Chereads / Jurang Cinta / Chapter 20 - Gangguan dalam Perjalanan

Chapter 20 - Gangguan dalam Perjalanan

Keesokan Harinya

Naura kembali menjalani rutinitas hari ini dengan mencegat bus kota untuk menuju perusahaan. Baru dua hari, Naura tidak berada di halte itu, tidak diduga ada beberapa orang baru. Biasanya setiap pagi, Naura banyak berjumpa dengan sesama karyawan dari berbagai perusahaan yang menggantungkan perjalanan dengan bus kota tersebut. Tetapi pagi ini, hanya ada orang yang terasa akrab dalam pandangan Naura.

"Tumben kak..., kemarin tidak sua dengan kakak.." seorang gadis menyapa Naura.

"Iya dhik.., kebetulan kemarin mendadak pingin cuti, jadi tidak ke halte ini deh. By the way..., pada kemana anak-anak, biasanya setiap pagi kita berangkat bareng. Kali ini kenapa cuma kita bertiga saja yang masih menunggu kekasih kita, bus kota, he..., he..." Naura bertanya tentang teman-teman mereka.

"Ga tahu juga nih kak.., barusan aku juga baru ngobrol masalah ini dengan Sita. Masak jika mereka cuti, bisa barengan kayak gini." sahut gadis tersebut, dan gadis yang bernama Sita menganggukkan kepala.

"Kita positif thinking saja, semoga teman-teman kita sudah mampu beli mobil, jadi sudah tidak tergantung dengan bus kota lagi." Naura mendoakan teman-teman mereka.

"Ya.., aamiin.. Tuh kak, busnya sudah datang. Kita naik yuk..." melihat bus kota jurusan halte Cempaka sudah berhenti, ketiga gadis itu segera masuk ke dalam bus kota. Tidak diduga, laki-laki sejumlah empat orang yang turut antri di dekat mereka tadi, juga ikut menaiki bus kota tersebut.

Merasa tidak kenal dan tidak peduli, Naura mengabaikan orang-orang tersebut. Tetapi yang menjadi kening Naura berkerut, dua orang tersebut terkesan merapat padanya. Ketika Naura bergerak lebih ke depan, tidak diduga dua orang laki-laki itu mengikuti gerakannya juga. Merasa malas bersentuhan dengan orang asing, dan sekilas teringat perkataan Alexander, Naura meletakkan tas kerja di belakang tubuhnya.

"Kak Na..., penumpang yang duduk depan, siap-siap turun tuh. Kakak bisa duduk disitu.." untungnya Sita melihat penumpang yang duduk di depan sudah berdiri dan bersiap menuju pintu. Dengan sigap, Naura segera merangsek ke depan dan menempati kursi yang kosong tersebut. Dua orang tadi hanya melirik pada Naura, kemudian mereka berdiri di dekat pintu keluar.

Beberapa saat, bus kota terus melaju. Tidak lama kemudian halte Cempaka sudah terlihat dari kaca depan Naura.

"Pak Sopir.., tolong ya berhenti di halte Cempaka!" Naura menoleh pada sopir untuk menghentikan kendaraan di halte tersebut.

"Ashiaaap.." sahut sopir cepat, dan tidak berapa lama, bus kota berhenti di bus kota yang dimaksud Naura. Segera gadis itu keluar lewat pintu depan, tidak memperhatikan siapapun.

Tidak diduga, baru saja Naura turun dari bus kota dan bersiap akan menyeberang jalan, keempat laki-laki tadi berjalan merangsek dan merapat pada tubuh Naura. Satu laki-laki mendekat ke tubuh gadis itu, dan tidak diduga...

"Ikuti kami.., jangan melawan.., atau pisau ini akan menggores tubuhmu..!" dengan nada mengancam, laki-laki itu bermaksud menindas Naura. Terbiasa hidup sendiri, dan menguasai Dan IX sabuk hitam tertinggi olahraga taekwondo, ancaman itu tidak membuat gadis itu panik. Senyuman sinis muncul dari bibir gadis itu, dan Naura pura-pura mengikuti laki-laki yang menempelkan pisau di pinggangnya. Ketiga laki-laki lainnya, tampak mengamati sekitar, menunggu situasi sepi. Karena di sekitar halte Cempaka merupakan komplek gedung perkantoran, wilayah itu memang tergolong ramai.

Sejenak Naura melirik ke arah pisau yang ada di pinggangnya, ternyata pisau itu masih berada di dalam sarungnya, belum dibuka. Laki-laki yang sedang memegang pisau tersebut sepertinya tidak menyadari saat menggertak gadis itu, matanya berkeliaran melihat jalanan di depan mereka. Tiba-tiba saat suasana di sekitar semakin ramai, Naura menundukkan badannya, dan gadis itu pura-pura kesandung.

"Aduh.." teriak panik Naura, dan saat gadis itu menunduk, dengan sigap tangannya meraih pisau dan satu kakinya menendang laki-laki yang berada di sampingnya.

"Brukk..., fuck.." laki-laki itu langsung terlempar ke samping, dan dengan cepat berteriak. Menyadari situasi tersebut, Naura langsung berlari meninggalkan laki-laki itu. Kelima laki-laki yang lain, berlari Saat laki-laki itu lengah, dengan cepat Naura melarikan diri dan bergabung dengan kerumunan orang yang berjalan menuju perusahaan,

******

Dengan tubuh berurai keringat, Naura memasuki lobby perusahaan. Dahi security dan petugas lobby berkerut, melihat penampilan gadis itu yang acak-acakan, dengan baju yang basah oleh keringat. Nafas Naura juga masih terengah-engah. Begitu memasuki lobby, udara dingin menyegarkan langsung menerpa Naura.

"Miss Naura..., what happend?? Minumlah dulu.." dengan cepat, security berlari menghampiri Naura dan menyerahkan satu botol kecil air mineral. Tanpa berbicara, Naura langsung mengambil botol air mineral tersebut, kemudian menenggaknya langsung sampai habis.

"Ada apa Miss..., tumben sekali. Penampilan Miss Naura pagi ini acak-acakan, seperti baru habis jogging saja." security sangat peduli, laki-laki itu menanyakan kondisi Naura.

"Memang habis lari mas.. Ada orang gila di bus kota, maksa aku untuk ikutin dia, pakai senjata tajam lagi. Terpaksa deh, aku keluarkan jurus andalanku. Makasih ya mas, air minumnya.." Naura langsung menuju ke lift, dan langsung masuk karena kebetulan begitu ditekan arrow ke atas, pintu langsung terbuka.

Sesampainya di kubik, Naura mendinginkan AC ruangan untuk mengeringkan keringat yang masih banyak di tubuhnya. Gadis itu sudah tidak peduli, dengan bau parfum bercampur keringat yang keluar dari tubuhnya. Naura berniat, akan mengirim chat pada Nyonya Elsa untuk mengirimkan pakaian via ojek online.

Setelah beberapa saat di ruangan ber AC, keringat sudah mulai hilang. Naura merapikan penampilannya kembali, dan mulai menyalakan komputer di depannya. Tidak lama kemudian, satu persatu rekan kerja gadis itu mulai memasuki ruangan. Seperti biasa, begitu semua karyawan di IT and Design sudah memasuki ruangan, seketika ruangan menjadi heboh. Tetapi Naura yang mengenakan headphone di telinga, sama sekali tidak terganggu dengan kehebohan tersebut. Tiba-tiba petugas pantry masuk ke ruangan tersebut dan langsung menuju ke kubik Naura..

"Selamat pagi Miss..." petugas pantry bernama Agus itu, memberanikan diri menepuk lengan Naura. Gadis itu menoleh, kemudian melepaskan head phone dari telinga dan memandang ke wajah Agus.

"Ada apa mas Agus.." dengan sopan, Naura bertanya pada petugas pantry tersebut.

"Ini miss..., saya hanya diminta menyerahkan note ini pada Miss Naura." Agus menyerahkan selembar lipatan kertas, tanpa bertanya Naura mengucapkan terima kasih pada laki-laki tersebut.

"Okay saya terima mas Agus.., terima kasih ya. Silakan lanjutkan tugas Mas Agus kembali."

Sepeninggalan Agus, Naura membuka lipatan kertas tersebut. Dahi gadis itu langsung berkerenyit, melihat tulisan tangan ALexander di kertas tersebut.

"Segera ke ruanganku sekarang juga. Penting.., tidak boleh menunda dan membantah. Jika tidak segera kesini, aku yang akan datang dan menjemput kamu di ruangan." membaca tulisan tersebut, Naura tidak mampu untuk membantah. Tanpa mempedulikan sekitar, dan tatapan heran teman-temannya, Naura bergegas meninggalkan kubiknya.

*********