pergi, saat itu pula Kwang Soo meninggalkan tempat tersebut untuk kembali pada gadisnya yang dijaga oleh Raeni.
Sudah tahu bukan apa yang dilakukan Kwang Soo setelah ini.
Ya… Dia membuat kebohongan pada Raeni. Dia menciptakan sesuatu yang membuat Raeni mempercayainya.
Kwang Soo membuat dirinya seolah-olah sedang terluka, dan di waktu bersamaan pula Kwang Soo mengatakan jika Rihanna ikut terluka saat melawan penjahatnya.
Semula Raeni ragu untuk mempercayainya, namun setelah dibujuk akhirnya gadis ini percaya juga.
Dia berlari untuk menemui kakaknya tersebut. Raeni pergi dan tinggal lah Kwang Soo seorang diri dengan gadis yang sudah tak sadarkan diri itu.
"Ini adalah kesempatan bagiku untuk menyelesaikan semua tugasku!"
Dia tampak begitu menyeramkan. Kwang Soo sesungguhnya tidak terluka seperti yang dibayangkan Raeni.
Buktinya sekarang dia berdiri dengan tegak, tanpa adanya rasa sakit seperti sebelumnya ketika masih ada Raeni di sana.
"Kemarilah, gadisku! Kau ingin bersenang-senang bukan?"
Dia begitu bergairah. Langkahnya terus mendekat pada gadisnya. Kwang Soo memegang pisau kecil di tangan kanannya.
Dari rupanya, tampak pisau itu sangatlah tajam.
Semakin dekat dan terus dekat. Kwang Soo mengangkat pisaunya dan mengarahkannya tepat ke jantung gadis itu.
Bersamaan dengan dia yang mengangkat pisau, tiba-tiba saja.
Bruk!
Seseorang telah melemparinya dengan sebuah anak panah kecil, dan karena anak panah itu pisau milik Kwang Soo menancap sampai ke dinding.
"Siapa di sana?" Kwang Soo berteriak. Dia kesal karena usahanya telah gagal.
Akan tetapi, Kwang Soo tidak akan berhenti begitu saja. Jika pisau itu tidak dapat membunuh gadis tersebut, maka ada satu senjata yang mungkin dapat mengakhiri hidup gadisnya?
Apa itu?
Penasaran?