Chereads / My Journey with Mom (Bahasa Indonesia) / Chapter 7 - Kekuatan yang sangat OP

Chapter 7 - Kekuatan yang sangat OP

Waktu yang dibutuhkan Sabrina untuk sampai ke tempat sumber cahaya lebih cepat beberapa kali lipat dari Rendy. Apalagi Sabrina benar-benar mencurahkan semua tenaga yang dimilikinya untuk menambah kecepatan berlarinya, agar cepat sampai ke sana.

[SAYANGKU!!!] Jauh di belakang dirinya terdengar suara teriakan ibunya yang sangat lirih.

Saking lirihnya, Rendy yang sedang menatap ke atas, asyik mengagumi mahakarya yang baru saja diciptakannya sampai tidak menyadari suara itu.

[SAYANGKU!!!] Kali ini suara teriakan ibunya terdengar sangat keras.

Menyadari ibunya memanggil, Rendy mengalihkan pandangan ke arah sumber suara. Namun belum sempat melihat apapun, pandangannya sudah ditutup belahan payudara ibunya yang memeluk dirinya.

Di dalam pelukan ibunya, seluruh tubuh bagian depan yang sebelumnya kering berubah basah gara-gara keringat ibunya yang bercucuran. Dia tidak merasa jijik, hanya bingung, apa yang barusan ibunya lakukan sampai bisa memiliki keringat sebanyak itu, soalnya hari-hari biasa saat mencari kayu bakar ibunya tidak berkeringat sebanyak ini.

Rasa penasarannya akan hal itu sepertinya tidak ditakdirkan untuk di jawab, lantaran ibunya mendadak menggendong dirinya dengan posisi M-shape, mengajaknya pergi dari sana.

"Ibu mau membawaku ke mana?!" Tubuhnya sedikit berontak untuk mencegah ibunya membawa dirinya pergi, tapi seketika berontak yang dilakukannya berhenti waktu menyadari wajah ibunya memiliki beberapa luka goresan. Tak hanya itu, bahkan di kedua lengannya juga, termasuk beberapa bagian pakaian yang robek. "Dari mana luka ini berasal, apakah ada seseorang yang menyelinap ke tempat ini dan melukai ibu?!" Rendy mencoba mengelap darah yang keluar dari beberapa luka itu.

Tentunya emosi di dalam dirinya sudah memuncak meski raut wajahnya tampak biasa di luar, berani-beraninya ada yang melukai ibunya, terutama merusak wajah cantik wanita kesayangannya.

"Tidak, ini gara-gara tergores ranting saat berlari melewati tumpukan cabang pohon untuk menyusulmu! Ibu tidak menyadarinya karena fokus ibu hanya tentang keselamatanmu! Kamu tahu, akibat apa yang tadi kamu lakukan sangat berbahaya, sekarang kita harus pergi dari sini sebelum monster berlevel tinggi datang!"

Tahu putranya membuat kesalahan yang sangat fatal, sama sekali tidak ada kemarahan di dalam diri Sabrina. Dia masih bisa tersenyum, membalas pertanyaan putranya dengan ramah seperti biasa. Walau harus berlari sambil menggendong putranya yang gemuk dengan tenaga yang hampir habis.

"Begitu!" Bukan luka yang diakibatkan orang membuat Rendy menghela napas lega. "Owh iya, ngomong-ngomong soal monster, apakah monster berlevel tinggi yang ibu maksud seperti itu yang di belakang ibu?!" Tangan kanan Rendy menunjuk sesuatu yang ada di depan dirinya.

Menatap wajah putranya yang terlihat serius, tidak sedang bercanda, Sabrina menghentikan langkahnya untuk memeriksa monster yang ditunjuk putranya. Mengurutkan arah jari telunjuk putranya, apa yang ada di sana seraya ingin membuatnya pingsan seketika itu juga, 500 meter dari mereka berdua terlihat sekawanan serigala yang jumlahnya tidak diketahui sedang menatap mereka berdua, air liur bahkan sudah menetes di ujung mulut mereka para kawanan serigala itu.

"Shadowwolf?!" Hanya nama itu yang muncul di otaknya setelah mendapati ciri-ciri serigala berupa tinggi 3 meter, didominasi warna hitam mulai dari bulu, cakar, taring, lidah, dan putihan mata yang juga hitam.

Mengetahui itu membuat Sabrina ketakutan setengah mati, pantas saja begitu cepat monster masuk ke dalam, ternyata Shadowwolf yang terkenal akan kecepatannya, dan ini memupuskan harapan untuk bisa kabur, mustahil lolos dari kejaran mereka.

Berbeda dengan ibunya yang ketakutan, Rendy tidak ada takut-takutnya sama sekali. Baginya sekawanan monster itu bak semut, mudah saja membunuh mereka semua menggunakan golem ciptaannya tadi. Daripada takut, malah lebih sumringah, bahagia lantaran di antara sekawanan serigala itu ada banyak yang berlevel tinggi, artinya dia bisa menjadi kaya hanya dengan menjual dagingnya saja di kota.

Daging monster berlevel tinggi, khususnya level 50 ke atas, setiap 1-kg daging yang di konsumsi memiliki khasiat menambah power berdasarkan tipe monster tersebut. Berhubung Shadowwolf bertipe speed, salah satu tipe populer di samping strength/STR, harga jualnya pasti sangat mahal.

Sayangnya perasaan bahagia yang dimilikinya harus terganggu oleh wajah ibunya yang terlihat pucat pasi seperti orang yang akan binasa saja. "Hei sadar Bu! Apa ibu lupa bagaimana monster itu bisa masuk, itu karena aku membuat senjata dari pohon mati itu! Coba lihat ke sana!" Tangan kiri mencubit pipi ibunya untuk menyadarkannya, sementara tangan kanan menunjuk ke langit.

Apa yang putranya katakan menyalakan api harapan ingin selamat yang sempat padam di dalam diri Sabrina. Akibat ketakutannya akan serbuan monster berlevel tinggi sampai melupakan kekuatan ajaib milik putranya, dan kali ini kekuatan yang putranya tunjukkan sungguh membuatnya terkejut. Menjulang tinggi sebuah kerangka tulang manusia raksasa yang didominasi warna emas, berdiri sangat gagah dengan membawa spatula di tangan kanan, dan teflon di tangan kiri.

'Bentuknya bagus sih, tapi bagaimana cara menggerakkannya?!'

Belum sempat menanyakan pertanyaan yang muncul di pikirannya, ada peristiwa dadakan yang membuat jantung Sabrina terasa ingin copot. 5 ekor Shadowwolf sedang berlari ke arahnya, dan jaraknya hanya tersisa 100 meter dari mereka berdua.

Sifat alami keibuan yang dimiliki Sabrina membuat tubuhnya bergerak sendiri. Secara refleks tengkurap di tanah, menutupi tubuh putranya menggunakan tubuhnya, berharap cakar Shadowwolf hanya akan mencabik-cabik punggungnya saja.

Namun beberapa saat menunggu, cabikan di punggung tidak kunjung datang. Sabrina yang penasaran membuka matanya, menengok kembali ke arah datangnya serigala tadi.

"Ke mana mereka pergi?!" Kosong, ke 5 Shadowwolf yang berlari ke arahnya mendadak menghilang.

Di tengah kebingungannya, putranya menepuk-nepuk pinggangnya, dan juga dia bisa merasakan napas hangat putranya di belahan payudaranya. Sepertinya putranya ingin mengatakan sesuatu, akan tetapi gara-gara terhimpit payudaranya, suara putranya tidak bisa keluar. Menyadari hal itu, Sabrina langsung bangun dari tubuh putranya.

Tak ada lagi payudara yang menyumbat pernapasannya, Rendy buru-buru menghirup udara sebanyak-banyaknya, bahkan sampai tersedak beberapa kali.

"Maafkan ibu! Apakah sayangku baik-baik saja?!" Sabrina bertanya dengan khawatir di tengah membantu putranya yang ingin duduk.

Sebuah gelengan kepala diberikan Rendy. "Tidak apa-apa! Yang lebih penting, tentang pertanyaan ibu tadi jawabannya ada di sana!" Tangan kanannya menunjuk ke atas, di mana ke 5 Shadowwolf tadi sedang terkurung di genggaman Golemnya.

Respons yang diberikan ibunya seperti biasa, terkejut. Melihat itu, Rendy melanjutkan omongannya. "Itu hanya permulaan, apa yang akan aku lakukan selanjutnya pasti membuat ibu lebih terkejut!" Menggunakan telepati, Rendy memerintahkan Golem untuk membunuh semua monster shadowwolf yang ada.

Sesaat sebuah formasi berbentuk garis-garis aneh menyala berwarna putih di seluruh bagian kerangka raksasa itu, tanda Golem mengerti perintah yang diberikan Rendy. Cahaya menghilang, Golem itu mulai bergerak, hal pertama yang dilakukannya membanting ke 5 Shadowwolf yang ada digenggamannya ke tanah dengan sangat keras.

[Bam! Bam! Bam! Bam! Bam!] Suara keras benturan antara tubuh ke 5 Shadowwolf dengan tanah. Saking kerasnya, bahkan sampai membentuk sebuah cekungan di tempat ke-5 Shadowwolf jatuh.

Diam, ke-5 Shadowwolf tak menunjukkan tanda-tanda ingin keluar dari cekungan itu, tetap terkapar, tidak bergerak di sana. Terlepas apakah masih hidup atau mati, hal itu telah memicu kemarahan dari kawan-kawannya, mereka semua mengelilingi Golem itu, berniat ingin menyerang. Namun, ukuran kaki Golem terlampau besar, mereka hanya bisa menggonggong, menunggu instruksi dari pemimpin mereka.

Tidak buru menyerang berarti hanya ada satu hasil yang menanti mereka, yaitu mati. Ya, memanfaatkan keuntungan para Shadowwolf yang bergerombol di sekelilingnya, Golem mulai meluncurkan serangan, menggunakan spatula dan teflon untuk menimpuk mereka bak manusia menggunakan kedua alat tersebut untuk menimpuk sekawanan semut.

[BAM!] Ayunan pertama menggunakan teflon membunuh sekitar 15-an ekor, membuat mereka menjadi Shadowwolf geprek.

[BAM!] Ayunan kedua menggunakan spatula membunuh sekitar 4-an ekor, dengan hasil yang sama.

Golem terus melancarkan serangan menggunakan kedua senjata itu, sementara Shadowwolf harus kehilangan beberapa ratus anggotanya terlebih dulu, baru melancarkan serangan. Sayangnya serangan mereka benar-benar tidak berguna, cakaran dan gigitan, bukannya berhasil melukai kaki Golem, malah melukai cakar dan gigi mereka sendiri, terlalu keras.

[AAAUUUU!!!] Mendapat laporan dari anggotanya yang tidak bisa melukai Golem, Pemimpin kawanan Shadowwolf memutuskan memerintahkan para anggotanya yang tersisa untuk berpencar, melarikan diri dari Golem.

Mengikuti instruksi pemimpin mereka, mereka semua berpencar ke segala arah. Para anggota kawanan Shadowwolf sudah benar, tidak ada yang berlari ke arah Rendy dan ibunya. Entah apa yang ada di dalam otak pemimpin kawanan Shadowwolf itu, dia malah berlari ke arah sana.

Itu sama saja mencari mati, dan itu terbukti, belum ada beberapa puluh langkah, sebuah spatula jatuh dari atas menimpuk pemimpin kawanan Shadowwolf itu. Beruntung, levelnya yang tinggi mampu sedikit mengurangi damage serangan, sehingga hanya membuatnya sekarat, tak mati sebagaimana yang lainnya.

"Sepertinya, Shadowwolf yang satu itu adalah yang terbodoh diantara mereka semua!" Tangan kanan Sabrina menunjuk pemimpin kawanan Shadowwolf yang terkapar di tanah.