Chereads / See eye Stela / Chapter 6 - Khawatir

Chapter 6 - Khawatir

Pengawal memberikan laporan tentang Lois dan Dedrick.

"Lois Sandro Hu putra tunggal Samuel Hu dan Maria Alexa, usia 17 tahun, tinggal di Mansion Beverly Hills, pemilik restoran dikawasan Boston dan Hollywood, kuliah di of Southern California, BA in Public Relation. Willems Dedrick Visser putra tunggal Miller Van Visser dan Veni Van Visser dari Netherland berusia 18 tahun, pemilik Restoran Keluarga Van Visser dikawasan Ventura Boulevard tinggal di Beverly Hills Real Estate, kuliah di of Southern California, BA in Pulic Relation Tuan, mereka sama-sama di Public Relation dengan Nona Stela dan Nona Lusi." Jelas pengawal dihadapan Adrian, Fene dan Hanz.

"Ooh, hmm!" Adrian menelan salivanya, seperti mengingat sesuatu, "oke! Terimakasih!" Adrian menerima foto-foto kegiatan Stela dan Lusi hari ini.

"Oogh! Sayang, mereka sangat mesra!" bisik Fene menggeram.

"Awasi Lusi dan Stela!" perintah Hanz.

"Baik Tuan!" tunduk pengawal meninggalkan majikan diruangan.

Fene menatap Adrian, "mereka berciuman sayang! Aku melihatnya! Aku takut!" Fene menyandarkan kepalanya didada Adrian.

"Tenang dulu, jangan terlalu mendramatisir keadaan! Nanti ketakutan kalian berakibat fatal!" jelas Hanz menepuk bahu Adrian, berlalu meninggalkan Fene dan Adrian.

Adrian membelai lembut punggung Fene, "bener kata papi sayang! Kamu tenang yah! Kita sudah mendapatkan informasi tentang Dedrick Visser, kalau dilihat dia tampan! Seperti aku!" goda Adrian menghibur Fene.

"Ck! Stela itu seleranya sama sepertiku! Berkelas!" kekeh Fene.

Adrian mengecup kepala Fene, "aku golf dulu sama papi, jika Stela pulang kamu ngobrol sama dia! Jangan emosi, oke!" Adrian berlalu meninggalkan Fene diruangan.

Fene memijat pelipisnya, kemudian belalu kedapur mengambil beberapa makanan, membawa kekamarnya.

Adrian mendengar knalpot ferrari masuk ke perkarangan, sengaja menunggu Stela diruang tamu, Adrian saling tatap dengan Stela saat memasuki rumah, "Dad!" tunduk Stela segan karena kesalahan beberapa minggu lalu.

"Baru pulang?" tanya Adrian.

"Hmm! Ya dad!" senyum Stela kaku.

"Momy mencarimu dikamar!" jelas Adrian.

Stela mengangguk semakin kaku, mencium pipi Adrian, memeluk dan berlalu.

Adrian menghela nafas dalam, menatap punggung gadis kecilnya berlalu.

Tok tok tok.

"Mom!" ketuk Stela mengintip sedikit kedalam.

"Ogh, kamu sudah pulang! Masuklah!" Sambut Fene pada putri ketiganya.

Fene menatap lekat wajah imut Stela, memijat pelipisnya.

"Bisa cerita sedikit! Who Dedrick?" senyum Fene.

Stela menghela kesal atas kebodohannya, menerima ciuman pria dirumah sendiri.

"Hmm, dia Keluarga Van Visser dari Netherland Mom!" jelas Stela.

Fene mengangguk, "and?" senyum Fene.

"And I love him!" tunduk Stela.

Fene menjadi salah tingkah didepan putri kecilnya, yang baru berusia 16 tahun sudah mengerti cinta.

"Oke! Apa kamu mengenal Daddynya, or Mommy, or about family!" jelas Fene lembut.

"Tapi Dedrick akan mengenalkan aku pada daddynya, and!" Stela tidak kuasa melanjutkan ucapannya, menggigit bibir bawahnya.

"Oke, kamu tau! Kamu adalah putri Momy and Daddy! Kami sangat mencintaimu, Brian, Jasmine, Chay-in, all! Apakah mungkin kamu akan melangkahi Brian, atau Jasmine dan usia kamu masih sangat belia sayang. Lebih baik kamu memikirkan study, modeling, happy, all about life, not love! Cinta itu rumit!" Fene memberi pengertian pada Stela.

"Dedrick itu spesial mom! Dia unik, dia romantis! Dia beda, aku melihat dia tu seperti melihat daddy, uncle, grandpa! All, komplit, dia memperlakukan aku seperti ratu! Ratu mom!" wajah Stela sangat sumringah menceritakan tentang Dedrick.

'Ooogh my God! Dia benar-benar jatuh cinta!" batin Fene.

"Apa kalian pernah menghabiskan waktu bersama?" tanya Fene sedikit penasaran.

Stela mengerti maksud Fene, "apa momy menuduhku telah berbuat nakal? Hhmm!" goda Stela pada Fene.

Fene menarik nafas dalam, "dear, momy mau kamu bereskan sekolah! Yang kemaren kita close, jangan di ulang lagi!" pesan Fene menjentikkan telunjuknya ke hidung putrinya.

"I'm promise!" Stela memeluk erat Fene.

"I love you mom!" kecup Stela pada pipi Fene.  

Adrian masuk kekamar tanpa menggedor, "woow, apa aku melewatkan sesuatu sayang?" tanya Adrian sedikit kaku.

"Hmm!" Adrian mencium puncak kepala dua wanitanya.

"Kalau nggak ada lagi, aku keluar yah!" senyum Stela menyeringai diwajahnya.

"Ya sayang!" ucap Fene.

Adrian hanya melihat Stela berlalu, meninggalkan kamar mereka.

Fene menghela nafas, memijat tengkuknya sedikit kaku.

"Kita pending pulang ke Jakarta! Aku takut saat kita pulang mereka aneh-aneh lagi!" rungut Fene.

"Iya, kebetulan aku akan ke Vegas besok pagi. Kamu ikut?" tanya Adrian.

"Nggak aagh! Kamu aja!" manja Fene didada Adrian.

Adrian mengusap lembut punggung Fene, "aku melihat cinta Stela pada Dedrick, Dri!" curhat Fene.

"Kita dengarkan dulu sayang, aku mengerti ketakutanmu! Aku juga merasakan hal yang sama!" jawab Adrian.

Fene dan Adrian saling memeluk, masuk dalam pikiran mereka masing-masing.

Dedrick pv...

Semenjak malam thanksgiving itu, Dedrick selalu memikirkan bagaimana cara menghabiskan waktu bersama Stela. Wajah Stela selalu ada dibenaknya, "aaagh!" geramnya.

Drrrt, drrt..

"Daddy!" bisik Dedrick.

"Ya dad!" jawab Dedrick ramah.

"Besok daddy ada kunjungan ke Vegas! Kita akan bertemu, ada yang mesti daddy bicarakan!" ucap Miller.

"Oke dad!" Senyum Dedrick masih membayangkan wajah Stela.

"Apa kau sudah bertemu dengan gadismu?" goda Miller.

"Hmm! Manis Dad, gadis yang sangat manis! Nafasnya segar!" jujur Dedrick.

"Jangan bilang kamu melakukan hal gila Dedrick!" tegas Miller.

"Aku akan melamarnya dad! Mumpung orang tuanya ada disini!" Senyum Dedrick.

"What? Boy, kau masih 18! Jangan memikirkan hal aneh, aku tidak akan setuju!" Miller menutup telfonnya.

Dedrick menatap layar handphone tersenyum indah, mengangkat bahunya tak mengerti, karena dibenaknya hanya bagaimana cara memiliki Stela Moreno Lim.

Tiing,

Stela: "I think about you dear."

Dedrick tersenyum membaca pesan singkat melalui wattshap.

Dedrick: "Me to hun." Pesan terkirim langsung dibaca sipenerima.

Dedrick: "I call you hun." Pesan terkirim, langsung write mesage.

Stela: "Ya dear."

Dedrick mengangkat alisnya, menghubungi Stela,

"Ya dear!" jawab Stela pelan.

"Hm! Emang mikirin apa? About me! Apa kau siap menikah dengan ku?" tanya Dedrick tanpa basa basi.

Stela diseberang sana merasa kaget, "What? Maried?" tanya Stela serius.

"Ya, aku serius! Aku tau keluargamu, aku tak berani melakukan lebih sebelum menikah!" ucap Dedrick tegas. "Daddy udah pulang ke Jakarta?" tanya Dedrick lagi.

"Hmm! Belum, daddy besok ke Vegas!" jelas Stela jujur.

"Kita ikut yuk? Daddy ku juga besok ke Vegas! Kita bertemu di Vegas!" ide Dedrick.

"Ooh, oke! Besok aku kabari!" Semangat Stela.

"Oke hun!I love you!" ucap Dedrick.

"I love you too dear!" balas Stela.

Stela melempar handphonenya, berlari mencari Adrian.

"Dad!Daddy!" ketoknya dikamar Adrian.

"Ya!" Adrian membuka pintu kamar, "ada apa?" tanya Adrian menyambut tubuh Stela langsung memeluknya.

"Aku besok ikut ke Vegas, please!" mohon Stela.

"Daddy meeting honey!" jelas Adrian menatap wajah manja Stela.

"Ikut, aku ada urusan untuk promosi bajuku!" rengek Stela.

"Hmm, ya sudah! Kamu sama siapa? Kalau daddy meeting!" tanya Adrian sedikit menyimpan curiga.

"Hmm! Kan ada pengawal!" senyum Stela.

"Oke," Adrian mengecup puncak kepala Stela.

Stela berlalu, segera menghubungi Dedrick.

Kali ini cinta yang mengendalikan pikiran, bukan pikirannya yang mengendalikan cinta.   

Bagi Stela, 'Dedrick sangat berbeda dari teman prianya yang lain, dia lebih sopan, kalau berdekatan tidak pernah menyentuh dengan sengaja.' Batinnya.

Dedrick dididik sangat baik oleh Miller, walau sebenarnya, dia kurang diperhatikan ibunya. Stela sangat pantas menjadi pendamping hidup, karena dididik oleh keluarga yang baik dan teratur.

Dedrick memilih tinggal di Los Angeles karena tak tega mendengar pertikaian orang tuanya, sangat mengganggu perkembangan emosi, Miller sangat memahami keputusan Dedrick mengapa jauh, menjadi pilihannya.***