Merasa tubuhnya mau jatuh, Naura memeluk tubuh Alexander secara reflek. Gadis itu menggantungkan tangannya di leher laki-laki itu, dan menyembunyikan wajah di dada Alexander. Aroma samar parfum bercampur dengan aroma maskulin menguar masuk ke hidung Naura, dan perlahan meresap ke seluruh tubuh gadis itu. Tanpa sadar, hati Naura menjadi deg-degan, dan tubuhnya gemetar, Dengan kokoh tanpa goyah, Alexander mengangkat tubuh Naura seperti tanpa beban. Johan berlari menyusul pasangan itu, dan langsung membukakan pintu lift untuk mereka bertiga. Sesampainya di lantai atas, tempat Presidential Suites berada, lagi-lagi Johan bergegas membuka pintu kamar, Setelah Alexander masuk ke dalam kamar, Johan segera menutup pintu dan bergegas meninggalkan kamar tersebut.
Tanpa banyak bicara, Alexander memasukkan Naura langsung ke dalam kamar, kemudian membaringkan tubuh gadis itu. Di atas king size bed, tiba-tiba Alexander meletakkan tubuhnya di atas tubuh Naura, Gadis itu menjadi merasa sesak, dengan nafas berat kedua tangannya berusaha mendorong dada laki-laki itu.
"Naura.., you are mine. Tidak ada satu orangpun laki-laki yang boleh berada di dekatmu, ingat itu!" dengan nada tegas, Alexander berbicara dengan dominan terhadap Naura. Mendengar nada bicara itu, hati Naura terasa menciut, Gadis itu mencoba memundurkan tubuhnya, kemudian duduk dengan bersandar pada sandaran bed. Mata tajam Alexander terus melihatnya, laki-laki itu tidak mau mengalihkan tatapannya.
"Kak Alex..., Naura ingin pulang. Naura takut berada disini kak.." dengan suara lirih, Naura memberanikan diri mengajak laki-laki itu berbicara.
Tanpa diduga, tidak ada jawaban yang keluar dari mulut laki-laki yang ada di depannya itu. Alexander semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Naura, dan tanpa permisi langsung menempelkan bibirnya di atas bibir gadis itu. Naura terkesiap, tetapi gadis itu tidak dapat menghindar. Dengan profesional, lidah Alexander membuka bibir Naura, dan ketika tanpa sadar Naura memberi celah sedikit, dengan cepat bibir dan lidah Alexander menyeruak masuk, dan mengeksplorasi lebih dalam. Nafas gadis itu serasa berhenti, detak jantungnya berdetak sangat kencang. Tetapi lama kelamaan, tanpa sadar Naura mengikuti dan menikmati ciuman bibir yang diberikan laki-laki itu. Saliva kedua manusia itu terus menyatu, dan setelah beberapa saat, akrena melihat Naura hampir kehabisan nafas, Alexander menghentikan ciumannya.
Dengan tatapan sendu, Alexander terus menatap mata Naura, keduanya saling berpandangan.
"Naura..., I love you honey.. you are mine." bisik Alexander sambil kembali memberi ciuman di pipi Naura yang memerah. Tidak ada satu katapun yang keluar dari bibir gadis itu, hanya pandangan Naura yang mengisyaratkan jika dia merasa senang dengan perlakuan itu.
"Promise me honey..., jangan tinggalkan aku, jangan kecewakan aku." kembali Alexander berbisik di telinga Naura, sambil memberi ciuman di belakang telinga gadis itu. Kulit tubuh Naura merasa merinding semuanya, aliran darah mengalir deras ke kepala, ketika kecupan bibir Alexander dengan sengaja diberikan di belakang telinga Naura. Rasa sesak serasa menghimpit dadanya, dengan nafas terengah-engah, Naura berusaha menolehkan kepalanya.
"Akhh.." tanpa sadar sebuah lenguhan terlepas dari bibir Naura. Mata gadis itu terpejam, menikmati setiap sentuhan yang diberikan laki-laki itu. Tetapi ketika tanpa sadar, tangan Alexander sudah berada di bawah gaun, dan menarik resleting di punggungnya, Naura menjadi tersentak. Gadis itu merasa kaget, dia merasa menjadi seorang gadis yang murahan. Dengan sekuat tenaga, Naura mendorong dada Alexander dan melepaskan diri dari pelukan laki-laki itu.
Mendapat perlakuan kasar dari gadis itu, seketika menyadarkan laki-laki itu. Gadis yang saat ini berada di kamar dengannya kali ini, berbeda dengan gadis-gadis yang sering menghabiskan malam dengannya.
"Please forgive me .. honey..! Istirahatlah.., aku akan pindah di kamar satunya. Good night.., semoga mimpi indah." melihat reaksi yang ditunjukkan Naura, Alexander tidak mau membuat gadis itu ketakutan. Dengan perubahan menonjol di selangkangan, laki-laki itu berusaha menahan dirinya. Tanpa bicara, Alexander meninggalkan Naura di kamar itu sendiri,
*********
Sepeninggal Alexander, Naura langsung mengunci pintu kamar dari dalam. Gadis itu tidak mengetahui, jika sebagai pemilik Presidential Suites ini, Alexander bisa masuk menggunakan acces room miliknya. Merasa jam sudah menunjukkan hampir tengah malam, gadis itu segera melakukan panggilan pada Nyonya Elsa. Berpikir tidak mungkin melakukan panggilan, Naura mengirim pesan singkat lewat chat di media sosial.
"Mom.., maaf baru sempat ngabarin. Naura tidak pulang malam ini, tidur di JW Marriot karena tidka berani pulang sendiri. Baru saja menghadiri undangan gala dinner perusahaan di ballroom hotel ini. Love you mom.., muach.." untuk tidak membuat Nyonya Elsa khawatir, Naura tidak menceritakan apa yang terjadi pada dirinya.
"Okay.., take care my girl. Besok lagi jangan mendadak kasih kabarnya, mommy masih menunggumu sambil melihat televisi di ruang tamu. Sweet dream my girl.." tidak berapa lama, Nyonya Elsa membalas chat yang dikirim Naura. Gadis itu kemudian menyimpan ponselnya, kemudian berjalan menuju walk in clothes untuk berganti baju, dan juga membersihkan muka di wastafel.
"Apakah sudah bisa dikatakan, kalau mulai saat ini kak Alex sudah menjadi kekasihku..?" sambil menatap wajah di cermin setelah mencuci muka dengan air, Naura bertanya pada dirinya sendiri. Perlahan jari tangannya mengusap bibirnya perlahan, dan semburat warna pink terlihat di pipinya.
"Akhirnya aku melepaskan ciuman pertamaku untuk kak Alex.." tiba-tiba muncul kebanggaan dibarengi desiran di hati. Naura tersenyum mengamati wajahnya di cermin, kemudian turun menatap tubuhnya yang sudah tidak mengenakan pakaian.
"Jika kak Alex memang sudah dikatakan menjadi kekasihku, apakah akhirnya tubuh ini juga akan menjadi yang pertama untuknya?" kembali pertanyaan berkelibat di pikiran Naura. Tetapi kemudian, pipinya kembali memerah. Tidak mau menghabiskan malam hanya di depan cermin, dengan cepat Naura segera mengenakan piyama dari sutra yang sudah disediakan untuknya di walk in clothes.
"Semua yang tersedia di kamar ini, ternyata sudah sesuai dengan ukuranku. Kapan kak Alex atau kak Jo.. mengetahui size tubuhku? Apakah mereka mengintipnya atau bagaimana ya...?" sambil berjalan dari walk in clothes, Naura masih berpikir sendiri.
Tidak lama kemudian gadis itu, sudah kembali duduk di atas bed. Tidak mau berpikir panjang, Naura mulai merebahkan tubuhnya di atas ranjang, kemudian memeluk guling dengan sisa-sisa kehangatan dan aroma samar parfum maskulin dari Alexander. Gadis itu meraih guling tersebut, kemudian menciumnya dengan segenap perasaannya. Meskipun aroma itu hanya samar, tetapi hati Naura tiba-tiba merasa hangat.
"Kak Alex.., tanpa sadar aku sudah tenggelam dalam pesonamu. Semoga kita bisa bahagia selamanya kak, dan semoga kak Alex tidak hanya menjadikanku sebagai gadis mainan untuknya." Naura bergumam sendiri. Beberapa saat gadis itu terdiam dalam lamunan, tanpa sadar Naura akhirnya terlelap dalam tidur yang damai.
*********