Chereads / SUAMIKU SAYANG, SUAMIKU MALANG / Chapter 8 - HIMA DAN MANTANNYA

Chapter 8 - HIMA DAN MANTANNYA

Widiyanto segera melajukan motornya, menembus kepadatan Lalu lintas Jakarta.

Selama dalam perjalanan mereka terdiam, sibuk dengan pikiran masing masing.

Tidak sampai 15 menit motor yang membawa mereka telah sampai ke tujuan. Sebuah Coffee shop dengan bentuk bangunan bergaya natural.

"Ini tempatnya Nin?" Tanya Widiyanto

"Iya" jawab Nina.

Widiyanto pun menghentikan laju motornya.

"Mau ketemu siapa Nin?" Widiyanto bertanya saking penasarannya.

"Ketemu teman lama, kamu pasti kenal sama dia," ujar Nina.

"Siapa? Teman sekolah?" Widiyanto tambah penasaran. Nina hanya menganggukan kepalanya.

Widiyanto mematikan mesin motornya, sambil mencari tempat parkir.

"Saya turun dulu Wid" kata Nina.

"Ya" jawab Widiyanto.

Nina segera turun dari jok motor lantas melepas Helm yang dia pakai.

"Ayo ikut.." ajak Nina pada Widiyanto.

Widiyanto hanya terdiam, sepertinya dia ragu.

"Ayolah , masa ketemu sama teman saja begitu.." ucap Nina sambil tangannya menggamit lengan Widiyanto. setengah memaksa Nina menyeret Widiyanto mengikuti langkahnya.

"Kamu mau ketemu sama siapa sih" Widiyanto bertanya saking penasaran.

"Hima" jawab Nina.

"Hima?" Sejenak Widiyanto kaget,

"Iya Hima mantan kamu dulu, masa kamu sudah lupa hehehe" Nina terkekeh.

"Dia masih single lho, karirnya juga bagus"  imbuh Nina.

"Hima "gumam Widiyanto tanpa sadar menyebut namanya.

Ingatanku tertuju pada sosok perempuan berperawakan langsing ,berkacamata tebal dengan rambut sebahu.

"Masihkah dia seperti dulu?" Tanya batinnya.

Memori indah bersama Hima berkelebat saling berkejaran di pikirannya. Namun dia segera menepisnya.

Widiyanto masih terdiam, segera saja Nina menarik lengannya.

Dengan enggan Widiyanto melangkahkan kakinya di belakang Nina.

"Apa pantas Nin, saya ketemu dengan kalian?" Ujar Widiyanto saat akan masuk ke dalam.

"Lha memangnya saya siapa?, kan sama-sama manusia kayak kamu" kata Nina  melihat ketegangan di wajah temannya tersebut.

"Bukan itu maksudku Nin" sahut Widiyanto.

"Terus apa?. oya aku tahu, karena kamu mau ketemu Hima" tebak Nina.

"Begitulah" Widiyanto menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

Lantas dia berjalan di samping Nina.

Setelah masuk, Nina mengedarkan pandangannya.

Matanya langsung berbinar-binar saat melihat di sudut ruangan Hima sedang duduk menikmati minumannya.

"Ayo kita ke sana" ajak Nina sambil menunjuk ke arah Hima.

"Nin,aku.."ucap Widiyanto.

"Sudah nggak apa-apa, kan ada saya" kata Nina sambil terus melangkah ke arah sudut ruangan.

"Hima " kata Nina setelah mendekat, lantas mereka pun berpelukan dan cipika cipiki.

Widiyanto hanya berdiri mematung di samping mereka.

"Hima, tahu nggak dia siapa?" Ujara Nina pada Hima.

"Emmm siapa ya" Hima mengerutkan keningnya, mencoba mengingat siapa Pria di sampingnya tersebut.

Lantas dia tersenyum simpul.

"Widiyanto kan" ucapnya dengan senyum merekah, terlihat Widiyanto menundukan kepalanya.

"Ayoo duduk sini" ajak Hima, Nina dan widiyanto pun segera duduk di sebelah Hima.

"Kalian ketemu di mana?" Tanya Hima setelah keduanya sudah duduk.

"Secara tidak sengaja, saat aku pesan ojek Online buat ke sini dapatnya Widiyanto" kata Nina menjelaskan.

"Ohh " Hima menganggukan kepalanya.

"Bagaimana kabar kamu Wid?" Tanya Hima pada Widiyanto.

"Yah, seperti yang kamu lihat sendiri Him" ucap Widiyanto datar.

"Sudahlah Wid, nggak usah merasa malu kayak bertemu sama siapa. Kita kan teman" ucap Nina mencoba mencairkan ketegangan di antara mereka bertiga.

"Ya Wid, masa SMU kan sudah lewat. Lagian kita sama kok, sama-sama bekerja untuk orang lain" ucap Hima bijak.

"Ya ,tapi kalian kan kerjanya kantoran sedangkan aku?" Kata Widiyanto.

"Oya kalian mau minum apa" Hima mencoba mengalih pembicaraan.

"Saya juice jeruk saja, kamu minum apa Wid?" Tanya Nina.

"Kopi saja" jawab Widiyanto.

Lantas Hima memanggil pelayan kafe, dengan segera seorang perempuan berseragam datang menghampiri meja mereka.

"Mau pesan apa Bu?" Tanya dia dengan ramah.

"Juicy jeruk satu dan kopi hitam satu" jawab Hima.

Setelah mencatat pesanan,pelayan itu pun pergi meninggalkan meja mereka.

Tidak menunggu lama pesanan mereka datang.

"Silahkan" ucap pelayan tersebut, sambil tangannya meletakan gelas minuman juice dan kopi di meja.

"Terima kasih" kata Nina sambil menggeser minuman juice tersebut di depannya.

Mereka pun terlibat pembicaraan ringan, maklum Hima dan Widiyanto terlihat canggung satu sama lain. Nina pun mencoba mencairkan suasana dengan banyak bertanya ke Widiyanto.

Setelah menyesap kopi beberapa kali, Widiyanto berdiri dan berpamitan.

"Lho mau kemana?" Tanya Nina.

"Maaf, ada orderan masuk. saya pergi dulu menjemput penumpang " jawab Widiyanto, sambil melangkah pergi dengan tergesa.

"Wid,nomor telepon kamu mana?" Ucap Nina.Menahan langkah Widiyanto, dia pun segera berbalik dan menyebutkan beberapa angka.

"Saya simpan ya Wid " ujar Nina.Widiyanto tersenyum.

"Terima kasih, Him saya pergi dulu " kata Widiyanto sambil menatap Hima. Nina yang melihat Hima tidak merespon langsung menyenggol tangannya,Hima tersentak kaget lantas mengangguk.

"Sama-sama " jawab Hima canggung.

"Lha sama mantan kok cuman begitu, mesra sedikit kenapa haha " ledek Nina melihatnya.

"Apaan sih?" sergah Hima sambil melotot

"Widiyanto masih ganteng kan?" Goda Nina.

"Ganteng sih, tapi.." Hima tidak melanjutkan perkataannya.

"Sudah, saya cuman bercanda kok " ucap Nina.

"Iya aku tahu " seloroh Hima.

"Oya Him ada apa, kamu mengajak kita ketemu? " Tanya Nina.

"Enggak apa-apa, cuman pengin ngobrol saja "ucap Hima pelan.

"Ini sudah ketemu dan ngobrol Him hehe,hehe " kata Nina mencoba mencairkan suasana.

"Nin," Hima terdiam, sepertinya dia bingung harus mulai dari mana.

"Bilang saja Him, nggak usah ragu begitu " kata Nina sambil menggenggam tangan Hima.

"Ini semua berhubungan dengan kehidupan kamu Nin " ucap Hima sambil pandangannya menerawang ke depan.

"Maksudnya?" seru Nina.