Pagi ini langit Jakarta cukup cerah, Farhan terlihat rapi dengan balutan kaos berwarna putih dan celana jeans panjang. Tidak biasanya ia bangun pagi saat libur kerja.
"Mas mau kemana pagi-pagi udah rapi, kan ini hari libur?" tanya Resty.
Ada urusan dek, jawab Farhan.
Urusan sama siapa?" tanya Resty.
Setau Resty sang suami selalu bangun siang ketika libur.
"Oya dek, hari ini aku ada acara sama teman- teman SMA ku ya," kata Farhan.
"Aku," belum selesai Resty berkata, Farhan sudah memotong ucapan sang istri.
"Cowok semua kok," sela Farhan.
"Oh, yaudah mas," jawab Resty lirih.
Sebenarnya Resty masih menaruh curiga kepada sang suami.
Kecurigaan tersebut muncul karena Resty masih terbayang bayang perubahan sang suami setelah bertemu Dona.
Menjelang gelap, Farhan pun pulang ke rumah.
"Aku pulang dek, mama papa sama Noval kemana?" tanya Farhan.
"Ada di taman belakang mas," jawab Resty.
Farhan pun bergegas menuju taman yang berada di belakang rumahnya itu.
Ketika hendak menyusul sang suami, mata Resty tiba-tiba terbelalak tertuju pada ponsel Farhan yang tergeletak di atas sofa. Kemungkinan Farhan tak sengaja meninggalkan ponselnya.
Betapa kagetnya Resty setelah membuka ponsel Farhan. Resty masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat di ponsel suaminya.
Dia membaca chat suaminya dengan Dona yang menurutnya begitu mesra bahkan menurutnya Dona merupakan wanita special dimata suaminya.
Kecurigaan Resty terbukti soal perasaan sang suami kepada Dona. Resty pun kembali melihat ponsel sang suami, ia ingin memastikan apakah benar acara yang tadi di hadiri bersama teman laki-laki atau tidak.
Resty dengan sigap membuka galeri foto, fyuhhhhh tarik nafasnya panjang, dalam hati nya lega ternyata suaminya tak berbohong.
Dretttt getar suara dari ponsel farhan berbunyi,
"Kamu ngajak ketemuan dalam rangka apa beb? Sama siapa aja?" isi chat Dona.
Resty setengah kaget membaca chat dari Dona. Mungkin suaminya lah yang intens mendekati Dona hingga mengajak Dona bertemu.
Resty segera meletakan ponsel milik suaminya ke tempat semula. Meskipun dalam dada nya penuh amarah yang membara tapi kali ini Resty berusaha tenang.
"Mas Farhan, ponselnya bunyi nihh," teriak Resty pura-pura santai.
"Iyaa dek," jawab Farhan sambil berjalan.
Farhan membalas chat dona dengan penuh semangat.
Sesekali Farhan membalas chat sambil tersenyum, dan aura wajah nya berbeda tampak seperti orang yang sedang kasmaran.
"Chat dari siapa mas?" tanya Resty.
"Dari Dona dek, bahas beberapa karya ilmiah terbarunya," jawab Farhan.
"Ohh, itu aja? Nggak ada yang lain? Kan Dona cantik?" tanya Resty ketus.
"Nggak adalah dek, kamu cemburu?" tanya Farhan.
Resty hanya diam, karena dari mereka pacaran sampai menikah Farhan gak pernah mesra lebay kepadanya. Berbeda saat Farhan berkomunikasi dengan Dona.
Malam pun tiba, penghuni rumah Farhan segera menuju meja makan.
"Farhan, kamu kenapa akhir-akhir ini sering pegang ponsel," tanya mama Farhan.
"Enggak tahu nih mah, perasaan sekarang lebih sering megang ponselnya dari pada pegang anaknya," sahut Resty.
"Ada kerjaan urgent mah," jawab Farhan.
Kan kamu bosnya, bisa minta tolong sama karyawan kamu kan buat handle, timpal sang Papa.
"Nggak bisa Pah, harus aku yang ngerjain," tegas Farhan.
Dalam hati Resty menebak kalau Farhan sibuk komunikasi dengan Dona.
Tepat pukul dua dini hari Resty terbangun, ia pun segera mengecek ponsel sang suami.
Hatinya kembali teriris ingin menjerit melihat rentetan kata-kata mesra yang diutarakan sang suami untuk Dona.
Resty yang biasanya mengomel akan hal kecil, namun kali ini dia berusaha tenang demi membongkar tabiat sang suami.
Beberapa hari kemudian Resty meminta izin kepada Farhan untuk bertemu teman-teman nya.
"Mas, nanti aku mau ketemu sama temen kuliahku gak papa ya?" tanya Resty.
"Gak papa dek, hati-hati ya," jawab Farhan.
"Iyaa mas," jawab Resty.
Waktu menunjukan pukul empat sore, Resty bergegas menuju tempat yang di telah tentukan. sesampainya si tempat yang di tuju, terlihat Lisa yang sudah datang terlebih dahulu.
"Hay, Lis uda lama nunggu nya?" tanya Resty
"Engga kok baru aja dua hari," canda Lisa.
Resty pun duduk tepat di depan Lisa yang merupakan salah satu sahabatnya dari SMA.
Oh iya, Yana mana?" tanya Resty.
"Belum datang, tadi dia sih bilangnya dateng telat," jawab Lisa.
Tak lama setelah mengobrol, tiba-tiba Resty teringat akan sosok sang suami dan Dona.
"Kamu kenapa Res, kok melamun nggak jelas gitu?" tanya Lisa
"Oh nggak apa-apa Lis," jawab Resty.
Dari pintu masuk tiba-tiba datang seorang wanita menghampiri mereka.
"Eh, sorry ya aku telat," kata Yana.
"Iya nggak papa, kamu mau pesan apa Yan? mau aku pesanin sekalian?" tanya Lisa.
"Spageti aja sm orange jus," jawab Yana.
"Kalau kamu Res?" tanya Lisa ke Resty.
"Aku steak ayam aja Lis," jawab Resty.
Resty kembali melamun dan murung.
"Res, yakin kamu nggak apa apa?" tanya Lisa yang baru datang setelah memesan makanan.
"Sebenarnya aku kenapa-kenapa sih," jawab Resty lemas.
"Kenapa emang? Ada masalah sama suami kamu?" celetuk Yana.
"He'em," jawab Resty singkat sembari mengangguk.
"Cerita kenapa Res? setau aku Farhan orang yang sangat baik itu dikasih tau sama sepupu aku," sahutÂ
Lisa.
"Eh, belum tentu orang yang kelihatan baik beneran baik Lis," timpal Yana.
Berbeda dengan Yana, Lisa berusaha bijak memberi nasehat kepada sahabatnya.
"Iya sih aku setuju, tapi kata sepupu aku yang pernah sekelas sama Farhan waktu SMA bilang kalau Farhan itu gak aneh-aneh seperti yang lain," tegas Lisa.
Udah jangan debat, aku mau cerita, sahut Resty.
"Iya udah cerita aja, aku uda penasaran," jawab Yana.
"Jadi gini, seminggu yang lalu kan ada reuni sederhana sekolah SMA mas Farhan," kata Resty sambil menghela nafas.
"Terus Res," tanya Lisa penasaran.
"Disitu ada temen yang bener bener perfect banget menurut gue, sampai hampir semua teman cowok yang lain itu terkesima termasuk mas Farhan," sambung Resty.
"Dia cantik, semampai, mulus, pintar dan kaya, dia udah kayak primadona di kalangan teman nya Mas Farhan," lanjut Resty.
Sebentar Res, jangan bilang kamu curiga sama suami kamu selingkuh sama dia ya," kata Yana.
"Justru itu Yan, aku nemuin bukti chat Farhan ke Dona mesra banget, bahkan melebihi kemesraan yang pernah di berikan mas Farhan padaku," jawab Resty.
Resty kembali bercerita kronologi yang dialami sesuai versinya dengan suara lirih dan mata berkaca-kaca.
Kurang ajar ya emang, sahut yana dengan nada kesal.
"Tunggu dulu deh, kita gak boleh gegabah menyimpulkan sesuatu yang belum jelas kebenarannya," sambung Lisa.
Lisa berusaha memberikan saran kepada sahabatnya tersebut, karena dia tau watak Resty yang selalu gegabah.
"Iya sih, gini aja Res kamu cari bukti dulu baru setelah kebukti mereka serong kamu labrak tuh pelakor," saran Yana.
"Iya tapi gimana caranya? Enggak mungkin kan aku pegang ponsel Mas Farhan setiap saat," jawab Resty.
"Kamu sadap ponsel suami mu aja gimana Res? Nanti aku kenalin temenku yang ahli IT, kamu konsultasi ke dia," kata Lisa.
"Jangan asal sadap, kalau ketahuan gimana?" sambung Yana.
Kedua sahabatnya pun mencoba memberikan saran terbaik menurut versi masing-masing.
"Oh iya Sa, kata kamu tadi sepupu kamu temenan sama Farhan, sepupu kamu yang mana?" tanya Resty.
"Itu tuh mbak Sarah yang kulitnya agak eksotis hihi," kata Lisa menjelaskan sambil bercanda.
"Kapan kapan bisa nggak temuin aku sama dia?" tanya Resty.
"Mau ngapain? Dia pasti bela Farhan lah kan temannya," sahut Yana.
"Nggak juga, mbak Sarah orang nya netral. Sama Farhan dia juga nggak deket banget paling deketnya gitu aja, oke nanti aku bilang ke mbak Sarah ya Res?" kata Lisa.
Tanpa terasa matahari mulai terbenam, lazuardi yang tadinya terang mulai berubah menggelap menuju malam. Mereka bertiga pun memutuskan untuk segera pulang.