Chereads / Kembali Kepelukan Cinta Pertama / Chapter 17 - Berburu Oleh-Oleh

Chapter 17 - Berburu Oleh-Oleh

Hari ini Sania dan Mertua sepakat untuk mengujungi kantor Mrs Renata sebelum mencari oleh-oleh. Namun Dona tak mengetahui rencana tersebut, karena ide ini tiba-tiba muncul dari Mama Farhan.

"Kamu uda bilang sama Dona untuk menghubungi Mrs Renata San?" tanya sang mertua.

"Belum mah, nanti aja sekalian pas Dona kesini," jawab Sania sambil memblow rambut pirang nya.

Dret dret dret handphone Sania bergetar.

"Mah Dona sepertinya udah di luar deh, ini dia telepon," kata Sania memandang handphone nya.

"Yaudah mama bukain pintu dulu ya," kata mertua nya.

Mertua Sania berjalan meninggalkan kamar menuju pintu masuk. Benar saja Dona yang sudah modis menunggu di balik pintu.

"Hai sayang, masuk yuk Sania masih nge blow rambut," kata Mama Farhan sambil memeluk Dona.

"Iya mah," jawab Dona sambil melangkahkan kaki memasuki Apartemen Farhan.

Mereka pun menuju kamar menghampiri Sania yang masih sibuk berdandan.

"Don, kamu udah menghubungi Mrs Renata belum? Renacana hari ini kita mau mengunjungi beliau ke kantor nya," kata Sania sambil memoles bedak di wajah nya.

"Oh iya Kak Dona lupa, dona coba hubungi beliau ya," ucap Dona.

Ia segera mengambil Handphone dari tas nya dan menghubungi Mrs Renata dan mengaktifkan tombol Loudspeaker di Handphone nya supaya yang lain dapat mendengar percakapan mereka.

"Hallo Mrs, Mrs Renata sedang sibuk atau tidak? Kami berencana ingin mengunjungi Mrs Renata di kantor," ucap Dona melalui telepon.

"Nggak Don, iya kalian ke kantor saja saya tunggu ya," jawab Mrs Renata.

"Baik Mrs, terima kasih buat waktu nya," ucap Dona.

Mendengar percakapan antara Dona dan Mrs Renata, Sania dan mertua pun gembira.

"Buruan San, ayo kita ke kantor Mrs Renata," kata sang mertua.

He'emh Mah," kata Sania sambil mengangguk.

Ketiga nya pun mulai meninggal kan Apartement.

Mereka menuju ke kantor Mrs Renata menggunakan kendaraan umum, karena menurut Dona itu cara termudah dan paling efisen.

Mereka tiba di kantor Mrs Renata di sambut oleh Reyhan tepat di depan pintu masuk.

"Selamat pagi silahkan masuk, mari saya antar ke ruangan Mrs Renata," kata Reyhan.

Ketiga nya pun tersenyum kepada Reyhan dan mengucapkana terima kasih.

Reyhan mengantar mereka menuju ruangan Mrs Renata, ketiganya pun berjalan mengikuti Reyhan dari belakang.

Tok tok tok, tibalah mereka di ruang Mrs Renata. Reyhan segera membuka kan pintu, Mrs Renata pun menjamu dan menyapa ketiga nya dengan ramah.

"Hallo semua nya, apakabar? Selamat datang di kantor saya ya," ucap Mrs Renata.

"Iya Mrs terima kasih," kata Sania.

Sang mertua pun mengucapkan kata yang sama dan menjabat tangan Mrs Renata.

"Sania kamu tambah cantik lho, kita terakhir ketemu satu tahun lalu sepertinys ya," kata Mrs Renata.

"Ah Mrs Renata bisa saja, padahal Mrs Renata lebih cantik lho," puji Sania.

Mertua dan menantu tersebut tidak hanya di buat terkesima oleh sambutan ramah dari Mrs Renata, mereka juga di buat takjub dengan interior mewah yang berada di ruang itu.

"Dona kamu apa kabar? Sorry ya kemaren nggak bisa ikut ke Mont Saint Michel, kerjaan banyak dan kantor butuh saya," kata Mrs Renata sambil mengelus dan memegang dagu Dona.

Terlihat aura seorang ibu yang begitu menyayangi putri nya.

"Iya Mrs nggak apa-apa," kata Dona mengangguk.

"Oh iya kita sarapan dulu yuk, pasti belum pada sarapan kan?" ajak Mrs Renata.

Mendengar apa yang di ucapkan bos nya, Reyhan segera keluar ruangan. Ia menyuruh office girl untuk segera menyiapkan makanan di meja Mrs Renata. Lima menit kemudian office girl datang membawa berbagai menu makanan khas Negara tersebut.

"Mrs Renata jangan repot-repot. Kita selalu ngrepotin seperti nya selama disini," kata Mama Farhan.

"Saya nggak merasa di repotkan, santai saja. Mari semua kita makan," ucap Mrs Renata.

Ia segera memulai jamuan tersebut.

"Rey, kamu juga ikut sarapan ayo," ajak Mrs Renata.

"Baik Mrs," kata Reyhan tak kuasa menolak.

Mereka pun menikmati sarapan yang sudah tersedia. Setelah sarapan, mereka sibuk mengobrol. Reyhan yang sudah merasa tidak di perlukan pun meminta izin kembali ke ruang kerja nya.

"Oh iya, Farhan balik kapan?" tanya Mrs Renata.

"Hari ini Mrs, maka nya kepulangan kami di tunda," jawab Sania.

"Oh gitu, lumayan lama ya dia di Jakarta?" tanya Mrs Renata lagi.

"Mungkin masih ada kerjaan yang belum bisa di tinggalkan Mrs," jawab Sania lagi.

Mereka pun asik melanjutkan obrolan dan saling melempar pujian.

"Dona pake dress ini cantik ya, warnanya juga cantik," puji Mrs Renata.

"Dona dari dulu emang cantik Mrs, pake apapun masuk," puji Sania.

"Sepertinya kalian sedang berusaha menyenangkan hatiku," ucap Dona maku-malu.

"Enggak kok, asli cantik," tambah mama Farhan.

Waktu serasa cepat berlalu, jarum jam menunjukan pukul 11 siang. Ketiga nya memutuskan pamit untuk mencari oleh-oleh.

"Udah siang nih, yuk kita cari oleh-oleh," kata Sania.

Yang lain pun mengangguk dan berpamitan.

"Mrs saya duluan ya," kata Dona sambil mencium punggung tangan kanan Mrs Renata.

"Kami juga ya Mrs mau pamit," kata Mertua Sania.

Mereka pun bersalaman dan berpelukan dengan CEO cantik itu.

"Hati-hati ya semua nya," ucap Mrs Renata.

"Iya Mrs" jawab mereka bertiga yang tak sengaja mengucapkan kata yang sama secara bersamaan.

Kepergian mereka dari kantor di antar oleh Mrs Renata sampai ke depan meja receptionis.

*****

Tibalah mereka di salah satu pusat perbelanjaan wajib tujuan para turis berbelanja, yaitu Paris Departemt Stores District- Boulevars Houssman. Disini mereka di manjakan dengan berbagai jenis barang fashion, kuliner khas Perancis, desain rumah, hingga perhiasan.

Ketiganya pun asik berbelanja, tak lupa Dona membelikan oleh-oleh untuk kedua orang tua nya, keluarga serta sahabatnya. Sania dan mertua nya pun membeli banyak oleh-oleh untuk keluarga serta sanak saudaranya.

Setelah puas berbelanja di pusat perbelanjaan tersebut, mereka melangkah menuju pusat perbelanjaan yang lain seperti Saint Queen Flea Market, Aveneu Montaigne dan Avenue des Champs-Elysees.

"Mah, Resty beliin ini aja ya," kata Sania menunjukan sebuah parfum beraroma mewah.

"Iya terserah kamu San," jawab sang mertua.

Dari sini Dona paham kalau sebenarnya Sania tidak seburuk seperti apa yang ia pikirkan terhadap Resty.

Namun disisi lain Dona agak cemburu mendengar pernyataan Sania, tapi ia paham kalau perasaan tersebut tidak di benarkan.

"Don, kalau ini cocok buat Farhan nggak?" tanya Sania menunjukan sebuah parfum pria.

Dona pun terbangun dalam lamunan nya.

"Eh, iya Kak. Coba Dona cium aromanya," kata Dona menggapai parfum yang di pegang Sania.

"Ini enak kok Ka," sambung Dona mencium aroma parfum tersebut.

Sebenarnya Dona sudah membelikan sebuah kemeja bermerk untuk Farhan dan beberapa barang lain ketika berada disalah satu pusat perbelanjaan.

"San baju ini cocok nggak di badan Mama?" tanya mertua Dona kepada menantu nya.

"Cocok sih Mah, tapi warna nya terlalu ngejreng menurut Sania," jawab sang menantu.

"Yaudah deh mama mau milih-milih dulu," ucap sang mertua.

Mereka berdua sibuk memilah milah barang yang akan di beli untuk keperluan pribadi dan untuk oleh-oleh.

Sementara Dona terlihat sibuk menjamah Ponsel nya sambil duduk di sofa yang sudah di sediakan di store tersebut.

"Don, kamu nggak milih belanjaan lagi?" tanya Sania menghampiri Dona.

"Nggak Kak, ini udah banyak," jawab Dona.

"Yaudah kalau gitu Kakak lanjut milih dulu ya," ucap Sania.

Setelah mendapatkan semua yang di butuhkan, ketiga nya menikmati kuliner di pusat perbelanjaan tersebut.

Hari mulai gelap, mereka memutuskan untuk kembali ke Apartemen.

Dona yang nampak kelelahan meminta izin untuk memasuki Apartemen nya.

"Semua nya Dona ke Apartemen dulu ya, mau kumpul di tempat Dona?" Kata Dona.

"Nggak Don, kamu istirahat aja ya," jawab Mama Farhan.

Sania pun menganggukan kepala sambil tersenyum ke arah Dona.

Sang primadona segera memasuki Apartemen nya, ia langsung menuju kamar dan menaiki ranjang nya untuk beristirahat.

Sedangkan di Apartemen Farhan, nampak Sania dan mertua terlihat sibuk dengan belanjaan mereka.

"San, koper kita muat nggak ya?" tanya sang mertua.

"Mudah-mudahan muat ya mah, nggak sadar belanjaan kita banyak banget," kata Sania sambil tertawa kecil.

"Oh iya Don, barang yang kita beli buat Dona mau di kasih kapan?" tanya mertua Sania.

"Nanti Sania coba hubgungi Dona mah, takut dia nya istirahat. Tadi muka nya kelihatan capek banget," ucap Sania.

Ternyata mereka membelika sebuah dress, sepasang heels, dan sebotol Parfum untuk Dona tanpa sepengetahuan nya.

Sania pun mencoba menghubungi Dona melalui telepon seluler nya.

"Hallo Don, udah tidur? Kakak kesana sekarang ya," kata Sania.

Kemudian ia menutup telepon dan bersiap menuju Apartemen Dona.

"Tadi barang nya Dona yang mana aja mah?" tanya Sania.

"Ini San," ucap sang mertua sambil menyodorkan beberapa paperbag.

"Sania ke tempat Dona dulu ya," kata Sania.

Sang mertua hanya mengangguk sambil membereskan belanjaan mereka.

Tok tok tok, Sania mengetuk pintu Apartemen Dona.

Dona yang sudah menunggu di ruang tamu pun secepat kilat membukakan pintu.

"Hai Don, kamu tadi pucet. Kamu nggak apa-apa kan?" tanya Sania.

"Nggak Ka, masuk yuk," ajak Dona.

Mereka pun memasuki Apartemen secara bersamaan.

"Duduk Kak, aku ambilin minum dulu ya," kata Dona.

"Nggak usah Don, Kakak cuma mau ngasih ini. Tadi Mama sam Kakak beli ini buat kamu," ucap Sania.

"Ya ampun Kak kenapa repot-repot sih," jawab Dona.

Setelah memberikan paperbag yang berisi barang untuk Dona, Sania pun segera pamit. Ia paham kalau Dona kecapekan butuh istirahat.

"Kakak pamit dulu ya, kasian Mama sendirian beres-beres belanjaan mau di masukin ke koper," kata Sania.

"Iya Kak, aku makasih banget lho Kak. Sampein ke Mamah juga ya makasih dari Dona," ucap Dona.

Ia pun mengantar Sania sampai depan pintu.

Kejadian malam ini semakin membuat Dona bingung, ia sangat nyaman berada di tengah-tengah keluarga Farhan. Memiliki mertua yang baik, keluarga yang menyukainya adalah salah satu impian Dona jika dia berumah tangga nanti.