Beberapa hari kemudian, tanpa berpamitan secara khusus kepada Naura, Alexander terbang meninggalkan Indonesia menuju Rumania dengan ditemani oleh Johan asisten pribadinya. Laki-laki itu sudah mengakhirkan keberangkatannya dengan mengendarai private jet, untuk memastikan terlebih dahulu jika kekasihnya Naura dalam keadaan aman dan selamat. Untuk mencegah kecurigaan gadis itu akan kepergiannya, Alexander sengaja beberapa hari sebelumnya tidak menemui Naura.
Seperti berdasarkan kesepakatan yang sudah diinformasikan sebelumnya pada Naura, pagi itu Tom menjemput Naura di rumahnya untuk berangkat ke kantor. Padahal dalam hati, Naura merasa terpenjara dengan perlakuan yang dia terima itu setiap harinya. Keberadaan Tom yang selalu menemaninya pergi, membuatnya seperti terpenjara, dan jarang bisa menghabiskan waktu dengan sesama rekan kerjanya.
"Mari Miss.., jam sudah menunjukkan pukul 07.30 wib. Kita harus segera berangkat.." Tom yang menunggu di mobil mengirim pesan via chat di whattsapps pada Naura.
"Huh.., ya wait a minute.." dengan malas, akhirnya Naura membalas pesan tersebut. Gadis muda itu segera bangkit dari duduknya, kemudian berdiri dan mencari keberadaan Nyonya Elsa di dapur.
Setelah berpamitan dan mencium tangan Nyonya Elsa, Naura segera bergegas berjalan kaki menuju ke pinggir jalan yang ada di depannya.
"Morning Naura..., sudah mau berangkat kerja ya..?" tiba-tiba terdengar suara laki-laki yang menyapa Naura. Gadis itu menoleh, dan melihat Abhi yang berpakaian seragam sipil datang menghampirinya.
"Morning juga Abhi.., mau berangkat kerja juga..?" dengan berbasa-basi, Naura membalas sapaan laki-laki yang sudah sejak lama menaruh hati padanya itu.
"Iya Na..., kita jalan bareng yukk sampai ke depan. Kebetulan aku juga mau naik bus kota pagi ini, jadi kita bisa barengan." Abhi sengaja tidak membawa kendaraan untuk menuju kantor. Laki-laki itu sengaja akan membersamai Naura dalam perjalanan ke kantornya.
"Yukk..., tapi cuman sampai depan ya Abh.. Karena kebetulan aku ada fasilitas antar jemput dari perusahaan, jadi sudah beberapa hari tidak naik bus kota." untuk tidak memberi harapan pada laki-laki itu, Naura langsung memberi tahu yang sebenarnya,. Terlihat bias kecewa di mata Abhi, tetapi Naura mengabaikannya.
"No matter Na.., yukk." ABhi kemudian mensejajarkan langkahnya dengan Naura, Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan di belakang mereka para tetangga kasak-kusuk melihatnya keduanya berjalan menuju ke pinggir jalan,
Tidak lama kemudian di ujung jalan, terlihat sebuah mobil mewah Roll Roys sudah terparkir di depan. Tomm yang sengaja menunggu kedatangan Naura, langsung membukakan pintu mobil di bagian tengah, ketika melihat Naura sudah terlihat.
"Pagi Miss.., silakan masuk!" dengan ramah, Tomm langsung mempersilakan Naura untuk masuk mobil, dan dengan pandangan tidak suka laki-laki itu melirik Abhi.
"Abhi.., sorry banget ya! Kita berpisah sampai disini, kebetulan mobil yang menjemputku sudah ada disini." Naura berhenti dan berpamitan pada Abhi. Melihat kemewahan mobil yang digunakan untuk menjemput gadis yang ditaksirnya itu, kening laki-laki itu berkerenyit.
"Tidak apa-apa Na.. Bagus banget mobil perusahaanmu, mobil yang hanya dihitung dengan jari untuk pemiliknya di Indonesia, digunakan untuk antar jemput karyawan, betapa istimewanya statusmu Na.." tanpa bermaksud sarkasme, Abhi memuji mobil tersebut.
"Kamu bisa saja Abhi.. sudah ya.., aku duluan. Ayuk Tomm.., kita segera berangkat." Naura langsung masuk ke dalam mobil, dan Tomm langsung menutup mobil. Tanpa menyapa Abhi, Tomm langsung menyalakan mesin mobil, dan perlahan mobil itu segera meninggalkan Abhi yang terpaku menatap kepergian mereka.
***********
Sesampainya di perusahaan, Naura minta diturunkan di base ment, dan dari tempat tersebut dia langsung naik lift menuju ke lantai tujuh. Naura sengaja menghindari bertemu dengan banyak orang, tidak mau berhadapan dengan tatapan-tatapan julid terhadapnya. Karena memang sudah agak siang berangkat dari rumah, begitu sampai di ruang kerjanya, semua rekannya sudah datang semua.
"Tumben Na.., sudah dua hari ini aku amati kamu berangkat agak siangan..?" Alana langsung bertanya pada Naura begitu melihatnya memasuki ruangan.
"Iya Lan.., yang penting tidak terlambat sampai kantor saja, he.. Lagi agak malas saja Lan.., aku langsung ke kubik ya." Naura berhenti sejenak, kemudian langsung melangkahkan kaki menuju ke kubiknya.
Baru saja Naura akan duduk, di atas meja kerjanya sudah tersedia meal box. Naura yakin jika Alexander yang meminta Agus petugas pantry menyediakan untuknya. Gadis itu segera duduk, dan melihat secarik kertas yang memberi tahu asal dari makanan tersebut. Naura menggeser meal box karena masih merasa kenyang, kemudian menyalakan perangkat komputer di atas mejanya.
"Bip.., bip..., bip..." tiba-tiba ponselnya berbunyi. Naura melihat ke screen ponsel, dan terlihat Alexander sedang melakukan panggilan kepadanya. Biasanya gadis itu tidak akan pernah mempedulikan, tetapi karena mengingat Alexander merupakan CEO dari perusahaan ini, maka mau tidak mau Naura mengangkatnya.
"Yupz.." sahut Naura singkat.
"Honey..., untuk beberapa hari aku dan Johan tidak bisa ketemu denganmu. Tetapi don.t worry.., aku sudah menyiapkan pengawalan ketat untukmu. Tomm.., selain driver berpengalaman, dia juga memiliki ketrampilan bela diri yang expert. Belum beberapa orang yang aku tempatkan di perusahaan dan sekitar rumahmu honey.. Tadi itu siapa.., laki-laki yang berjalan bersamamu menuju ke tepi jalan..?" Alexander langsung panjang lebar membuat pengaturan untuk Naura.
"Ya Tuhan kak..., kenapa kakak terlihat posesif banget sih. Jujur kak.., dengan perlakuan itu, aku malah merasa risih dan memisahkanku dari komunitas masyarakat. Janganlah.., sampai seperti itu." Naura memprotes perlakuan yang diberikan Alexander.
"Untuk your safety .. honey.. Aku tidak akan gambling dengan semua itu, apalagi tidak ada Johan maupun aku yang saat ini berada di dekatmu. Sekitar satu minggu aku tidak bisa bertemu denganmu, tetapi jika acaraku bisa lebih dipersingkat, mungkin bisa aku kurangi menjadi hanya lima hari saja." Alexander terus melanjutkan percakapan, tetapi Naura sudah tidak menanggapinya dengan antusias. Mendengar bagaimana beberapa body guard sudah ditugaskan untuk memberinya pengawalan, Naura sudah merasa ilfill dengan hal tersebut. Tetapi karena Alexander memang tidak pernah meneriman kata penolakan, Naura menelan semua perkataan itu.
"Hmmm..., terserah kak Alex saja. Udahan ya.., Naura mau mulai kerja nih." akhirnya Naura meminta untuk menyudahi pembicaraan.
"Okay.. love you honey... Take care.." akhirnya Alexander menyudahi panggilannya.
Tanpa Naura sadari, beberapa temannya mengintip gadis itu saat sedang melakukan panggilan. Aniss bergegas menghampiri kubik Naura.., karena penasaran dengannya saat ini. Belum lagi kejadian, ketika Naura pulang dijemput dengan mobil sport mewah yang dikendarai laki-laki tampan dengan perawakan tinggi besar.
"Ehmm..., kamu sekarang sedikit aneh Na..? Telpon dari siapa tuh, boy friend ya..." Aniss memegang bahu Naura, kemudian dengan memainkan alisnya, gadis itu bertanya pada Naura. Merasa sudah kepala tanggung, Naura hanya menganggukkan kepala dengan pipi bersemburat merah.
"Good job girl.., berarti benar ya gosip yang beredar di perusahaan ini.. Anak mana, tempat kerja, dan jangan lupa, kenalin donk sama kita-kita.." tanpa memberi kesempatan Naura untuk menjawab, Aniss langsung menyerocos menanyai Naura.
"Next time aku kasih tahu An... Lagian saat ini, juga sedang tidak ada di Indonesia, jadi percuma juga kan jika aku ceritakan sekarang." merasa masih punya tanggung jawab menyelesaikan pekerjaan, Naura menyudahi pembicaraan.
"Okay.., okay..., keren juga jika kamu bisa dapat warga keturunan Na.. Mereka terkenal sangat royal sama kita, dan pastinya perbaikan keturunan sih.." Aniss terus menggoda Naura, tetapi gadis itu hanya tersenyum dan mengangkat kedua bahunya ke atas.
***********