Sementara itu, Elric dan Rima berada di belakangnya. Mereka memilih untuk diam karena tidak ingin ikut campur dalam permasalahan Raya dan Galang yang tidak kunjung usai.
"Mereka tuh sebenarnya kenapa?" tanya Rima pada Elric.
"Tidak tahu. Galang tidak pernah menceritakan masalahnya kepadaku," balas Elric singkat.
Elric menatap Galang dari kejauhan, dia tidak berani mendekati Galang karena Galang selalu bersikap dingin kepadanya membuat Elric menjadi, segan berurusan dengan Galang.
"Kamu adiknya, kan? Tapi kenapa kamu tidak tahu permasalahan dia dengan Raya?" tanya Rima penasaran.
"Aku tidak pernah dekat dengan Galang dan dia juga selalu bersikap dingin kepadaku. Dia lebih dekat dengan William," balas Elric.
Elric menutup mata dan menghembuskan napas secara perlahan, lalu dia meraih tangan Rima dan menggenggamnya.
"Aku tidak dekat dengan keluargaku. Mereka menganggapku, seperti bayangan yang hanya terlihat jika ada acara dikeluarga kami ..." ucap Elric.
Elric kembali membuka mata, lalu menatap wajah Rima yang sedikit bulat dan imut itu.
"Kamu tahu? Sebenarnya aku mendekati kamu karena disuruh oleh sepupuku. Tapi, sepertinya aku akan mengkhianati dia karena kamu jauh lebih peduli denganku ..." tutur Elric.
Elric meraba pipi Rima dan mencubitnya, sedangkan Rima hanya terdiam karena ia tidak tahu harus menjawab apa.
"Kenapa aku, seperti memiliki ikatan batin denganmu?" tanya Rima.
"Tidak tahu. Mungkin Tuhan sengaja mempertemukan kita agar kita bisa saling menjaga," balas Elric sambil tersenyum kecil.
Elric kembali merangkul tubuh Rima karena dia ingin melindungi Rima dari segala bahaya, sedangkan Rima berusaha untuk menyembunyikan pipinya yang merah karena terpesona dengan ketampanan Elric.
"Cie, kakak sudah punya pacar ..." ejek kedua adiknya yang berjalan di samping mereka.
"Eh, anak kecil. Sejak kapan kalian ada di sini?" tanya Rima.
"Sejak 1000 tahun yang lalu," balas kedua adiknya membuat Rima kesal.
Rima mengepalkan tangannya dan hendak memukul kedua adiknya. Namun, adik-adiknya malah berlari dengan sangat kencang membuat Rima merasa semakin emosi.
"Dasar adik tidak ada akhlak!" teriak Rima.
Rima langsung mengejar adik-adiknya dan pergi meninggalkan Elric, sedangkan Elric yang melihatnya langsung tertawa karena dirinya merasa terhibur saat melihat tingkah Rima dan kedua adik.
Elric tidak pernah melihat hal, seperti itu sebelumnya karena dia terlahir di keluarga es.
"Seandainya Galang dan William memiliki sifat, seperti Rima. Pasti hidupku tambah bahagia," batin Elric.
Elric ingin hidup, seperti pemuda pada umumnya yang tidak tertekan dengan masalah bisnis. Namun, tidak bisa karena dia terlahir di keluarga terpandang bermarga Sonohara.
Keluarga Sonohara memiliki banyak sekali perusahaan. Salah satu di antaranya adalah SH Entertainment dan perusahaan yang mendirikan platform novel online.
Elric terpaku di halaman rumah karena pandangannya tertuju pada Rima dan kedua adiknya. Namun, tiba-tiba ada mobil yang berhenti di dekatnya membuat pandangan Elric teralihkan karena penasaran dengan sosok pria di dalam mobil itu.
"Selamat sore, Rima. Pembantu kamu membawa makanan enak nih," ucap seorang pria yang keluar dari dalam mobil mewah itu.
Pria itu berjalan menuju Rima dan adik-adiknya sambil membawa bungkusan makanan yang berisi rendang kesukaan mereka.
"Hore, Kak Ryan datang!" sorak Alea dan Aletta secara bersamaan.
Alea dan Aletta langsung berlari menuju pria yang biasa dipanggil Ryan tersebut. Pria itu adalah kakak sepupu mereka dan hanya dialah satu-satunya dari keluarga besar Rima yang peduli dengannya.
"Kak Ryan bawa apa?" tanya Aletta.
"Rendang dan soto kesukaan kalian," balas Ryan.
"Wah, terima kasih ya, Kak. Kakak memang pengertian deh, tahu saja kalau lagi lapar ..." ucap Aletta.
"Sama-sama, yuk kita masuk ..." ajak Ryan sambil tersenyum.
Ryan menggenggam tangan Aletta dan hendak membawanya masuk ke rumah Raya. Namun, tiba-tiba langkahnya terhenti saat melihat wajah seseorang yang dia kenal.
"Mondi?" tanya Ryan.
Ryan melangkah mendekati pria itu, sedangkan pria itu hanya terdiam sambil menatapnya dari jauh.
"Kamu sudah kembali?" tanya Ryan membuat pria itu kebingungan.
"Hah? Apa maksud Anda?" tanyanya.
"Kamu—Mondi, kan?" tanya Ryan.
"Bukan, nama saya—Elric," balasnya.
Ryan mematung sejenak dan menatap Elric dari ujung kepala hingga ujung kaki, Elric benar-benar mirip dengan sepupunya yang sudah lama menghilang karena kecelakaan.
"Bohong! Kamu pasti bercanda. Kamu itu Mondi, bukan Elric!" elak Ryan.
"Kamu yang bercanda. Jelas-jelas nama saya adalah Elric," sahut Elric.
Elric menatap Ryan sinis, sedangkan Ryan mengeluarkan sebuah foto dari dalam dompetnya.
"Ini kamu, kan?" tanya Ryan sambil memberikan foto itu pada Elric.
Seketika Elric terpaku karena orang di dalam foto itu sangat mirip dengannya, tapi mereka memiliki sedikit perbedaan yaitu hidungnya.
Elric memiliki hidung yang lebih mancung dibandingkan pria yang berada di dalam foto itu.
"Siapa pria itu? Kenapa dia sangat mirip dengan diriku?" tanya Elric.
"Dia adalah Mondi. Kakak kandung Rima yang menghilang beberapa tahun silam," balas Ryan.
"Apa? Pantas saja Rima, seperti memiliki ikatan batin denganku. Ternyata wajahku mirip dengan mendiang kakaknya," ucap Elric.
"Mondi belum meninggal, dia masih hidup sampai sekarang. Namun, dia diculik oleh orang yang menabrak mobil Ayahnya Rima ..." sahut Ryan.
Ryan menatap Elric dengan penuh curiga karena dia yakin jika Elric adalah Mondi yang sedang mengalami amnesia.
"Kenapa kamu bisa tahu?" tanya Elric.
"Karena orang yang mengemudikan mobil itu melarikan diri dan agar polisi tidak mengetahui identitasnya, dia membawa Mondi bersamanya karena pada saat itu, Mondi masih dalam posisi setengah sadar."
Ryan menceritakan seluruh kejanggalan yang dia temukan di lokasi kejadian, sedangkan Elric mendengarkannya dengan sangat serius karena rasa penasarannya yang sudah melewati batas.
"Jadi, penyebab kecelakaan itu adalah laju mobil si penabrak yang terlalu kencang?" tanya Elric.
"Iya," balas Ryan singkat.
"Berapa plat nomor mobil itu? Biar saya suruh adik kelas saya untuk menyelidikinya," tanya Elric.
"Percuma saja karena kasus itu sudah ditutup 5 tahun lalu," balas Ryan.
Ryan mengalihkan pandangannya pada ruang kosong yang berada di sampingnya, sedangkan Elric masih berdiri di samping Ryan.
"Anda tenang saja saya akan tetap menyelidiki kasus ini hingga selesai agar Rima tidak terus-menerus mencari keberadaan kakaknya yang tidak mungkin kembali," ucap Elric.
"Mondi pasti kembali karena Mondi adalah dirimu!" tegas Ryan.
Ryan mencengkeram kerah Elric dan menatap bola matanya, sedangkan Elric terlihat biasa saja karena dia tahu jika Ryan sedang terbawa emosi.
"Saya bukan Mondi dan saya akan membuktikannya!" tegas Elric.
Elric mendorong tubuh Ryan dan pergi meninggalkannya, sedangkan Ryan langsung menyusulnya karena dia yakin jika Elric dan Mondi adalah orang yang sama. Namun, Elric tengah mengalami amnesia dan keluarga barunya sengaja merubah identitasnya agar polisi tidak bisa melacaknya.