Chereads / SUAMIKU SAYANG, SUAMIKU MALANG / Chapter 3 - PERTEMUAN

Chapter 3 - PERTEMUAN

Nin, Besok saya keluar kota." Kata Radit memecah kesunyian.

"Berapa hari mas?" Tanya Nina sambil menyuapkan makanan ke mulutnya.

"Cuman sehari." Ujar Radit.

"Ohh ,ya sudah gak apa apa.." Nina menjawab tanpa ekspresi .

Setelah membereskan meja makan Nina segera masuk ke kamar anaknya. Terlihat mereka berdua sudah tertidur dengan pulasnya, Tanpa terasa buliran airmata menetes membasahi pipinya. Nina tak kuasa membayangkan nasib kedua anaknya yang tidak tahu apa apa namun harus menanggung semua perbuatan Ayahnya.

Yahhh...Nina sudah mengambil keputusan secepatnya pergi dari kehidupan Radit setelah selesai urusan tender proyek perusahaannya.

Ia pun segera menghapus airmatanya dan beranjak menuju tempat tidurnya, Dia tidak ingin terlihat bersedih dan rapuh di hadapan Suaminya.

"Sel,kamu dimana? Saya sudah ada di depan kantor Citra Perdana" Nina mengirimkan pesan singkat pada Selvi.

"Sebentar lagi sampai,Kamu tunggu saja di situ."Balas Selvi sejurus kemudian.

Benar saja tak berapa lama tampak dari kejauhan Selvi terlihat melambaikan tangan ke arahnya, Nina pun balas melambaikan tangan kanannya.

Selvi Triana seorang perempuan dengan rambut ikal dan berwajah oval berhidung mancung dengan tinggi sekitar 156cm dan BB 70 adalah teman Nina dan Arnie sejak mereka bergabung di PT Adi gemilang tempat mereka bekerja. Pertemanan mereka  berawal saat ketiganya sama sama mengajukan lamaran kerja. Hanya Nina dan Arnie yang tak pernah menyinggung kelebihan bobot tubuhnya, Makanya Selvi merasa nyaman. Bandingkan dengan rekan sekantor lainnya, Mereka  saban hari pasti melakukan body shaming padanya.

"Ayoo  ,Nin kita masuk soalnya 15 menit lagi tendernya di mulai." Ucap Selvi saat sudah berada di samping Nina,Nina hanya mengangguk lantas mereka berdua pun segera masuk ke dalam gedung 10 lantai tersebut.

"Maaf bu,Ruangan tender sebelah mana ya?" tanya Nina pada perempuan yang bertugas melakukan Registrasi.

"Ibu berdua ,jalan lurus saja ruangannya tepat di ujung" Ucapnya dengan ramah.

"Terima kasih Bu" Ujar Nina sambil mengajak Selvi menuju ke ruangan yang barusan di tunjukan.

Setelah berjalan sampai ke ujung mereka pun segera memasuki ruangan di adakannya tender.Suasannya sudah lumayan ramai, Terbukti hampir sebagian kursi sudah terisi oleh perwakilan perusahaan yang mengikuti tender.

"Sel, Kamu lihat 2 orang pria di barisan ujung kanan" Ucap Nina di telinga Selvi.

"Iya , Kenapa Nin." Jawab Selvi .

"Kamu tahu,mereka berdua dari PT Karya Cemerlang saingan Perusahaan kita" Bisik Nina.

" Hah..!! Benarkah? Peluang kita berat dong" Ucap Selvi kaget.

"Kamu tenang saja Sel, Kita harus optimis" Ujar Nina penuh semangat.

"Iya sih " Selvi hanya mengiyakan.

Setelah menunggu 5 menit,tampak dua orang perempuan memasuki ruangan dan segera duduk di kursi paling..

"Nin,Nina kalau tidak salah ingat,Perempuan yang memakai blazer hitam itu kan Hima teman kamu" Bisik Selvi di telinga Nina.

"Iya Sel, Memang dia kerja di sini bareng suamiku" Ucap Nina.

"Ogh..pantesan..!! "Jawab Selvi.

Mereka langsung terdiam,melihat Hima berdiri dan menyampaikan sambutan.

"Selamat datang bapak dan ibu semuanya, Saya mewakili Perusahaan mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran Bapak Ibu semua bisa meluangkan waktu mengikuti tender proyek di tengah tengah aktivitas yang padat di Perusahaan kami.

Silahkan kumpulkan semua berkas pengajuan tender Bapak Ibu ke sini,Tim dari perusahaan kami nanti akan meneliti dan memeriksa dengan cermat ..!"

Para perwakilan dari bergai macam perusahaan pun dengan tertib mengikuti arahan yang Hima sampaikan, Tak terkecuali Nina yang segera maju ke arah meja Hima.

"Nina…!!, Kamu ikut tender juga" Kata Hima kaget.

"Iya Him," Kata Nina datar. Padahal dalam hatinya ingin rasanya Nina mendamprat Hima , Namun urung dia lakukan.

Tak ingin berlama lama di situ,Nina segera menuju ke tempatnya lagi.

Nina tak mau emosinya meledak melihat tampang Hima yang memasang wajah polos seolah olah tidak bersalah.Untuk saat ini, Ia harus bersikap profesional biarpun dalam dadanya menyimpan rasa sakit yang tak terkira.

"Kamu nggak apa apa Nin?" Tanya Selvi melihat wajah temannya itu merah padam.

"Nggak apa apa,Sel" timpal Nina sambil tersenyum."Kamu nggak usah khawatir" Sambungnya lagi meredam gejolak hatinya.

Setelah semua berkas pengajuan tender dari semua Perusahaan terkumpul tampak Hima berdiri lagi.

"Sambil menunggu tim kami meneliti berkas dari Bapak Ibu, Silahkan Bapak Ibu rehat sejenak" Ucapnya .

"3 jam lagi,kami akan panggil Perusahaan yang lolos seleksi" Sambungnya kemudian.

Tampak orang orang berdiri lalu meninggalkan ruangan tersebut termasuk Nina dan Selvi.

"Tiga jam lama lho Sel, Kita makan dulu yuuk."Kata Nina pada sahabatnya tersebut.

"Pagi tadi saya belum sarapan" Sambung Nina.

"Ayook " Selvi menyambut tawaran Nina dengan antusias maklum dirinya juga belum sempat sarapan karena terburu buru saat berangkat.

"Makan apa kita Nin?" Tanya Selvi saat mereka di pinggir deretan warung tenda.

"Kalau soto gimana?" Nina menawarkan.

"Yuuk" 

Mereka pun langsung masuk ke warung soto dan segera duduk  memesannya.

"Saya teh manis,kalau kamu apa Nin?" Ujar Selvi pada Nina, Saat pelayan warung menanyakan minuman mereka.

"Es jeruk aja dah " Sahut Nina.

Tidak menunggu lama pesanan mereka pun datang,tanpa di komando mereka  dengan lahapnya menghabiskan makanan yang tersedia tanpa sisa.

"Sel, Menurutmu apa aku harus mengalah?"Nina membuka percakapan.

Selvi yang sudah tahu arah pembicaraan Nina hanya mengangkat bahunya.

"Aku serius Sel, Kamu kan sahabatku. Aku hanya ingin mengakhiri pengkhianatan Radit itu saja kok"  Ujar Nina.

"Apa kamu sudah memikirkan konsekuensi logis dari keputusanmu Nin?" Selvi malah balik bertanya.

"Sudah " Jawab Nina mantap.

"Bagaimana dengan anak anakmu?"

"Itulah yang sedang aku pikiran Sel."Ucap Nina sambil mengaduk aduk Es Jeruk di tangannya.

"Bisa saja sih, Aku titipkan ke ibu.tapi…"Nina tak melanjutkan perkataannya.

"Tapi apa Nin?"

"Aku harus berpisah dengan mereka." Ucap Nina pasrah.

"Kan seminggu sekali kamu bisa pulang menjenguk mereka di akhir pekan."

"Iya sih,bagaimana yahh rasanya sudah terbiasa dekat dengan mereka lantas berjauhan?" Kata Nina dengan pandangan menerawang.

"Kamu harus kuat Nin, Kan semua ini keputusanmu. Aku percaya kamu pasti bisa menjalaninya" Kata Selvi sambil memegang erat tangan sahabatnya itu.

"Iya Sel, Makasih yah.kamu memang sahabatku." Puji Nina,Terlihat matanya mulai berkaca kaca.

"Itulah gunanya teman, Yang harus selalu ada kala di butuhkan. Harus selalu siap membantu kala kesusahan." Ujar Selvi.

Nina hanya mengangguk, Lantas dengan punggung telapak tangannya segera mengusap airmatanya.

" Yuuk , Kita masuk lagi." Ujar Selvi sambil menghabiskan Es Tehnya yang tinggal setengah.

"Iya " Ujar Nina mengikuti langkah Selvi yang sudah berjalan duluan.