Pagi telah kembali, sang Mentari mulai menyingsing sang Fajar. Kegelapan kini perlahan memudar da terabaikan oleh datangnya sang siang.
Hati Resty masih gusar, perasaan suaminya kepada Dona sepertinya tak bisa ia maafkan.
Percakapan sang ipar pun tetap menggema dan tak kunjung beranjak dari telinganya.
Batinnya amat sangat kacau, perasaan bercampur aduk berkecamuk penuh amarah dan kebencian.
Ia tak menyangka, sang suami yang ia temani dai Nol kini tega berkhianat dan masih menjaga hati untuk cinta pertamanya.
Berteriak pun rasanya ia sudah tak mampu, mengemis cinta kepada suaminya pun rasanya percuma. Mata dan hati sang suami sudah dibutakan oleh cinta terlarang dengan sang Primadona.
Tepat pukul enam pagi rutinitas biasa di pagi hari, semua anggota keluarga berkumpul di meja makan untuk sarapan. Semua anggota keluarga berkumpul di meja makan.
"Sayang nanti jam sembilan aku mau keluar sama Mama ya, sebentar aja," izin Sania kepada sang suami.