Erni merekam semua yang terlihat di depannya, dengan kamera SLR yang dia bawa. Sepertinya dia punya rencana sendiri dengan aktivitasnya tersebut. Selvi yang sedang asyyik bercengkrama dengan adik adiknya tidak menyadari perbuatan Erni. Tak berapa lama Selvi menggendong kedua adiknya dan keluar rumah. Erni pun kembali merebahkan tubuhnya, dan tertidur.
Suara gaduh di ruangan depan membuat Erni terbangun, lamat-lamat terdengar di telinganya hingga dia terjaga. Belum sempat dia bangun, Selvi masuk ke kamar.
"Udah bangun Er?"
Dengan senyum yang dipaksakan Erni berkata
"Itu di luar ribut-ribut ada apa sih?"
"Kedua adikku rebutan mainan, maaf ya Er sudah bikin tidur kamu terganggu"Selvi menjelaskan,Erni hanya melengos.
Perubahan sikap Erni yang drastis tidak luput dari pengamatan Selvi," Ah mungkin gara gara tidurnya terganggu" Selvi menepis prasangkanya sendiri. Dan segera meninggalkan Erni sendiri di kamar, Sambil membawa handuk dan peralatan mandi.
"Er, kamu nggak mandi?" Tanya Selvi sambil tangannya melepas handuk di kepalanya. Saat melihat temannya tersebut masih berbaring di ranjang.
"Iya" Ucap Erni sambil duduk di sisi pembaringan.
"Kamu bawa handuk nggak?" Tanya Selvi.
"Bawa kok, Sel" Jawab Erni, sambil tangannya meraih dan membuka tas yang dia bawa lantas mengeluarkan isinya.
"Ayyo ,saya antar kamu ke kamar mandi " Ajak Selvi.
Erni pun segera mengikuti langkah Selvi.
"Ini kamar mandinya,habis mandi kita makan malam bersama" Ucap Selvi, tangannya menunjuk ke sebuah kamar tanpa pintu yang ditutupi secarik kain, lantas meninggalkan Erni sendirian.
"Saya tinggal dulu ya, mau menyiapkan makanan" Ucap Selvi berlalu.
"Dandannya jangan kelamaan ya Er?" Kata Selvi saat Erni melintas di depannya.
"Kami tunggu di ruang depan..!!"
Erni pun keluar dari kamar, namun langkahnya terhenti menyaksikan pemandangan di depannya.
Tampak seorang wanita paruh baya di temani Selvi dan 4 anak anak mengelilingi meja, nasi dan lauk pauk sudah terhidang di meja.
Selvi melambaikan tangannya.
"Er, sini duduk kita makan bersama"
Erni mengangguk dan segera duduk di samping Selvi.
"Ayoo makan neng" ucap Ibunya Selvi. diapun mulai membagi bagikan nasi ke piring. Erni hanya terdiam selama makan bersama. Dan perubahan sikap Erni saat ikut liburan di rumahnya, terjawab seminggu setelah mereka kembali ke Jakarta.
Saat pulang kerja Selvi yang biasanya pulangnya bersama Nina dan Arni ,berjalan duluan keluar gedung.
"Saya duluan ya" Ucap Selvi mendahului kedua temannya.
"Ada apa sih, buru-buru?" Nina bertanya.
"Pengen rujak buah, mumpung belum malam" ujar Selvi dengan bergegas.
"Selvi tunggu" kata Arni sambil melambaikan tangannya.
Namun Selvi sudah terlalu jauh, hingga tidak mendengar teriakan Arni.
Baru keluar beberapa langkah dari Lobby gedung, Selvi terkejut bukan main kala matanya menangkap pemandangan di depannya.
Deeggh.. dadanya langsung berdetak lebih kencang saat melihat Dodi pacarnya menggandeng Erni keluar menuju ke jalan raya. Darahnya berdesir, tanpa berpikir panjang Selvi menghampiri mereka berdua.
"Dodi.!!"pekik Selvi tanpa sadar.
Dodi menoleh dan melihat ke arah Selvi lantas menghampirinya.
"Kenapa?"
"Apa yang kalian lakukan?"
"Kamu lihatnya bagaimana?" Ujar
Dodi sambil melingkarkan tangannya ke pinggang Erni.
Selvi ternganga, kaget melihat adegan di depannya
"Jadi?" Ucap Selvi sambil menutup mulutnya.
"Ya, kami sudah seminggu jadian" Dodi memperjelas prasangka Selvi.
"Kita putus" imbuh Dodi.
"Kamu sadar diri dong Sel.!!" Kata Erni menimpali.
"Maksudnya?," Selvi balik bertanya.
Dodi tersenyum simpul lantas berkata
"Aku lebih memilih Erni daripada kamu,jelas..!" Ucapnya dengan ketus.
"Paham enggak kamu" kata Erni sambil tersenyum sinis
"Jadi selama ini kamu mengkhianati temanmu sendiri, tidak ku sangka kamu tega Er.!! "Kata Selvi dengan marah.
"Memangnya kenapa?" Erni balik bertanya.
"Dodi coba jelaskan,kenapa kamu tega mengkhianati hubungan kita?" Selvi mengalihkan pandangannya pada Dody.
"Apanya yang harus dijelaskan? Kamu sudah melihat sendiri kan. Sekarang kita sudah tidak ada hubungan apa apa lagi, kita putus.!! "Ujar Dodi dengan kalem.
"Saya tidak mau setelah menikah, aku menghidupi keluargamu..!!" Imbuhnya lagi.
Selvi terdiam tidak bisa berkata apa-apa lagi mendengar penjelasan Dodi barusan. Selvi merasakan seluruh persendiannya terasa lemas mendengar penjelasan Dodi barusan.
Dengan sisa tenaga yang dimiliki serta muka merah padam menahan tangis, Selvi berlari menjauhi mereka. Nina serta Arni yang melihat dari kejauhan langsung mengejar di belakang Selvi.
Tangis Selvi langsung pecah, menangis sesenggukan.
"Kamu kenapa Sel?" Sebuah suara lembut terdengar di sampingnya.
Selvi menoleh,Nina tersenyum dan langsung memeluknya.
"Nin,kenapa mereka menyakiti aku?. Kurang baik apa aku sama Erni?" Kata Selvi di sela isak tangisnya.
"Sudah..sudah kan masih ada kami" ucap Nina sambil menepuk-nepuk punggung Selvi.
"Selvi kamu harus kuat yah, di luar sana masih banyak pria selain Dody yang brengsek itu" tukas Arni menimpali. Terlihat wajahnya kesal melihat temanya di perlakukan seperti itu.
"Sudahlah Sel, jangan terlalu dipikirkan kelakuan mereka. Ingat hidup kamu masih panjang dan kamu masih dibutuhkan keluargamu, kamu harus kuat.." ucap Nina memberikan semangat.
"Iya Nin, terima kasih ." Kata Selvi sambil menyeka air matanya.
"Besok kamu pindah kost saja atau kalau mau bareng sama saya dan Arni." Usul Nina.
Selvi hanya mengangguk.
"Kami antar pulang ya" Kata Arni.
"Sekalian kamu kemasi barang barang kamu dan pindah kost malam ini juga." Sambung Arni.
"Benar Sel, kami bantu mengemasi barang barang kamu" ucap Nina menimpali.
Mereka segera mencegat taksi, pulang ke Kost-kostan Selvi.
Dan sekarang kembali Selvi di suguhi pemandanganDodi dan Erni berjalan berdua, tampaknya Erni sengaja memancing kemarahan Selvi dengan cara memeluk pinggang Dodi saat menyadari kehadirannya. Selvi terdiam menahan amarah yang sudah lama mereda.
Nina pun segera memecah rasa canggung di antara mereka.
"Haii ..!! Apa kabar Dod?" Tanya Nina sambil mengulurkan tangan, Ia tahu inilah saatnya dirinya melindungi sahabatnya.
Dengan segan Dodi menyambut juga uluran tangan Nina.
"Baik " jawab Dodi dengan dingin.
"Kami duluan ya" ujar Nina sambil tangannya menggamit lengan Selvi.
"Dahhh..!!" Nina dan Selvi berjalan ke arah lain meninggalkan Dodi dan Erni.
"Kita ke tempat lain saja," kata Nina setelah menjauh.
"Nina kamu tahu tidak?tadi tanganku sudah gatal ingin menampar mereka berdua" aku Selvi.
"Sudah,sudah" jawab Nina.
"Gak baik menyimpan dendam"sambungnya lagi.
Selvi hanya mendengus mendengar ucapan Nina.
"Kita masuk ke dalam saja yuk..!!" Ajak Nina.
"Tapi kan, waktu rehatnya masih lama" sanggah Selvi.
"Enggak apa apa, daripada kita tidak bisa duduk beristirahat?" Ungkap Nina memberikan alasan.
Selvi mengangguk.
"Ayoo".
Mereka pun berjalan menuju ke ruang tender.Suasana ruangan sudah ramai, ternyata banyak dari mereka yang tidak beranjak dari tempat duduknya. Tidak sabar mendengar keputusan dari panitia Tender.