Chereads / Jurang Cinta / Chapter 29 - Naura Prioritasku

Chapter 29 - Naura Prioritasku

Alexander tidak peduli dengan yang dikatakan Thomas, laki-laki itu segera keluar dari kastil tempat Tuan Gotham tinggal bersama putri cantiknya. Panggilan Peter untuk menahannya sama sekali tidak menyurutkan niatnya untuk pergi dari castle tersebut. Malas menuruni bukit berjalan kaki, Alexander segera melompat terbang dari Ponari Castle menuju tempat mobilnya ditinggalkan. Tanpa menghiraukan Thomas, Alexander masuk ke mobil dan membawanya melesat pergi dari kastil tersebut.

Dalam kegelapan malam, mobil yang dikemudikan Alexander membelah jalanan di Curtea the Arges. Suara musik cadas menemaninya untuk menghilangkan kantuk. Melihat ada cafe yang masih buka, Alexander mengarahkan mobil ke tempat pemesanan drive thru untuk mendapatkan satu cangkir hot coffee.

"One cup of hot coffee and one sandwich" setelah mendapatkan giliran, Alexander langsung memesan satu cangkir kopi panas dan sandwich untuk mengisi perutnya,

"Lima puluh Leu.." ucap petugas jaga. Alexander memberikan dua lembar uang pecahan 50 leu pada petugas tersebut.

"Ambil saja kembaliannya." sambil memberikan uang pada kasir, Alexander tidak meminta kembalian..

Setelah memutar mobilnya, beberapa saat kemudian pesanan kopi dan satu potong sandwich sudah berada di tangan Alexander. Laki-laki itu menghentikan mobil di lahan parkir restaurant cepat saji, kemudian mulai menikmati kopi panas. Baru saja menikmati beberapa teguk kopi, tiba-tiba Alexander melihat sekelebat bayangan terbang di depan mobilnya.

"Aaaawww..., help me please..!" terdengar teriakan seorang gadis yang dibawa oleh bayangan yang berkelebat di depan Alexander. Sebenarnya ALexander sudah tidak mau peduli dengan keadaan di depannya, tetapi mendengar jeritan minta tolong dari gadis yang dibawa oleh bayangan tersebut, membuat laki-laki itu teringat dengan Naura. Tanpa berpikir panjang, Alexander keluar dari mobil dan melompat mengikuti bayangan tadi.

Di sebuah bangunan tua, bayangan tadi menghentikan dirinya. Dengan seringai tajam, seorang laki-laki itu tersenyum puas menatap seorang gadis yang terlihat lemas dan sudah tidak mampu berteriak di depannya.

"Hmm.., malam-malam sepi memang paling enak ditemani oleh seorang gadis.." tanpa mengucap salam, Alexander berbicara pada laki-laki itu.

Mendengar suara seorang laki-laki di belakangnya, laki-laki yang membawa seorang gadis itu merasa terkejut. Perlahan dia menengok ke belakang, dan terlihat Alexander berdiri dengan bersandar dinding di belakangnya.

"Jangan ganggu kesenanganku.., pergilah dari sini..!" laki-laki itu berteriak mengusir Alexander. Matanya menatap tajam pada Alexander yang melihatnya sambil tersenyum.

"Benar.., kamu mengusir aku pergi. Banyak lho orang-orang ingin mengatur waktu untuk bertemu denganku, tetapi aku tidak mau bertemu dengan mereka. Kali ini kamu malah mengusirku pergi, padahal tanpa kamu minta aku ingin menemanimu disini." sambil tersenyum, Alexander menggoda laki-laki itu. Tidak tahu kenapa, tiba-tiba muncul jiwa keisengan dalam dirinya,.

"Aku tidak membutuhkanmu, pergilah sebelum aku ikut melukai kamu." tiba-tiba muncul taring dari mulut kiri dan kanan dari laki-laki itu, dari jari tangannya muncul kuku-kuku panjang dan melengkung. Melihat perubahan fisik laki-laki itu, Alexander tersenyum melihatnya. Sedikitpun tidak terlihat rasa takut pada laki-laki itu, malah seperti cemoohan terhadap perubahan laki-laki di depannya itu.

"Tuan.. tolong saya..!" gadis yang masih berada dalam pegangan laki-laki itu, merintih ketakutan melihat perubahan dari orang yang menangkapnya. Sambil menatap Alexander, gadis itu merintih minta tolong. Sekali lagi, melihat gadis itu.. bayangan wajah Naura kembali datang di depan wajahnya.

Tanpa bicara lagi, Alexander melambaikan tangannya ke atas. Tidak menunggu lama, penampilan Alexander berubah dengan penampakan menyeramkan dan menakutkan bagi orang-orang yang melihatnya.

"Ka..., kamu siapa..?" melihat sinar mata dan perubahan berwibawa Alexander dalam penampilan manusia vampire, laki-laki itu seketika melepaskan pegangan gadis yang lemas di tangannya itu. Dengan segera, laki-laki itu memundurkan tubuhnya ke belakang.

"Serahkan gadis itu kepadaku.., aku akan mengantarkannya pulang!! Jika kamu suka rela menyerahkan padaku, aku tidak akan mempermasalahkan urusan kesesatanmu ini. Tetapi jika kamu menolaknya, maka aku akan membuat hidupmu menjadi mengerikan." tidak mau menghabiskan waktu untuk bernegoisasi, Alexander tidak menutupi jati dirinya.

Melihat perubahan Alexander, laki-laki itu tidak mau menjawab perkataannya. Tanpa berpikir panjang, laki-laki itu melompat meninggalkan Alexander dengan gadis yang sudah terjatuh pingsan. Segera Alexander mengangkat tubuh gadis itu, kemudian laki-laki itu melompat dan meletakkan gadis itu di police office terdekat.

***********

Menjelang pagi, Alexander baru memasuki kamar Presidential Suites di hotel yang menjadi miliknya di negara Rumania. Hotel bintang lima di kota Municipiul Curtea de Arges yang dimiliki Alexander, merupakan hotel termegah yang ada di kota tersebut. Alexander mau merambah bisnis hotel, dikarenakan laki-laki itu memiliki hobby melakukan travelling keliling dunia. Untuk menghindari berinteraksi dengan orang lain, Alexander menyukai tinggal di Presidential Suites di kota-kota yang dia sukai untuk menetap.

Sesampainya di dalam kamar, ALexander tidak segera istirahat. Laki-laki itu mempelajari berkas pembebasan tanah yang akan dia lakukan esok hari. Tetapi sebelum menyentuh berkas, Alexander mengecek ponsel dan mulai menyalakannya. Beberapa saat, sekilas Alexander membaca chat yang masuk via ponsel, dan tiba-tiba mata laki-laki itu terbelalak membaca chat yang dikirim Naura.

"Santoz... kamu melampaui batas bawahku.. Prang..." meja kaca di depan Alexander menjadi sasaran kemarahan laki-laki itu.

Alexander langsung berdiri, kemudian mengambil ponsel dan menghubungi Johan yang ditinggalkan bersama Peter.

"Iya Tuan Muda..., saya masih bersama Peter di Ponary Castle." Johan langsung menjawab panggilan masuk yang dilakukan Alexander.

"Malam ini aku langsung menuju airport, aku akan langsung terbang ke Indonesia. Kamu urus pembebasan tanah esok hari." Alexander langsung memberi tugas Johan.

"Tetapi Tuan muda.., bukankah Tuan Muda sudah berjanji untuk bertemu dengan Tuan Gotham besok untuk membahas pembebasan tanah." Johan seperti keberatan diminta mengurusi sendiri pembebasan tanah.

"Apakah kamu mau membantah perintahku Johan..? Urusan dunia bisnis bagiku urusan yang ke sekian. Prioritasku saat ini adalah Naura, dan Santoz saat ini sudah menculik dan membawa Naura pergi." dengan nada tinggi, Alexander marah pada Johan. Mendengar perkataan Alexander, Johan terkejut dan memaklumi kemarahan yang ditunjukkan oleh laki-laki itu.

"Ampun Tuan Muda.., saya akan berusaha untuk meyakinkan Tuan Gotham." tanpa membantah, Johan langsung menyetujui perintah terakhir Alexander.

"Okay..., siapkan segalanya untukku. Aku akan mengendara sendiri menuju airport sekarang juga, Siapkan pesawat, dan semua yang aku butuhkan malam ini." Alexander langsung memberi perintah tambahan pada Johan.

"Siap Tuan Muda.." sahut Johan tanpa banyak bicara. Segera Johan menghubungi anak buah Alexander lainnya yang ada di negara Rumania, untuk menyiapkan jet private dan perlengkapan lain yang dibutuhkan ALexander untuk menuju Indonesia.

Selesai bicara, Alexander segera berdiri dan melangkah keluar dari dalam kamar. Naura.., gadis itu yang akan menjadi tujuan dari laki-laki itu malam ini.

*************