Chereads / SEMUA TENTANG CINTA / Chapter 4 - BERTEMU RAKA

Chapter 4 - BERTEMU RAKA

4. Bertemu Raka

"Yeeh! Siapa juga yang mau di gigit sama lu. Pede banget!" Kata Kanaya, dengan bibir manyun ia melanjutkan langkah kaki untuk mendekat pada Raka.

"Nah, kalau nggak takut sini dong!" Lagi ujar Raka, yang tak sabar mendekat pada Kanaya.

Akhirnya, Kanaya pun duduk bersebelahan dengan Raka, meski bersebelahan Raka dan Kanaya memiliki jarak 100cm.

Dan itu permintaan Kanaya, agar kedua nya tak saling menganggu, terlebih Kanaya tidak mengenal Raka.

Sesekali Kanaya mencuri pandang pada Raka yang sedang membaca buku bawaan nya.

Tanpa bersuara, Kanaya hanya memandang ke langit luas.

Heran nya, seketika saja sejak kedatangan Raka, Kanaya sudah tak lagi merasakan kesal dan sedih.

Rasa pahit itu sirna begitu saja, dengan pesona Raka yang sangat tampan dan cool banget.

Setelah beberapa menit terdiam, Raka pun menutup buku nya, "Emm, gue udah selesai baca buku nya. Sekarang giliran lu mau teriak dan marah-marah kaya tadi lagi kah? Waktu dan tempat gue persilahkan." Ucap Raka sambil memasukan kembali buku ke dalam tas nya, namun tatapan nya tak lepas pada wajah Kanaya yang manis.

"Siapa yang bilang gue lagi marah-marah?" Kata Kanaya, wajah nya tertunduk malu, lalu membenarkan rambut yang terkibas.

"Ooh, jadi tadi itu bukan marah-marah ya? Emm, jadi gue yang salah denger yaa..," kata Raka dengan sengaja menyindir Kanaya, sambil memberikan senyum yang menawan.

"Iyaa, itu lu yang salah denger." Ucap Kanaya membela diri sendiri atas kejadian tadi.

"Yaudah kalau nggak mau marah-marah lagi, jadi sekarang kita mau ngapain?" Tanya Raka, menatap Kanaya dengan penuh harapan.

"Hah? KITA? Maksud lu apa?" Kanaya menjadi bingung dengan ucapan Raka, laki-laki yang baru ia kenal beberapa menit yang lalu.

"Iyaa kita mau ngapain? Kalau lu nggak tau mau ngapain, mendingan lu ikut gue, supaya nggak sedih lagi." Ucap Raka, memberanikan diri, dengan mengajak Kanaya.

"Heh!! Lu jangan macem-macem ya! Lu kira gue cewe apaan, sembarangan aja mau ajak gue ke tunuan yang tanpa kejelasan, kenal aja nggak!" Jawab Kanaya, ia pun reflek beranjak dari duduk nya dan merasa Raka mulai kurang ajar.

"Heii, tenang.., gue bukan orang jahat. Gue nggak akan jahatin cewe secantik lu." Kata Raka, berusaha memperbaiki keadaan, dan ikut beranjak dari duduk nya.

"Mana gue tau lu siapa, orang baik atau orang jahat, gue aja nggak kenal sama lu MAS RAKA." Kata Kanaya, bersikeras dengan opini yang ada di kepala nya. Bahwa Raka bukan orang baik-baik.

Kemudian Raka mengeluarkan dompet dari saku celana belakang, dan membuka dompet itu, seraya berkata, "Ini dompet gue ada KTP, lengkap sama SIM gue. Lu boleh pegang dompet gue, biar lu tau, kalau gue nggak ada niat jahat sama lu. OKE?" Ucap Raka dengan ramah, dan tetap memberikan senyum termanis nya.

Dengan kasar Kanaya mengambil dompet Raka. Hal yang utama ia lihat adalah, isi dompet yang dirasa tipis, ternyata hanya ada beberapa lembar uang kertas pecahan 20.000 dan 50.000, dan beberapa kartu atm, serta kartu kredit yang menjadi pemanis di dompet Raka.

"Eiiits, nggak boleh liat isi dompet yang di namakan uang dong. Waah, pelanggaran banget nih." Ucap Raka, sambil melirik dan mendekati Kanaya.

"Hehehe, maaf maaf, abisnya dompet lu tipis banget, lebih tipis dari roti yang gue makan tadi pagi." Pungkas Kanaya dengan gaya nya yang cengengesan.

"Eh, tahun lahir lu nggak beda jauh sama gue nih, jadi lu mahasiswa hukum ya?" Ucap Kanaya, sambil memeriksa id card mahasiswa milik Raka, dan sesekali menatap Raka lalu kembali menatap id card Raka lagi.

Raka mengecapkan mulut keheranan, lalu ia pun mengambil posisi tiduran, sambil menunggu Kanaya yang masih sibuk memeriksa siapa Raka sebenernya.

"Silahkan periksa siapa diriku sesuka hati mu, nona manis." Kata Raka dengan meletakan tas sebagai alas kepala, agar bisa menatap menghadap langit cerah dengan nyaman.

"Hati-hati lho, semakin lu kenal sama gue, lu bisa jatuh cinta sama gue." Ucap Raka santai, sambil memejam kan mata, dengan posisi tidur, menghadap langit biru nan luas.

"Iihh, amit-amit." Ucap Kanaya jadi ketakutan, sembari melempar dompet milik Raka, hingga mengenai kepala Raka.

"Aw, sakit tau." Raka mengaduh kesakitan, ia pun menggosok gosokan kepala nya, sambil menatap Kanaya.

Dan mengambil dompet milik nya untuk di masukan ke dalam tas.

"Lagian lu sesumbar gitu, ngeri amat!" Sahut Kanaya, menjadi salah tingkah saat Raka menatap nya dengan penuh pesona.

"Udah ah, gue mau balik aja." Lagi ucap Kanaya, sambil siap-siap untuk meninggalkan Raka.

"Eh Kanaya, tunggu dulu dong. Tega amat ninggalin gue sendirian gini." Raka buru-buru beranjak dan menggendong tas nya dengan asal, agar bisa mengejar langkah Kanaya yang sudah berjalan beberapa langkah menjauh dari Raka.

"Ih, apaan sih lu. Aneh banget." Ucap Kanaya, tiba-tiba saja menghentikan langkah, ia pun langsung menatap Raka dengan tatapan tajam bagai singa yang siap menerkam mangsa nya.

Raka pun jadi ikutan menghentikan langlah dentan tiba-tiba, "Gue nggak bermaksud jahat sama lu, gue cuma mau kenal sama lu, kalau bisa lebih dekat lagi." Ucap Raka sambil menggerakan kedua alis nya dengan cengiran yang lebar.

"Ah, terserah lu deh! Yang penting jangan pernah berani atau pun nyoba menyentuh gue ya!!" Kata Kanaya memberikan ultimatum langsung di hadapan Raka, sambil mengangkat telunjuk nya.

Raka dengan gaya canda nya, malah menjawab santai, "Siap bos, nggak ada kontak fisik. Cuma ngeliatin wajah lu aja gue udah puas!" Raka memberikan hormat pada Kanaya.

"Ya! Ya! Terserah lu aja deh!" Kata Kanaya berpasrah dan melanjutkan langkah nya.

Dengan sengaja ia mempercepat langkahnya.

"Jangan gitu dong! Kan gue udah kasih tau id card gue ke lu, jadi jangan jutek lagi ya. PLEASE!" Pinta Raka dengan wajah memelas dan penuh harapan.

"Iya Rakaaaa!" Jawab Kanaya, sambil mengusap wajah nya seolah ia merasa terpaksa dengan permintaan laki-laki yang baru beberapa jam lalu ia kenal.

"Senyum dong!" Lagi permintaan aneh Raka, sambil mengekor langkah Kanaya.

"Hiii...!" Kanaya tersenyum lebar seperti kuda yang memperlihatkan semua gigi nya.

Raka pun merasa puas, dan langsung ia pun membalas senyum Kanaya yang jauh lebih manis dari gula dan madu.

Seolah tak peduli, Kanaya terus melanjutkan langkah nya, menuruni anak tangga satu per satu dengan tergesa-gesa.

Berbeda dengan Raka yang tak ingin melepaskan pandangan dari wajah Kanaya.

Jadi saat Raka turun pun, sambil menatap wajah Kanaya sehingga membuat dirinya tersungkur jatuh.

***