9. Need more time
"Hai Ka Naya..." sapa anak-anak semua nya, melambaikan tangan pada Kanaya.
Melihat keadaan ini, membuat Kanaya melupakan segala masalah yang sedang ia hadapi, bahkan ia lupa bahwa ia tidak memiliki uang untuk makan, tidak memiliki tujuan untuk ia pulang.
"Hai adik-adik semua, salam kenal yaa.." kata Kanaya dengan senyum dan membalas lambaian anak-anak, ia masih agak canggung, karna sebelum nya ia tidak pernah melakukan hal seperti ini.
"Ooh Kanaya nama nya." Kata laki-laki bertato. Dan ia langsung menjulurkan tangan, mengenal kan diri nya.
"Hai, gue Dimas Prasetyo."
"Emm, iya salam kenal ya." Kanaya pun menjabat tangan Dimas.
"Hei, nggak usah pake salaman segala deh lu. Udah sono cabut aja lu!" Ketus Raka dengan kasar menarik tangan Dimas, agar lepas dari Kanaya.
Kanaya pun tersenyum sendiri melihat sikap Raka yang laki-laki banget.
"Iya-iya, ini gue mau cabut kok." Jawab Dimas manyun, dan mengemasi peralatan nya ke dalam tas.
"Gue cabut dulu ya, Nay.." kata Dimas, tiba-tiba langsung merubah mimik nya menjadi sangat ramah saat berpamitan dengan Kanaya.
"Iyaa Di-" ucap Kanaya terhenti.
"Nggak perlu di jawab juga ucapan dia, Naya..!" Raka menyela ucapan Kanaya, sambil memegang tangan Kanaya.
"Huuh! Pelit banget lu bro. Bye! Gue cabut nih!" Dimas kesal, ia pergi sambil sesekali menengok kebelakang dan melambaikan tangan pada Kanaya.
"Duh, temen lu aneh banget yaa." Bisik Kanaya, berhati-hati agar bibir nya tak bergerak.
Sementara, anak-anak yang lain nya, sedang menatap pada sikap kaka-kaka yang ada di hadapan nya.
"Hehehe, maaf ya adik-adik. Seperti biasa, Ka Dimas suka banget bikin Ka Raka kesel kan."
"Hahahaha..," tawa anak-anak itu dengan lepas, seolah sudah terbiasa dengan kelakuan Raka dan Dimas.
"Yuk, buka PR yang kemarin ka Raka kasih, udah di kerjain semua kan?" Raka langsung mengalihkan.
"Sudah kaaa..!" Serempak jawaban anak-anak.
Anak-anak pun maju satu per satu, memberikan buku itu kepada Raka.
Setelah buku sudah tersusun rapih di bawah tanah, Raka menggambar lingkaran di white board.
"Dan hari ini, kita akan belajar mengenal tata surya ya. Siapa yang sudah tahu bahwa bumi yang kita pijak saat ini, bukan satu satu nya planet yang ada di luar angkasa." Sebisa mungkin Raka mengajar dengan gaya bahasa yang mudah di pahami oleh anak-anak.
"Waaw, berati di atas sana ada beberapa planet bumi ya, Ka ?" Tanya salah seorang anak yang memiliki tubuh besar.
"Bukan seperti itu Ahmad, lebih tepat nya adalah Bumi bukanlah satu-satunya planet yang ada di sistem tata surya kita.
Dan setidaknya ada 8 nama-nama planet dengan ciri berbeda yang mendiami tata surya." Jelas Gilang sambil tersenyum, menatap tulus pada anak-anak.
Kanaya hanya bisa memandang Raka dengan rasa bangga saat Raka bersikap beda dari penampilan luar nya yang berantakan.
Sementara wajah Ahmad dan anak lain nya seolah bingung dan dengan serius mendengar penjelasan Raka.
"Jadi, di sistem tata surya yang kita tempati ini, ada banyak planet dengan karakteristik yang berbeda juga."
"Dan Ka Raka, akan beri tahu nama-nama planet tersebut yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus."
"Siapa yang tau, arti nya planet itu apa sih?" Tanya Raka, memancing reaksi anak-anak.
"Tidak tahu ka..!" Teriak anak-anak sebagian, sedangkan anak yang lain nya hanya menggelengkan kepala tanpa menjawab.
"Naahh, jadi definisi atau arti dari planet adalah benda langit yang bergerak teratur mengelilingi Bumi sebagai pusat tata surya.
Lalu, Planet-planet dalam tata surya ini mengitari Matahari sesuai dengan lintasannya, sehingga tidak saling bertabrakan." Jelas Raka, sambil menggambar bentuk tata surya.
"Nah, sampe sini ada yang mau tanya dulu atau ka Raka lanjutin lagi nih??" Tanya Raka.
"Ka, itu planet yang deket sama matahari apa ya? Dan manusia yang tinggal di planet itu apa nggak kepanasan ya?" Tanya anak perempuan yang kira-kira berusia 12thn.
"Oke Nia, pertanyaan kamu ini membuat kaka harus melanjutkan lagi ya."
"Disini Ka Raka mau jelasin ya, ada delapan planet yang mengitari Matahari setiap harinya. Dan delapan planet tersebut memiliki ciri khasnya masing-masing."
"Yang ini nama nya Merkurius. Planet ini memiliki jarak terdekat dengan Matahari. Yaitu sekitar 57,9 juta km."
"Diameter Merkurius sekitar 4.870 km atau hanya sekitar 1/3 dari diameter Bumi. Revolusi atau waktu yang dibutuhkan planet ini untuk mengelilingi Matahari yaitu sekitar 88 hari.
"Sementara itu, rotasi atau perputaran planet pada lingkarannya yaitu selama 59 hari. Karena dekat dengan Matahari, suhu planet ini sangat panas yakni mencapai 439 derajat Celcius. Suhu yang panas dan gravitasi yang lemah membuat udara di permukaan menguap dan berakibat pada menipisnya lapisan atmosfer planet ini."
"Maka dari itu, planet Merkurius ini memiliki lubang di permukaannya akibat rumbukan batu-batu angkasa atau meteor yang jatuh."
"Duuh, kalian bisa bayangin kan bagaimana panas nya di Merkurius?" Tanya Raka, membuat rileks anak-anak yang nampak serius mendengar kan dan mencatat penjelasan Raka.
"Jadi merkurius nggak ada yang hidup ka?" Tanya anak perempuan berambut pirang dan kusam itu.
"Maksud kamu manusia atau sejenis manusia (makhluk hidup)?" Raka memperjelas pertanyaan anita.
Anita pun mengangguk.
"Sepengetahuan Kaka sih, nggak ada makhluk yang hidup disana." Jawab Raka simpel, supaya anak-anak tidak berat menangkap pelajaran hari ini.
"Karena apa Ka?" Tanya penasaran Anita.
"Yang pertama adalah suhu di Merkurius bisa mencapai 400 derajat celcius di siang hari. Di malam hari, suhunya turun menjadi -180 derajat celcius. Suhu ekstrem itu tidak cocok bagi manusia."
"Yang kedua, Bumi merupakan planet yang sangat aman, karena dilindungi oleh lapisan udara bernama atmosfer. Merkurius nggak punya atmosfer, jadi meteor bisa menerpa Merkurius kapan aja. Hal selerti itu kan sangat berbahaya bagi manusia."
"Dan yang ketiga adalah yang terakhir, Untuk bisa hidup, manusia butuh air dan udara. Permukaan Merkurius tertutup oleh batu dan kawah yang tandus. Di sana tidak ada air dan udara. Manusia pasti akan kesulitan hidup di tempat yang begitu." Raka memberi penjelasan secara perlahan dan tertulis di white board.
Dalam proses belajar ini, tidak ada seorang anak yang mengobrol satu sama lain.
Semua anak-anak itu sangat antusias, terlihat dari wajah anak-anak yang fokus mendengarkan ucapak Raka serta mencatat apa yang Raka tulis di white board.
Raka memberikan jeda pada anak-anak yang sedang mencatat tulisan yang sangat panjang.
"Kalian catat yang ini dulu ya, Ka Raka mau koreksi PR kalian dulu."
"Lu hebat banget, gue bangga sama lu." Bisik Kanaya, langsung mendekati Raka.