"Silakan masuk, Tuan Putri." Elric membukakan pintu untuk Rima sambil tersenyum hangat dan bergaya, seperti seorang pengawal.
"Terima kasih," ucap Rima sambil tersenyum kecil.
Rima masuk ke dalam mobil dan memakai sabuk pengamannya, sedangkan Raya masih terpaku di depan pintu mobil karena ia merasa heran dengan sikap Elric ke Rima.
"Anda tidak ikut masuk?" tanya Elric, membuat pandangan Raya teralihkan.
"Ada yang ingin aku tanyakan ke kamu," ucap Raya.
"Silakan, saya pasti akan menjawab secara jujur ..." sahut Elric.
Tanpa banyak ba-bi-bu, Raya langsung menarik tangan Elric dan membawanya ke tempat yang sedikit jauh dari mobil agar Rima tidak dapat mendengar obrolan mereka.
"Kenapa sikap kamu kepada Rima berbeda? Kamu terlihat tulus memperlakukannya, seperti Putri ..." tanya Raya.
Elric terdiam beberapa saat karena sesungguhnya ia juga tidak tahu kenapa ia bersikap manis kepada Rima dan saat melihat Rima tersenyum, hatinya terasa bahagia.
"Kenapa kamu diam?" tanya Raya sekali lagi.
"Aku juga tidak tahu, tapi aku merasa memiliki ikatan batin dengan Rima. Padahal kami belum pernah bertemu sebelumnya," balas Elric.
Elric memandang ruang kosong yang berada di hadapannya, sedangkan Raya menjadi semakin curiga pada pria yang berdiri di sampingnya itu.
"Siapa nama asli kamu?" tanya Raya.
"Namaku adalah Elric Putra Sonohara dan aku adalah Putra kedua dari keluarga Sonohara," balas Elric.
"Tapi Galang tidak pernah memiliki adik ataupun kakak. Dia adalah anak tunggal dari keluarga Sonohara," ucap Raya membuat Elric terkejut.
"Tahu dari mana kamu?" tanya Elric seolah tidak percaya dengan ucapan yang dilontarkan Raya.
"Aku adalah mantan kekasih Galang dan Galang sudah banyak bercerita tentang keluarganya," balas Raya.
Raya berdiri di hadapan Elric dan menatap matanya, kemudian ia melangkah pergi meninggalkan Elric. Namun, tiba-tiba Elric menggenggam tangan Raya membuat langkah Raya terhenti seketika.
"Lepaskan!" pinta Raya.
"Tidak akan! Kamu sudah terjebak dalam perangkap aku," sahut Elric.
Elric menarik tubuh Raya, lalu menguncinya, seperti tawanan. Sedangkan Raya berusaha untuk memberontak karena ia tidak ingin bernasib sama, seperti kakaknya.
"Jangan bergerak atau saya akan melakukan hal yang tidak senonoh!" ancam Elric. Namun, Raya malah mengabaikan dia dan tetap memberontak membuat Elric emosi.
Elric mencengkeram tangan Raya, lalu Elric meraba tengkuknya dan mencium bibir Raya membuat mata Raya terbelalak seketika.
Raya mencoba mendorong tubuh Elric, tapi tidak bisa sebab tenaga Elric jauh lebih besar dari dirinya.
"Aku akan membuatmu terperangkap dalam cintaku, Raya!" batin Elric.
Elric tersenyum licik sambil menatap mata Raya yang indah bagaikan bidadari serta rambut harumnya yang membuat semua pria terpesona termasuk Galang.
***
Rima masih berada di dalam mobil, ia tengah menunggu Raya dan Elric yang tidak kunjung masuk ke dalam mobil.
"Mereka ke mana? Kenapa aku ditinggal sendiri?" gumam Rima.
Rima menatap ke arah sekitar dan tidak ada satu pun orang yang berada di luar mobilnya membuat Rima memilih keluar dari dalam mobil untuk mencari Raya.
"Sebaiknya, aku cari mereka. Siapa tahu mereka berada di sekitar sini," ucap Rima.
Rima pergi meninggalkan mobilnya dan berjalan menuju ke tempat Raya dan Elric berada.
Sesampainya di sana, langkah Rima terhenti saat melihat Raya dan Elric sedang berciuman mesra layaknya sepasang kekasih.
"Astagfirullah. Jauhkanlah hamba dari manusia-manusia pendosa, seperti mereka ..." ucap Rima membuat Raya terkejut.
Raya langsung menendang perut Elric seketika membuat Elric terjatuh. Namun, Raya tidak peduli karena ia tidak ingin Rima salah paham.
"Rim, sejak kapan kamu ada di sini?" tanya Raya.
"Sejak 1000 abad yang lalu. Puas?" Rima menampilkan wajah juteknya karena ia merasa sedikit kecewa kepada Raya. Selama ini, Rima mengira jika Raya adalah perempuan polos yang tidak mengenal hal-hal berbau mesum, seperti dirinya.
Namun, ternyata mereka sama. Sama-sama wanita berwajah polos, tapi berotak mesum.
"Maafkan aku, Rim. Aku tidak sengaja melakukannya," ucap Raya.
Raya berdiri di hadapan Rima dan menggenggam tangannya, dia mencoba merayu Rima agar Rima tidak merajuk dengannya.
"Tidak sengaja? Tapi kenapa bisa hot, seperti itu ya?" tanya Rima dengan nada menyindir.
"Aku dan Raya sama-sama manusia normal jadi, wajar jika melakukan hal, seperti itu ..." balas Elric.
Elric menundukkan kepalanya sebagai permintaan maafnya kepada Rima, sedangkan Rima membalasnya dengan sebuah senyuman.
"Baiklah, aku memaafkan kalian. Tapi jangan diulangi lagi ya, atau aku akan bawa kalian ke KUA?" ancam Rima.
"Idih, amit-amit aku nikah sama dia. Mending aku jomlo seumur hidup atau sama tiang listrik," balas Raya.
Raya menatap Elric sinis, sedangkan Elric malah mengalihkan pandangannya dan menatap Rima.
"Ayo, kita pergi ..." ajak Elric.
Elric meraih tangan Rima dan membawanya menuju mobil, sedangkan Raya masih terdiam sambil menatapnya dari kejauhan.
"Aku harus dekati dia, aku yakin dia adalah salah satu korban dari kejahatan keluarga Manohara dan Sonohara. Mereka pasti sudah membuat Elric amnesia," batin Raya.
Raya berpikir sejenak, lalu menyusul Elric dan Rima agar ia bisa menyelidiki Elric lebih lanjut.
Saat berada di depan mobil, mereka langsung masuk ke dalam karena waktu mereka tidak banyak. Rentenir itu hanya memberi Rima waktu selama 2 jam dan jika Rima tidak membayar utangnya, kedua adiknya akan dilenyapkan oleh rentenir itu.
"Kita mau ke mana?" tanya Elric.
"Nanti aku kasih tahu," balas Rima.
Tanpa banyak basa-basi, Elric langsung menancapkan gas mobilnya dan berkendara dengan kecepatan tinggi karena lokasi yang diberikan oleh rentenir itu cukup jauh dari pemakaman dan mungkin membutuhkan waktu sekitar 1 jam.
***
Mereka sudah tiba di lokasi yang diberikan oleh rentenir itu. Elric memarkirkan mobilnya di tempat yang sedikit jauh dari lokasi rentenir itu berada karena jika terlalu dekat, rentenir itu bisa melukai mereka saat mereka akan masuk ke dalam mobil.
"Masuk secara perlahan. Jangan ceroboh karena taruhannya adalah nyawa adikmu!" ujar Elric.
Rima dan Raya hanya mengangguk, lalu masuk ke dalam rumah tua milik rentenir itu. Sedangkan Elric memilih untuk menunggu di luar karena jika sewaktu-waktu terjadi apa-apa kepada Rima atau Raya, dia langsung melaporkannya ke pihak berwajib.
Sementara itu, Rima dan Raya sedang kesulitan karena ada banyak penjaga yang mengawasi rumah tersebut.
"Ray, kita harus gimana?" tanya Rima.
"Aku masuk ke dalam, biar aku yang pancing mereka ..." balas Raya.
"Kamu serius? Kalau kamu terluka bagaimana?" tanya Rima.
"Tidak papa. Kamu tidak perlu memikirkan aku," balas Raya.
Raya tersenyum, lalu berlari ke arah para penjaga itu.
"Dasar gendut! Bisanya cuma makan dan tidur doang," ejek Raya pada para penjaga itu.
"Siapa kamu? Kenapa kamu berani masuk ke tempat ini?" tanya mereka.
"Saya? Manusia yang sering jadi korban ghosting," balas Raya.
Raya tertawa terbahak-bahak membuat para penjaga itu murka dan mencoba untuk menangkapnya. Namun, Raya langsung berlari menuju luar agar Rima bisa masuk ke dalam dan menyelamatkan adiknya.