Ehemm ,mau kemana nona cantik?" Terdengar suara di samping mereka. Nina dan Selvi pun menoleh ke asal suara tersebut. Setelah tahu pemilik suara tersebut mereka segera bergegas berjalan masuk kembali ke gedung.
Dia adalah Indra Salman pemilik perusahaan Karya Cemerlang yang terkenal urakan dan sombong.
"Kalian tak bakalan dapat tendernya" ucapnya lagi setengah berteriak.
Keduanya segera menghindar tidak mau berurusan dengan lelaki tersebut.
" Udah Nin,kita harus fokus dengan urusan kita sendiri.Biarkan saja dia mau ngomong apa." Sambil berjalan lebih cepat.
"Iya Sel,kita buktikan saja,kitalah yang mendapatkan proyek ini" Sahut Nina menimpali.
"Masih ada waktu sejam lagi,kita bersantai di Lobi dulu yuukk" Ajak Selvi,Nina hanya mengangguk kecil.
"Sel ,Itukan dodi mantan pacarmu" Kata Nina sambil tangannya menunjuk ke Lelaki yang berdiri di samping meja resepsionis.
"Mana?" Jawab Selvi sambil matanya mengikuti arah yang di tunjukan Nina.
"Sedang apa dia di sini?" sambung Selvi bertanya, Saat matanya tertuju pada Lelaki berpakain formal berumur 30tahunan tersebut. Warna bajunya sangat serasi dengan kulitnya yang putih cerah, pas dengan tubuhnya yang atletis. Membuat wajahnya yang tampan lebih enak untuk di pandang.
Namun raut muka Selvi langsung berubah, saat melihat seorang wanita datang menghampirinya. Dia pun berkata pada Nina.
"Nin, kita cari tempat lain saja yuk"
"Kemana?" Ucap Nina seperti tahu perasaan temannya.
Sepertinya tindakan mereka terlambat sekian detik, karena sebelum mereka sempat melangkah ke arah lain. Terlihat Dodi berjalan ke arah mereka bersama teman wanitanya.
Selvi terlihat kikuk di buatnya, wajahnya yang putih langsung merona merah melihat mantan pacarnya sekarang berdiri tepat di depan hidungnya bersama perempuan lain. Dahinya langsung berkeringat padahal saat ini sedang berada di ruangan berAC.
Dengan mata kepala sendiri Selvi melihat bagaimana perempuan itu bergelayut manja di lengan Dodi. Erni Rosita, dialah perempuan yang telah merenggut mimpi mimpi indah Selvi bersama Dodi. Hanya dengan satu kecerobohan yang di lakukan Selvi, mimpi indah itu terbang terbawa angin. Ada rasa muak melihat tampangnya ,setelah apa yang di lakukan Erni teman satu Kostnya. Ingatan Selvi pun langsung mundur beberapa tahun yang lalu saat dirinya belum menikah.
"Sel,kamu mau liburan di kampung?" tanya Erni, melihat Selvi merapikan tas ranselnya.
"Iya Er..! Mumpung ada long weekend. Tau sendiri kalau mengajukan cuti bagi karyawan baru seperti kita sangat sulit" Ada nada mengeluh dalam ucapan Selvi.
"Kok nggak ngajak ngajak?" Erni merengutkan wajahnya.
Selvi tidak menjawab perkataan Erni tangannya sibuk mengambil baju baju yang ada di gantungan, lalu menaruhnya di lemari
"Aku ikut boleh nggak?" Erni bertanya lagi
"Tapi Rumahku jauh Er" Jawab Selvi dengan raut muka yang sukar di artikan.
" Nggak apa apa Sel, Daripada saya di kamar sendirian.Mendingan ikut kamu merasakan udara segar pedesaan" Erni memberikan alasan, Sambil tersenyum aneh.
"Baiklah, kalau itu maumu" Hanya itu yang terucap dari bibir Selvi. Maklum dia masih sibuk mengemasi barang barang yang akan dia bawa ,total sudah ada 2 buah Ransel yang terisi penuh tergeletak di lantai.
Tidak berapa lama Erni pun sudah sibuk mengemasi pakaian yang akan dia bawa.
Selvi tidak menyangka Erni begitu antusias dengan liburan kali ini.
"Kenapa tuh bocah" Gumam Selvi lirih melihat Erni dengan cekatan sudah merapikan Tas ranselnya." Biasanya dia ogah ogahan".
Malapetaka bagi Selvi pun di mulai, saat mereka berdua menaiki bus di terminal menuju kampungnya Selvi.
"Kamu kirim pesan ke siapa " Tanya Erni penasaran melihat Selvi sibuk memencet keyboard ponselnya.
"Mamang saya mau jemput, jadi dia nanya posisi kita" Jawab Selvi dengan lugas.
"Ohh...!!" Hanya itu yang terlontar dari mulut Erni.
"Maklum hari ini dia sedang memupuk tanaman cabainya, Jadi dia ngepasin waktu biar tidak terlambat menjemput kita" Ujar Selvi kemudian.Sesudah menempuh perjalanan selama 5 jam akhirnya mereka pun sampai di tujuan. Tampak 2 orang lelaki dengan sepeda motor menghampiri Selvi dan Erni.
"Sudah lama menunggu mang?" tanya Selvi kepada lelaki setengah baya di depannya. Selvi membungkuk dan menyalami tangannya.
"Er, ini Mang Rohim.Mamangnya Selvi" Kata Selvi kepada Erni.
"Mang, kenalkan teman Selvi,Namanya Erni" Sambung Selvi mengenalkan temannya.
Mang Rohim mengulurkan tangannya, Erni pun menyambut uluran tangan Mang Rohim dengan hangat.
"Erni ,temannya Selvi"
"Yuuk kita pulang" Ajak Selvi.Mang Rohim pun segera menstarter motornya. Setelah semuanya siap, mereka pun pergi meninggalkan tempat itu.
Jalan yang di lalaui masih berupa jalan berbatu, hingga beberapa kali tangan Mang Rohim membetulkan ransel yang ada di depannya.
"Maaf ya Mang, merepotkan mamang dan Yatna " Ucap Selvi melihat kejadian itu.
"Nggak apa apa Neng,Mamang malah senang. Neng Selvi mau pulang,biasanya kan setahun sekali" Kata Mang Rohim dengan wajah sumringah.
"Ya Mang"
Kedua sepeda motor itu pun melaju dengan pelan,setelah berjalan 25 menit mereka berhenti tepat di sebuah rumah.
Selvi pun segera turun,belum sempat melangkah. Tampak dari dalam Rumah 3 bocah perempuan berhamburan memeluknya.
" Teteh pulang ..!! " Teriak mereka.
Selvi langsung merangkul dan menciumi mereka satu persatu. Pemandangan tersebut tak luput dari pengamatan Erni yang mengabadikannya lewat sebuah Kamera.
"Saya yang bawa tasnya "
"Saya yang duluan pegang"
Riuh rendah suara mereka, Selvi hanya tersenyum melihat tingkah Adik adiknya tersebut.
"Sudah ...sudah. Tasnya teteh kan berat mendingan di bawa berdua ya" Ujar Selvi menengahi pertengkaran adiknya. Mereka pun mengangguk setuju.
"Erni ..! Ayo.. masuk" Ajak Selvi pada Erni. Mereka pun segera masuk ke dalam Rumah. Dengan tergopoh gopoh seorang wanita berumur 50tahun menyambut kedatangan mereka.
"Kamu sudah sampai Nak"
"Iya Bu" Selvi mencium tangan Ibunya.
Erni hanya mengekor di belakangnya. Lantas ibunya berucap.
"Ibu lagi masak, Kalian istirahatlah dulu. Kamarnya sudah saya siapkan dari kemarin"
"Iya Bu"
Selvi dan Erni segera masuk kamar dan meletakan tas ransel mereka di pojokan.
"Er, Kamu istirahatlah dulu. Saya mau ngasih oleh oleh dulu ke adik" Kata Selvi sambil membawa ransel berukuran besar keluar kamar.
"Iya Sel" Jawab Erni sambil merebahkan tubuhnya ke kasur.
Setelah Selvi keluar ,dengan berjingkat jingkat diam diam Erni bangun dan melangkah ke arah pintu kamar.