Chereads / Jurang Cinta / Chapter 22 - Perketat Keamanan

Chapter 22 - Perketat Keamanan

Di sebuah gudang tua yang terletak di pinggiran kota, Johan berjalan memasuki tempat tersebut dengan mata beringas. Tidak membutuhkan waktu lama, laki-laki itu sudah bisa mengetahui dan menangkap keempat laki-laki yang mengganggu Naura tadi pagi. Koordinasi baik dengan pihak Dinas Perhubungan dan DLLAJR kota tersebut, menghasil rekaman CCTV dengan pengambilan posisi kamera yang bagus, Tidak membutuhkan waktu lebih dari 12 jam, keempat orang tersebut segera bisa diringkus oleh orang-orang suruhan Johan.

"Atas identitas apa, kalian berani mengganggu Miss Naura tadi pagi..?" Johan meraih dagu salah satu dari mereka. Tatapan matanya seakan menguliti laki-laki yang telah membuat kesalahan besar itu.

"Cuih.., apa kamu pikir, hanya dengan menangkap dan menyekapku di gudang bobrok seperti ini, kamu akan mendapat keterangan dariku.. Ha..., ha.., ha... murah amat diriku.." dengan tidak memiliki rasa takut sedikitpun, laki-laki itu malah tertawa terbahak-bahak.

"Hmmm.., begitu ya. Rasakan ini... bukkk..., dukkk..." tendangan demi tendangan dikirimkan Johan ke tubuh laki-laki tersebut.

"Ha.., ha..., ha..., tendanganmu hanya terasa memijat-mijat kulitku wakil CEO Androlux. Tidak adakah yang sedikit lebih keras lagi..?" seperti menantang, laki-laki itu malah tertawa semakin keras. Tiga laki-laki di sampingnya turut tertawa melihat hal tersebut,

Tidak disangka, di depan ketiga laki-laki tersebut, Johan tidak berpikir panjang. Laki-laki itu memiringkan kepalanya, dan sepasang taring muncul di mulutnya. Urat-uratnya berubah berwarna biru, dengan mata merah tidak diduga, Johan menggigit dan mengisap leher salah satu dari empat laki-laki tersebut. Dengan mata dan pandangan melotot karena terkejut dan ketakutan, perlahan laki-laki yang tertawa terbahak-bahak tadi akhirnya meninggal dengan lidah menjulur keluar. Melihat pemandangan mengerikan di depan mereka, ketiga laki-laki itu memundurkan badannya berusaha menjauh dari Johan,

"Bagaimana dengan kalian bertiga..., apakah salah satu dari kalian ingin merasakan hal yang sama dengan teman kalian ini?" masih dengan mata memerah, Johan berjalan mendekati ketiga laki-laki tersebut,

"Aku tidak akan menghabiskan waktuku hanya untuk berbicara dengan kalian.." Johan terus mendekat ke arah mereka.

"Jangan.., jangan sakiti kami Tuan.. Kita bisa duduk, minum, kemudian berbicara. Masih banyak jalan lain, daripada menyakiti dan membunuh kami." melihat Johan dalam wujud vampire, salah satu dari laki-laki tersebut mencoba untuk bernegosiasi. Kedua teman di belakangnya, bersembunyi di belakang punggung laki-laki yang berbicara tersebut.

Mendengar kesanggupan tersebut, perlahan wajah Johan kembali seperti semula. Sepasang taring mulai menghilang dan tidak tampak lagi, penampilannya kembali seperti sebelum Johan berubah dalam wujud seorang vampire.

"Apa yang bisa kamu katakan kepadaku.., tapi ingat jangan berani untuk membohongiku. Hukuman kalian akan lebih kejam lagi, tidak hanya aku hisap darah dari lehermu, tetapi akan aku cabik-cabik dengan kuku-kuku di jari tanganku." Johan terus menindas ketiga laki-laki itu.

"Baik.., baik.. Tuan Johan, jangan sakiti aku. Kami berempat hanya orang-orang bayaran. Kami dibayar oleh..." belum sempat laki-laki tersebut menyebutkan siapa yang menyuruhnya untuk menculik Naura, tiba-tiba...

"Dor.., dor.., dor..." terdengar tiga kali suara tembakan, dan tubuh ketiga laki-laki itu langsung jatuh tersungkur. Dengan muka geram menahan marah.., Johan memegang nadi ketiga orang tersebut, dan tidak ditemukan denyut nadi dari mereka.

"Fuck..., bakar jasad keempat orang ini. Jangan sisakan apapun, dan buang abu mereka di sungai atau di lautan sana." dengan muka merah menahan marah, Johan berteriak memanggil orang-orangnya. Laki-laki itu segera melompat, berusaha mengejar sniper misterius itu. Tetapi, sesampainya di luar, sebuah mobil jeep tanpa plat nomor berlari kencang meninggalkan tempat tersebut.

***********

Dengan tergesa, Johan mendatangi ruang kerja Alexander untuk melaporkan kejadian yang baru saja terjadi. Dengan perasaan kecewa, laki-laki itu berjalan tanpa memperhatikan sekelilingnya. Aura dingin melingkupi laki-laki itu.

"Misi failed Tuan Muda.., keempat orang itu sudah meninggal semua, tanpa kita dapatkan informasi sedikitpun." dengan menundukkan kepala, Johan melapor pada Alexander.

"Failed..., plakkk??? Kenapa bisa begitu.." tamparan keras dikirimkan Alexander ke wajah tampan Johan. Warna merah di rahang laki-laki itu menunjukkan betapa kerasnya tamparan yang diberikan Tuan Mudanya.

"Ampun Tuan Muda..., kita sudah berhasil menangkap keempat orang itu, kemudian membawanya di gudang kita yang ada di pinggiran kota. Rupanya ada yang mengetahui niat kita, kemungkinan dari si penyuruh keempat orang tersebut. Sebelum saya sempat menyelesaikan investigasi, terdengar tembakan yang langsung tepat mengarah ke jantung orang-orang tersebut. Setelah saya periksa, mereka sudah tidak dapat diberikan pertolongan. Kemudian saya instruksi pada para penjaga, untuk membakar habis jasad mereka dan membuang abu ke laut." Johan menceritakan garis besar kronologi tawanan mereka.

Alexander terdiam beberapa saat, laki-laki itu tampak berpikir keras.

"Sepertinya ada yang ingin mengajak kita bermain-main Johan. Dengan skenario rapi seperti itu, berarti lawan kita kali ini bukan orang sembarangan. Tetapi melihat jejak digital Naura.., sepertinya orang-orang itu tidak memiliki keterkaitan dengan gadis itu." Alexander berbicara pelan.

"Ataukah Naura hanya korban karena memiliki hubungan dengan Tuan Muda." Johan mengutarakan pendapatnya.

"Sepertinya begitu Johan... Firasatku juga mengatakan jika Naura adalah korban yang disebabkan olehku. Karena sedikit banyak, orang sudah mengerti jika aku memiliki hubungan dengan gadis itu." Alexander menimpali perkataan Johan.

Beberapa saat laki-laki itu kembali terdiam, pikiran mereka menerawang mencoba mengaitkan peristiwa demi peristiwa yang sudah terjadi.

"Apakah keluarga Edward yang melakukan ini Tuan muda..?? Mungkin tuan muda masih ingat dengan kejadian yang terjadi dengan Tuan Edward di ball room JW Marriot. Setelah itu, keributan yang dilakukan oleh saudara Edward di ruang tamu Presidential Suites.. Sepertinya kecurigaan saya mengarah kesitu Tuan muda." tiba-tiba Johan mengingatkan tentang kejadian akhir-akhir ini yang melibatkan Nuara di dalamnya.

"Bisa jadi Johan... Perkuat penjagaan untuk Naura.., jangan biarkan gadis itu kemana-mana sendiri. Larang dia untuk berangkat dan pulang dari perusahaan menggunakan bus kota. Fasilitasi Naura dengan fasilitas antar jemput perusahaan, jika ada yang tidak setuju dengan ideku ini, pecat dia." tanpa menatap mata Johan, Alexander membuat sebuah pengaturan. Jika sudah seperti itu, Johan hanya bisa berkata Siap.., wakil CEO itu tidak berani untuk membantah perintah dari Tuan Mudanya.

"Secepatnya akan saya buat pengaturan Tuan muda, karena saya harus menyiapkan sebuah alasan agar semua karyawan lain tidak memiliki kecurigaan pada tindakan kita. Terutama karyawan perempuan, saya sebagai laki-laki saja sangat pedih mendengar gosip yang dihembuskan oleh mereka. Kita juga harus memikirkan psikhologis impact pada diri Miss Naura." Johan mengatakan pemikirannya.

"Terserah.., kamu atur secepatnya. Sore nanti, Naura pulang bersama kita. Aku tidak akan membiarkan gadis itu sendiri." dengan cepat, Alexander kembali membuat sebuah pengaturan. Johan hanya menahan nafas, karena berarti dia harus menjadi obat nyamuk di antara mereka berdua.

********