Chereads / Kutukan Ciuman Pertama / Chapter 10 - Rencana Ryan

Chapter 10 - Rencana Ryan

"Aku akan buktikan jika kau adalah Mondi dan salah satu dari anggota keluarga barumu adalah orang yang menyebabkan tragedi itu terjadi!" sumpah Ryan.

Langkah Elric terhenti seketika, lalu dia berbalik menghadap Ryan dan menatapnya dengan tatapan yang cukup menyeramkan.

"Silakan saja, saya tidak takut. Keluarga Sonohara bukanlah penjahat, mereka hanya sedikit misterius saja ..." sahut Elric.

Elric mendorong pelan tubuh Ryan, lalu dia kembali melangkah dan masuk ke dalam rumah Raya.

Sedangkan Ryan masih terpaku di tempat itu karena dia sedang mencari cara untuk membuktikan kepada Elric jika Elric adalah Mondi.

"Aku harus bagaimana? Aku tidak mungkin berhadapan dengan keluarga Sonohara karena mereka sangat berbahaya," gumam Ryan.

Ryan mengintip dari balik kaca, ia melihat Rima dan adik-adiknya sedang tersenyum bahagia karena Elric tengah menghibur mereka dengan sebuah candaan.

"Sonohara Group adalah perusahaan yang bergerak dibidang teknologi dan entertainment jadi, untuk menyelidiki mereka, aku harus bekerja di perusahaan mereka ..." batin Ryan.

Ryan berpikir sejenak karena dia tidak tahu harus bekerja sebagai apa. Ryan pernah mendapat tawaran menjadi Aktor di bawah naungan SH Entertainment, tapi dia menolaknya karena dia tidak terlalu berbakat dalam berakting.

"Apa aku harus meminta bantuan Raya? Sepertinya dia dekat dengan Galang Sonohara." Ryan menatap Raya dan Galang yang duduk  berjauhan, tapi Ryan bisa melihat jika Raya memiliki hubungan khusus dengan Putra tunggal dari keluarga Sonohara itu.

Ryan melangkahkan kakinya dan masuk ke dalam rumah Raya, lalu Ryan duduk di samping Raya dan membisikkan sesuatu di telinga Raya.

"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," bisik Ryan.

"Bicarakan apa?" tanya Raya.

"Ikut aku," ajak Ryan.

Ryan mengulurkan tangannya dan meraih tangan Raya, lalu keduanya pergi bersama membuat Galang cemburu karena Raya jauh lebih nurut dengan Ryan dibandingkan dengan dirinya.

"Apa yang akan mereka lakukan? Jangan-jangan pria itu adalah kekasih baru Raya?" gumam Galang.

Galang mengepalkan tangannya, lalu pergi menyusul Raya karena dia tidak ingin Raya berdekatan dengan pria lain, selain dirinya.

Sementara itu, Ryan membawa Raya ke dalam mobilnya agar Galang tidak bisa mendengar obrolan mereka.

Ryan menutup kaca mobil dan mengunci pintunya, supaya Raya tidak bisa keluar dari dalam mobil.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Raya dengan ekspresi curiga.

"Aku ingin membicarakan tentang Mondi," balas Ryan.

Ryan melirik Raya sekilas, kemudian Ryan menancapkan gas mobilnya dan pergi dari rumah Raya karena dia tahu jika Galang sedang mengawasinya dari kejauhan.

"Kita mau ke mana?" tanya Raya.

"Ke tempat yang aman. Kau tahu? Galang sedang mengawasimu. Jika dugaan aku benar, keluarganya adalah orang yang menyebabkan Rima kehilangan Ayahnya ..." balas Ryan membuat Raya terkejut.

"Kamu serius?" tanya Raya seolah tidak percaya dengan Ryan.

"Diamlah! Galang sedang mengikuti kita, jangan sampai dia mengetahui rencanaku ini!" ketus Ryan.

Raya langsung melihat ke kaca spion dan ternyata ucapan Ryan benar, Galang mengikuti mereka.

"Kita harus mengambil cara ekstrem agar Galang kehilangan jejak kita," usul Raya.

"Bagaimana caranya?" tanya Ryan.

"Putar arah secara mendadak. Hanya itu satu-satunya cara agar terbebas dari Galang," balas Raya.

Ryan tidak menjawab karena dia sedang fokus mengemudi, sedangkan Raya memantau keadaan di sekitarnya agar dia tahu saat yang tepat untuk balik arah.

Sementara itu, di dalam mobilnya.

Galang terus mengawasi mereka karena dia tidak ingin Ryan berbuat hal yang tidak senonoh kepada Raya. Raya adalah miliknya dan hanya ialah yang boleh menyentuh Raya.

"Aku tidak akan membiarkanmu membawa Raya karena Raya adalah milikku dan tak ada seorang pun yang boleh menyentuhnya!" ucap Galang.

Galang mempercepat laju mobilnya karena dia tidak ingin kehilangan Raya. Namun, tiba-tiba mobilnya terhalang oleh mobil besar dan mobil yang dikendarai oleh Ryan malah berbalik arah secara mendadak.

Galang tercengang saat melihatnya karena kejadian itu terjadi sangat cepat dan hanya orang-orang yang sering menantang malaikat pencabut nyawalah yang berani melakukannya.

"Pria itu hampir sama, seperti William. Suka menantang malaikat pencabut nyawa ..." ucap Galang.

Galang masih terkejut karena dia berpikir jika mobil Ryan akan menabrak mobil besar itu. Namun, ternyata dugaannya salah karena mobil Ryan malah putar arah.

"Sungguh lawan yang menarik." Galang tersenyum licik, ia merasa tertantang dengan kemampuan Ryan dalam berkendara. Galang adalah pembalap mobil profesional dan tidak ada satu pun orang yang dapat mengalahkan dia. Namun, ternyata Ryan mampu mengalahkan dirinya.

***

"Kamu hebat! Pantas saja Rima menjulukimu malaikat pencabut nyawa versi manusia," puji Raya.

Raya menepuk bahu Ryan sambil tertawa bahagia, sedangkan Ryan membalasnya dengan sebuah senyuman kecil.

Ryan sudah biasa melakukan hal, seperti itu karena dahulu dia pernah ikut perlombaan balap mobil ilegal yang diadakan oleh pria kaya.

Ryan tidak menang dan yang menang adalah temannya. Namun, setelah mengambil hadiah, temannya malah menghilang secara misterius.

"Yan, Galang sudah tidak mengikuti kita. Jadi, kamu bisa mulai berbicara," ucap Raya.

"Baiklah," sahut Ryan singkat.

Ryan langsung memarkirkan mobilnya di tempat yang sepi dan jauh dari jalan raya.

"Turun!" perintah Ryan pada Raya.

Tanpa banyak ba-bi-bu, Raya langsung turun dari dalam mobil dan berjalan menuju ayunan ban yang terikat di pohon rindang.

"Apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Raya.

Raya duduk di atas ayunan itu, sedangkan Ryan berdiri di hadapannya dengan tatapan datar.

"Aku sudah menemukan keberadaan Mondi," ucap Ryan.

"Benarkah? Kenapa kamu tidak memberi tahu Rima?" tanya Raya.

"Masalahnya Mondi tengah mengalami amnesia dan keluarga Sonohara sengaja mengganti identitas Mondi menjadi, Elric!" balas Ryan.

Raya terkejut seketika karena ternyata dugaannya benar jika Elric adalah kakaknya Rima yang hilang. Sejak bertemu dengan Elric, Raya sudah memiliki firasat, tapi dia takut jika dugaannya salah.

"Akhirnya, bukan aku saja yang berpikir, seperti ini. Aku tahu persis kelakuan keluarga Sonohara dan Manohara, mereka memang licik!" tegas Raya.

Raya mengepalkan tangannya dan memukul batang pohon yang berada di sampingnya, sedangkan Ryan mencoba untuk menenangkan Raya karena dia tahu jika Raya pernah menjadi, korban dari kejahatan keluarga Sonohara.

"Tenanglah, jangan lukai dirimu karena itu adalah hal yang percuma. Meskipun kamu mati, mereka tidak akan bertanggung jawab atas kematian kakakmu!" ujar Ryan.

Ryan memegang kedua bahu Raya dan menatap matanya, Ryan memberikan sebuah isyarat kepada Raya untuk tidak menyerah karena perjalanan mereka masih panjang.

Ada beberapa misteri yang harus mereka pecahkan dan yang terpenting adalah dalang dari semua tragedi itu segera ditemukan.

Keluarga Sonohara dan Manohara bisa saja menutupi kasus mereka dengan berbagai cara. Namun, bangkai itu akan tetap tercium dan suatu saat nanti, semua kejahatan mereka pasti akan terungkap.