"Ck, kalian lihat, dia gadis yang sombong, angkuh!" kesal Dedrick kembali kekursinya.
Kedua sahabat tertawa terbahak-bahak melihat Dedrick diperlakukan seperti itu oleh seorang gadis abege.
"Kau hubungi Lusi! Katakan padanya, kau tertarik pada Stela!" Ide Dovi lembut.
"Aaagh! Malas! Bisa besar kepala Lusi," Geram Dedrick.
"But, aku akan menemui Lusi! Bertanya semua tentang Stela, mencari alamat rumah, apa hobby gadis itu dan apa makanan kesukaannya." tambah Dedrick tersenyum picik.
"Haaah! Kau akan berubah menjadi pria romantis Willems Dedrick Visser?" kejut sahabat menatapnya.
"Ya!" Senyum tipis menyeringai di wajah tampan Dedrick.
Dedrick menghubungi Lusi, kemudian berlalu meninggalkan resto,
"Haii bro! Apa kau melupakan kami?" Sindir Lois menatap Dovi.
"Aaagh! Kalian menghambat langkah ku saja!" Geramnya.
Lois dan Dovi berlari mengejar Dedrick, menerima lemparan kunci mobil dari tangan Dedrick.
"Kau yang nyetir!" Lois melempar kembali kunci pada Dovi.
"Ck!" Kesal Dovi mengikuti keinginan Lois.
Mereka segera menuju kediaman Lusi, dikawasan Atherton California.
Lusi sudah menunggu didepan kolam renang kediamannya. Lusi berjemur, menutup tubuhnya menggunakan bikini orange menutup bagian bawah dengan sehelai kain pantai.
Pelayan Lusi menghampirinya, "Nona, teman kuliah Nona, Tuan Lois, Dedrick dan Dovi sudah datang." ucap pelayan.
"Oogh ya! Bawa mereka masuk! Ambilkan baju putih saya!" tunjuk Lusi pada pelayan, agar memberi baju yang agak jauh dari posisinya.
Pelayan melakukan sesuai perintah, selesai memakai bajunya,
Lusi mendekati teman yang menyebalkan itu, "haii!" Lusi memberi jari tengahnya pada Dedrick untuk membalas sakit hatinya.
"Oogh dear! Maafkan aku!" Peluk Dedrick pada Lusi.
"Aaagh! Jangan peluk-peluk! Aku tidak memaafkanmu!" Kesal Lusi bercanda.
"Dear, aku akan mengikuti semua keinginanmu!" Mohon Dedrick mengikuti langkah Lusi menuju kolam renang yang terhampar luas dikediaman itu.
"Woow! Aku akan berenang!" kekeh Lois.
"Ck!" tatap Dovi malas pada Lois.
Lusi tersenyum, "duduklah!" perintah Lusi.
Memanggil pelayan, membawakan makanan dan minuman untuk temannya.
"So! Apakah kau sudah menemui Stela?" tanya Lusi pada Dedrick.
"Hmm!" jawab Dedrick melihat kekonyolan sahabatnya, sudah membuka baju untuk masuk ke kolam renang.
"Heeii, hati-hati! Didalam ada putri duyung!" kekeh Lusi.
Lois dan Dovi tak menghiraukan, asyik dengan dunia mereka masuk kedalam kolam.
"Aku minta maaf, kejadian tadi!" ucap Dedrick.
"Hmm! Semudah itu kah kau meminta maaf pada ku?" ejek Lusi.
"Ya! Aku menyesal!" Senyum Dedrick tepat di wajah Lusi.
"Oke! Terus bagaimana pertemuan kalian?" tanya Lusi santai,
"Ya! Menarik! Dia gadis kecil yang sangat berkelas!" ucap Dedrick.
"Apa kau mau membantuku?" tambah Dedrick.
"Haah? Membantu apa?" tanya Lusi menatap malas.
"Jujur aku tertarik pada Stela! Siapa dia? Apakah dia keluargamu?" tanya Dedrick makin penasaran.
Lusi tertawa hangat, "kenapa otakmu begitu encer?" tanya Lusi menatap Dedrick.
"Ya! Aku melihatmu seperti melihat Stela! Tapi kalian berbeda." jelas Dedrick.
"Ya, jelas berbeda! Aku anak dokter, tentu tidak akan sama dengan Stela!" jelas Lusi sedikit jujur.
"Oogh! Apakah kalian keluarga dekat?" tanya Dedrick.
"Ya! Kami sama-sama cucu Hanz Parker!" jelas Lusi.
"Haaah!" Mata Dedrick membulat besar menatap Lusi malu.
"Maafkan aku Lusiana Helberg! Aku tidak menyangka kau termasuk keluarga mereka!" ucap Dedrick sangat tulus, sambil merutuk kesal didalam hati atas perbuatannya.
"Dimana rumah Stela? Apakah dia tinggal didaerah sini?" tanya Dedrick sedikit kepo.
"Hmm! Stela tinggal di Bell Air Los Angeles." jelas Lusi.
"Ooh!" Dedrick membulatkan bibirnya.
"Kau belum menjawab pertanyaanku! Siapa keluarga mu? Kenapa kau begitu menyebalkan kami?" tanya Lusi serius.
"Aku berfikir kalian wanita biasa!" rengek Dedrick.
"Jangan bilang kau akan membully kami!" tegas Lusi.
"Oooh! Sekejam itukah?" tatapan horor Dedrick pada Lusi.
"I don't now what!" Senyum Lusi tipis.
"Jawab pertanyaanku Decrick!" Ancam Lusi memegang garpu geram.
"Aku hanya anak pemilik resto! Tidak sekaya keluarga mu!" tunduk Dedrick malu.
Lusi tertawa, seorang pria berkelas, terkesan angkuh, ternyata bisa ciut dihadapannya setelah mengetahui keluarganya.
"Apa kau sedang mengejekku?" Geram Dedrick.
"Setidaknya aku sedang menamparmu!" kekeh Lusi.
"Ck, menyesal aku datang kerumah mu!" jawab Dedrick sedikit lesu.
"Ya sudah pulang sana! Aku tidak membutuhkan pria sepertimu!" kekehnya membuat Dedrick makin kesal.
"Sombong!" rungut Dedrick.
"Aku bukan sombong! Kau mengatakan pada ku, bahwa aku tidak akan melihat matahari besok, jika kau tidak menemui Stela hari ini! Ya, aku sampaikan pesanmu pada Stela!" Tambahnya masih dengan terkekeh geli melihat raut wajah Dedrick berubah seperti kelinci kecil yang malu.
"Hmm!" Dedrick berbaring dikursi santai menikmati Lois dan Dovi, yang dari tadi melatih diri menjadi perenang handal.
"Dimana keluarga mu, Lusi?" tanya Dedrick penasaran.
"Momy and Daddy stay di Jakarta, kenapa?" Lusi balik bertanya.
"Kalian keluarga bahagia! Sangat kompak!" jawab Dedrick memejamkan mata.
"Ya! Kami diajarkan untuk selalu bahagia dalam keadaan apapun!" jelas Lusi.
"Apa kau mengenal dekat keluarga Stela?" tanya Dedrick.
"Sangat dekat! Momy ku adik Momy Stela." Jelas Lusi.
"Pantes! Kalian selalu bersama disetiap acara kampus." Senyum Dedrick.
"Ya, karena keluarga kami jauh, Stela tinggal bersama kakek dan nenek! Aku memilih tinggal disini, terkadang aku juga menghabiskan waktu disana!" tambah Lusi.
"Apa hoby Stela?" tanya Dedrick makin penasaran.
"Dia suka traveling, sementara aku hanya wanita rumahan! Capek traveling! Stela bisa setiap bulan pergi ke Jakarta, Paris, untuk menghadiri acara fashion. Mungkin besok dia akan ke New York bersama Chay-in adiknya." cerita Lusi.
Dedrick menyimak kegiatan Stela, membayangkan wajah Stela yang begitu menggemaskan
"Apa kau bersedia membantu ku untuk mendekatinya?" tanya Dedrick duduk membuat Lusi kaget.
"Aaagh boy! Kau tidak masuk dalam kriteria kami!" kekeh Lusi.
"Shiit! Apakah aku serendah itu menurut mu?" geram Dedrick menatap Lusi menikmati makanan dihadapannya.
"Aku hanya bercanda! Usia kami masih 16 tahun boy, tidak mungkin akan diizinkan memikirkan dunia percintaan!" jelas Lusi.
"Setidaknya aku pria baik, mapan yang akan menjaga Stela seumur hidup ku." ucap Dedrick serius.
"Berapa usiamu?" tanya Lusi menahan tawa.
"18!" jawab Dedrick jujur.
Lusi tertawa keras, "kau lucu, tidak mungkin orang tua kami menyerahkan kami pada pria usia 18 tahun!" kekehnya membuat Dedrick semakin kesal.
"Aku serius Lusi! Come on!" rengeknya.
"Minggu depan, kami ada acara thanksgiving disini! Datanglah, aku mengundangmu!" ucap Lusi tersenyum.
"Apa kau yakin?" tanya Dedrick meyakinkan.
"Ya! aku yakin! Keluarga besarku akan berkumpul, kau akan aku kenalkan dengan Brian, Jasmine, orang tua ku dan orang tua Stela!" jelas Lusi.
Dedrick meletakkan tangannya didagu sedikit berfikir sebelum memenuhi undangan Lusi.
"Bagaimana?" tanya Lusi.
"Oke! Apakah acara resmi?" tanya Dedrick ingin tau.
"Tidak, cukup santai! Kami hanya berkumpul keluarga! Uncle, aunty, dan kerabat dekat saja." jelas Lusi lagi.
"Oke! Thankyou Lusi!" senyum Dedrick menyeringai senang.
Lusi mengangguk tersenyum.
"Bro, kita pulang!" panggil Dedrick pada sahabatnya.
"Oke! Kau yang nyetir! Aku lelah!" tegas Dovi, melemparkan kunci mobil pada Dedrick.
"Ya!" jawab Dedrick, berlalu meninggalkan kediaman Lusi.
____________****