Bab 5 Pertengkaran Panas
Membuat Gernald dan Shierly menganggukan kepalanya dengan serentak.
"Benar dong mah, ini adalah hasil kerja keras Gernald dan juga Shierly selama setahun ini, dan kita berdua memang sengaja memberikannya di hari spesial ini untuk mama," pungkas Shierly.
"Ah, itu terdengar berlebihan, lagipula hanya sebuah rumah. Jangankan rumah gedung pun aku mampu berikan untuk tante," sahut Steffy dengan nada sombong.
Membuat Shierly meliriknya dengan tak kalah jutek, "Apa lo bilang? Gua nggak percaya kalau itu uang lo, paling-paling lu juga tinggal nadahin tangan ke nyokap bokap lo kan," timpal Shierly yang geram.
"Hushh, Hushh, jangan ribut! Malu!" ujar Gernald yang mencoba menenangkan Shierly.
Iya antara Shierly dan juga Steffy itu memang sudah berkonflik lama, Shierly sangat tak menyukai Steffy, sejak Steffy merebut Angga dari tangannya.
Walau kejadian Itu sudah berlalu 2 tahun lalu, Tapi tetap saja luka hati Shierly itu masih meluap. Yah, ditambah lagi kabar pertunangan Jenni dan juga Angga yang sudah terdengar di kuping Jenni.
"Lagipula untuk apa mamah mengundang wanita itu di acara penting dan sakral seperti ini?" protes Shierly dengan wajah tak senang.
Sementara Gernald tampak lebih dulu meninggalkan tempat acara dengan mengantarkan Ashilla pulang.
__________________
"Urusan kita belum selesai nona," tatap Shierly pada Steffy, dengan turut mengejar langkah Steffy dari belakang.
Yah, tentu saja Shierly masih menaruh dendam dan juga kesal pada Steffy, sampai kapanpun itu.
Membuat Steffy menatapnya tak kalah tajam, melirik memperlihatkan mata birunya karena softlens. Gadis sombong itu menoleh, menghadap pada Shierly dengan tanpa rasa takut sedikitpun.
"Kau pikir aku takut denganmu Shierly, sama sekali tidak sayang!" jawab Steffy dengan wajah menyebalkan juga tanpa gentar sedikitpun. Dengan mengangkat salah satu tunjuknya dan juga menggerakkannya.
Membuat Shierly semakin kesal, gadis berambut ikal itu mengeratkan giginya. Ia sangat gemas sekali dengan Steffy, rasanya ia ingin sekali mencekik gadis itu. Bahkan membuat perhitungan pada Steffy sampai gadis itu merengek minta maaf padanya.
Melihat raut wajah Shierly yang kesal, jelas membuat Steffy menertawakannya dengan senang. Bahkan Gadis itu memperlihatkan barisan gigi putihnya karena venner, pada Steffy.
"Pantas saja, pantas Angga meninggalkanmu. Kau sangat kampungan!" hina Steffy pada Shierly, dengan berjalan memutari tubuh Shierly yang berdiri tegang.
Membuat keduanya saling menatap penuh benci satu sama lain. Shierly benar-benar tak terima dengan ucapan Steffy.
Dengan tenaga nya, Shierly mencengkram kasar sebelah bahu Steffy, menghentikan pergerakan wanita itu yang seolah mengejeknya.
"Apa katamu sekali lagi?" Shierly mendekat, seolah ia bersiap menantang Steffy.
Heh, Steffy menyunggingkan sebelah bibirnya, mencibir kelakuan Shierly yang seperti seorang preman pasar. Yah terlihat dari ototnya yang sudah menyembul.
Kelakuan Shierly itu, malah membuat Steffy sengaja untuk mengibas-ngibaskan rambut panjangnya yang tergerai indah, juga sesekali mengedipkan matanya pada Shierly.
Seolah ia menunjukan kehebatan nya pada Shierly. Ikut mendekat dan setengah berbisik, "Aku sudah bosan dengan Angga, dia sama sekali tak menarik untukku! Lagipula aku sudah sangat-sangat puas memanfaatkannya, bagiku ia hanyalah sampah," ucap Steffy dengan lirikan tajam, dan tawa tipisnya.
"Kurang ajar!" sahut Shierly, yang bersiap dengan sebelah tangannya, yah, gadis itu bersiap ingin mendaratkan tamparan panas pada sebelah wajah Steffy yang tampak menor berbalut make up.
"Beraninya kau," jerit Shierly.
Plakk…
Benar saja, tamparan itu diberikan Shierly untuk Steffy, karena secara tak langsung Steffy telah berani merendahkannya.
Ini bukan tamparan pertama yang Steffy peroleh dari Shierly, yah tepatnya ini adalah tamparan ketiga kalinya dan Steffy pun tak pernah sekali pun membalas tamparan seorang Shierly.
Membuat gadis berambut panjang itu mengangkat dahinya, membulatkan matanya menatap seorang Shierly dengan tak kalah kesal.
"Semakin kau bertindak kasar padaku, maka itu berarti menunjukkan semakin iri nya kau padaku, dan berarti akulah pemenangnya, haha… " ucap Steffy dengan memegangi sebelah pipinya yang masih terasa panas dan sedikit perih.
"Berhenti bicara Steffy!" seru Shierly dengan makin emosi, jelas terlihat dari wajahnya yang semakin memerah.
Untung saja kegaduhan kecil itu tak diketahui oleh Nyonya Sisca, jika saja Nyonya Sisca tahu, maka pasti Shierly yang akan dipersalahkan.
"Kau tahu kan, mamamu itu sangat menyukai ku, dan kau juga tahu kan, jika aku pasti menang berhadapan denganmu." ucap Steffy dengan menaikkan kedua alisnya, Steffy sangat terlihat senang berkonflik dengan Shierly.
Yah.. semakin membuat Shierly tak berarti di mata seorang Steffy, mungkin itu semua karena penampilan seorang Shierly yang terlalu tomboy sehingga mamanya sendiri lebih menyukai Steffy ketimbang Shierly.
Belum lagi mengenai asmara seorang Shierly, yang selalu mendapat penolakan dari Nyonya Sisca. Bagaimana tidak, dari 3 orang mantan kekasih Shierly, tak ada satupun yang memenuhi kriteria nya.
Karena ke-3 mantan pacar Shierly itu dianggap tak selevel dengan keluarganya, apalagi Angga, hanya anak seorang pedagang pasar.
Yang pasti hidupnya di bawah standar keluarga Nyonya Sisca, jangankan untuk memenuhi kebutuhan Shierly untuk makan sehari-hari pun pasti mereka kesulitan.
Terlihat jelas saat laki-laki itu mengantar anaknya pulang, dengan hanya menggunakan motor butut membuat Nyonya Sisca benar-benar murkah pada Shierly.
Sejak saat itu hubungan antara Nyonya Sisca dan juga Shierly memanas, tak ada lagi kedekatan di antara keduanya.
Bahkan keduanya terlihat dingin satu sama lain, baik saat di meja makan, atau pun berada di tempat yang sama.
Berbeda dengan sikon saat ini, tentu saja kedekatan antara Nyonya Sisca dan juga Shierly itu hanyalah di depan layar, di depan tamu undangan, untuk menjaga nama baik keluarga Putra Angkasa.
Tak hanya menampar pipi seorang Steffy, Tapi Shierly tampak sengaja menginjak dress panjang milik Steffy sampai gadis itu terjatuh dan hampir tersungkur.
"Shierly!" teriak nyonya Sisca yang menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri.
Membuat Nyonya Sisca mempercepat langkah kakinya, menghampiri putrinya Shierly dan juga Steffy, mata wanita bersanggul tinggi itu melotot besar.
Tentu saja menghadap pada Shierly, tak ada yang lain semua salah Shierly di mata nyonya Sisca. Wanita awet muda itu membantu Steffy dengan cepat.
"Kau tak apa-apa sayang?" elus Nyonya Sisca pada sebelah lengan Steffy yang membentur meja makan.
Membuat gadis dengan gaun panjang berwarna putih polos itu memasang wajah sedihnya, tentu saja ia merasa sangat senang memperoleh perhatian dari Nyonya Sisca.
"Nggak apa-apa Tante, hanya sakit sedikit saja kok, lagipula Shierly pasti tak sengaja, Iya kan Kak Shierly?" ucap Steffy dengan wajah penuh aktingnya.
Betapa muak nya seorang Shierly mendapati wajah bertopeng itu, 'Kali ini kau lagi lagi menang dariku, tapi tenang itu tak akan berlangsung lama Steffy,' gumam Shierly dalam hati dengan menatap penuh benci pada Steffy.
Sementara Nyonya Sisca tampaknya benar-benar termakan omongan oleh Steffy, "jennie minta maaf sekarang! Mama bilang minta maaf pada Steffy! Sekarang!" seru Nyonya Sisca dengan mata besarnya.
Tentu saja membuat seorang Shierly tak terima, tak terima Jika dia harus meminta maaf pada seseorang Steffy.
"Cuihh, sampai kapanpun Shierly tak akan minta maaf pada wanita ini mah," jawab jennie dengan lantang dan juga menunjuk pada batang hidung Steffy.
"Kau benar-benar!"
"Sudah-sudah tante! Ini hanya masalah kecil," tahan Steffy pada tangan kanan nyonya Sisca. Padahal wanita dengan sanggup tinggi itu hampir saja menampar sebelah pipi anaknya Shierly.