Chereads / My Journey with Mom (Bahasa Indonesia) / Chapter 10 - Memilih Jobclass

Chapter 10 - Memilih Jobclass

Berbeda dengan tempat tinggalnya ini yang sedikit menjorok ke bagian tengah, hanya berisi monster di bawah level 60. Alasan adanya perbedaan, sekawanan naga hidup di atas gunung yang terletak tepat di tengah-tengah hutan ini. Tak tahu berapa level yang mereka miliki, pokoknya cukup untuk membuat mereka yang merasa kuat untuk meninggalkan wilayah tengah.

Berbicara mengenai level, seketika mengingatkannya akan level para golem ciptaannya dan dirinya. Level berapa yang mereka para golem dapatkan saat baru saja diciptakan, bagaimana Golem Raksasa begitu mudah membunuh kawanan Shadowwolf yang terdiri dari level 50-60. Selain itu, ke mana perginya EXP yang didapat dari membunuh Shadowwolf, apakah ke dirinya atau ke makhluk ciptaannya, yaitu Golem Raksasa?

Untuk pertanyaan yang terakhir ini sudah ada tebakan, pasti EXP mengalir ke golem lantaran di dalam tubuhnya terasa tidak ada perubahan apa pun. Benar atau tidak tebakannya itu, semuanya, termasuk pertanyaan lainnya, akan terjawab saat tiba di kota. Seperti yang pernah diceritakan ibunya, di kota terdapat sebuah alat yang disebut ID Card. Alat ini memiliki kegunaan untuk mengetahui statistik atau bahasa mudahnya detail informasi tentang diri kita.

"Oh iya, apakah itu barang-barang yang bisa membuat kita kuat, Bu?!" Selesai ibunya membersihkan keringatnya, fokus perhatian Rendy tertuju pada 3 tumpukan kecil barang di samping tumpukan barang-barang yang menggunung.

Sabrina mengangguk, sedangkan Rendy pergi begitu saja setelah mendapatkan jawaban. Meninggalkan ibunya yang tampak ingin mengatakan sesuatu, terlihat dari mulutnya yang setengah terbuka.

Tiba di depan barang yang dibicarakannya, Rendy penuh semangat, tidak sabar ingin mencobanya, terutama tumpukan di sebelah kirinya berupa gulungan kertas seperti yang pernah ditunjukkan ibunya. Di sana, dia melihat salah satu gulungan memiliki segel bertuliskan kata-kata yang sangat familiar baginya, yaitu Warrior.

Mendapati kata itu otomatis otak mulai bekerja menelusuri ingatan saat masih berada di bumi, dan menghubungkan kata itu dengan kata 'Jobclass' yang sering ditemuinya di sebuah Game MMORPG. Ini memantik semangatnya untuk semakin berkobar, langkah pertama menjadi kuat ada di depan mata.

Dengan cepat tangan diulurkannya ke tumpukan itu, mengambil gulungan satu per satu untuk mengecek apakah Jobclass kesukaannya ada di antara tumpukan gulungan itu.

"Gulungan itu disebut Scroll Jobclass! Ibu tidak akan menjelaskan kegunaannya, pasti Sayangku langsung mengerti saat mendengar kata Jobclass! Yang perlu Sayangku perhatikan cuma satu, pikirkan matang-matang dulu sebelum menentukan Jobclass yang ingin di pilih! Soalnya, dari lahir sampai mati, kita hanya bisa memiliki satu saja alias tidak bisa gonta-ganti!" Di saat putranya sibuk mengubrak-abrik tumpukan yang ditatanya, Sabrina datang menyusul dari arah belakangnya.

Tangan Rendy berhenti mengambil Scroll Jobclass gara-gara mengingat sesuatu. Perkataan ibunya barusan mengingatkannya akan kata META, jangan sampai masa depannya hancur, penyebabnya cuma masalah sepele, Jobclass yang dipilih bukan META.

Tampaknya META inilah yang akan menjadi kendala untuk dirinya menentukan pilihan. Hidupnya tidak pernah keluar dari hutan, otomatis tidak tahu Jobclass mana yang overpower.

"Dari semua Scroll Jobclass ini, menurut ibu mana yang paling kuat?!" Rendy meminta saran kepada ibunya yang telah tiba di sebelah kanannya.

Ibunya pernah tinggal di kota, seharusnya tahu satu atau dua tentang pertanyaannya, dan ini lebih baik ketimbang menerka-nerka yang berujung penyesalan.

Tanpa banyak bicara, Sabrina berpindah ke sisi kiri putranya untuk menuruti permintaannya. Meski dia manusia biasa yang belum memilih Jobclass, pengalamannya sebagai seorang ratu memberinya jalur khusus untuk mengetahui informasi dari sesuatu yang belum pernah dirasakan, contohnya tentang Jobclass.

Ada banyak informasi mengenai Jobclass di otaknya, jadi sangat mudah menyelesaikan permintaan putranya. Selain itu, sebelumnya waktu menata Scroll Jobclass ini, dia telah mengkatagorikannya, menaruh yang menurutnya bagus di bagian bawah. Untungnya bagian bawah belum di orak-arik putranya, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan permintaan putranya semakin cepat.

"Sayangku sepertinya benar-benar diberkati oleh Dewa!" Menyingkirkan Scroll Jobclass yang menurutnya tidak berguna, Sabrina mengambil Scroll Jobclass bagus yang dimaksudnya. "Lihatlah keempat Jobclass ini!" Masing-masing tangan memegang dua buah Scroll Jobclass, dan keempat itu disodorkan ke depan putranya, ada Magic Swordman, Combat Mage, Master Relic, dan Destroyer. "Ibu pernah membaca di sebuah buku, dikatakan bahwa keempat ini merupakan bagian dari 10 Jobclass Legenda! Disebut Legenda karena Scroll Jobclass ini sangat mustahil muncul di drop item! Tercatat dari zaman dulu hingga zaman sekarang, masing-masing hanya pernah muncul sekali, itupun latar waktunya sudah sangat lama, terakhir lebih dari 10.000 tahun yang lalu!"

Cahaya terpancar dari mata Rendy sekalinya mendengar Jobclass unik yang tidak semua orang bisa mendapatkannya. Rasa gembira yang berlebihan membuat Rendy melewatkan petunjuk yang sangat penting. Petunjuk yang mengarah ke Sabrina merupakan bukan orang miskin biasa sebagaimana yang selalu disebutkannya.

Informasi yang disebutkan Sabrina merupakan informasi yang tidak semua orang bisa mengaksesnya, harus mengenyam bangku pendidikan atau gabung ke guild untuk mengetahuinya. Bagi Sabrina yang mengaku sebagai orang miskin biasa, akan tampak sangat konyol pengakuan itu lantaran untuk mengetahui informasi itu harus seseorang yang berduit atau memiliki Jobclass.

Namun, bila Rendy benar menyadari petunjuk itu. Dia tetap akan berpikir tidak ada yang aneh, anggapannya pasti informasi itu didapatkan dari ayahnya, dan alasan ayahnya Rendy inilah yang akan digunakan Sabrina yang baru saja menyadari kesalahannya.

Jantungnya tak henti-hentinya berdetak kencang, dan tatapannya tertuju ke setiap kecil perubahan ekspresi yang putranya tunjukkan. Berharap putranya tidak menyadari kesalahannya, lalu mengaitkan kesalahan itu sebagai petunjuk bahwa dia aslinya bukan orang miskin biasa.

Segala kekhawatiran yang dimiliki Sabrina seketika sirna saat mendengar pertanyaan yang Rendy ucapkan, terdengar tidak menyadari kesalahan yang dibuatnya.

"Aku tidak suka tipe penyerang, jadi bisakah ibu menunjukkan mana yang tipe healer?!" Masih dengan ekspresinya yang biasa saja, Rendy bertanya kepada ibunya tentang Jobclass yang sangat disukainya.

Namun di dalam hatinya ada perasaan pesimistis, jobclass kesukaannya adalah tipe healer, sedangkan nama dari keempat Jobclass itu tidak ada bau-bau healernya sama sekali.

"Tidak ada healer!" Di jeda ini ekspresi Rendy berubah muram mendapati Jobclass kesukaannya tidak ada. "Eh salah, maksudnya tidak ada tipe pure healer!" Seketika Sabrina memperbaiki kalimatnya untuk menghibur putranya agar tidak muram, dan itu berhasil. "Sayangku bisa memilih Master Relic! Meski sebenarnya ini tipe support, skillnya ada juga kok yang bisa buat ngeheal!" Kali ini Sabrina tidak khawatir lagi dalam hal memberikan informasi tentang Jobclass setelah melihat putranya hanya peduli tentang hal itu.

"Benarkah?!" Merasa tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya, Rendy meminta konfirmasi ibunya sekali lagi, dan dijawab menggunakan sebuah anggukan kepala. "Yey!" Tidak ada pure healer tidak apa-apa, lebih baik daripada tidak ada sama sekali. "Ini gimana cara menggunakannya?!" Habis mengambil Scroll Jobclass Master Relic yang ada di tangan ibunya, Rendy bingung, tidak tahu apa yang harus dilakukan terhadap gulungan kertas itu.

"Fufufu!" Tawa pelan dikeluarkan Sabrina saat melihat wajah lucu putranya yang tampak kebingungan. "Ibu kasih tahu, setiap barang yang berasal dari drop item mempunyai sistem khusus! Contohnya, bila ingin menggunakannya cukup ucapkan secara lisan atau batin kata 'Aktivasi', 'Detail' untuk melihat informasi, 'Sisipkan' untuk memasang aksesori pada Equipment tanpa perlu pergi ke toko senjata, dan 'Bongkar' untuk sebaliknya!" Ini merupakan salah satu dari beberapa pengetahuan umum yang belum sempat diberikan kepada putranya. Kebetulan ada momen yang cocok, dia pun menjelaskan hal itu dengan pelan-pelan sebagaimana seorang ibu berbicara kepada anaknya yang masih kecil.

Mengikuti petunjuk ibunya, Rendy memilih mengucapkan kata Aktivasi di dalam batinnya. Sekalinya kata itu terucap, keanehan terjadi, kertas yang ada digenggaman tangan kanannya mendadak menghilang entah ke mana, dilanjutkan perasaan segar yang memasuki tubuhnya. Setelah itu, tidak terjadi apa-apa, hanya tubuhnya terasa agak lebih ringan dibanding sebelumnya.

Ini membuat dirinya keheranan, kenapa terasa sama saja antara memiliki Jobclass dan tidak. Di mana layar untuk mengatur skill seperti di donghua genre isekai pada umumnya. Jika tidak ada layar, paling tidak, di mana tempat untuk mengatur skillnya.

"Bagaimana melihat skill yang aku miliki, Bu?!" Penuh dengan ekspresi kebingungan, Rendy bertanya kepada ibunya.

"Tidak ada yang bisa dilihat dong sayangku, kan pertama kali berubah belum memiliki satupun skill! Untuk mendapatkan skill bisa belajar sendiri melalui buku, orang lain, tempat kursus, dan sekolah! Atau menggunakan cara tercepat, yaitu Scroll Skill ini, yang mana cara mendapatkannya sama susahnya dengan Scroll Jobclass!" Saat berbicara, tangan Sabrina tak lupa menepuk-nepuk tumpukan ke dua yang berada di depan putranya untuk menunjukkan kepadanya Scroll Skill yang dimaksud.

"Ha?!" Terkejut Rendy mendengarnya. Dalam pikirannya setelah mendapatkan jobclass, skill akan terbuka sendiri dengan seiring bertambahnya level. Eh tak tahu skillnya harus dilengkapi sendiri bak DLC dalam sebuah games. "Lalu gimana nasibku yang memiliki Jobclass Legenda, bukankah sia-sia memiliki jobclass itu kalau tidak mempunyai skillnya?!" Ekspresi Rendy tampak murung, hasil kebuntuannya dalam memikirkan cara untuk mendapatkan skill jobclass miliknya.

Mustahil ada buku, orang, sekolah yang bisa mengajarkan skill dari jobclass yang hanya muncul sekali dalam sejarah. Bergantung pada keberuntungan, itu semakin mustahil, berapa banyak monster yang harus dibunuh untuk mendapatkan skill, dan yang terpenting berapa lama waktu yang dibutuhkan.