Zyan langsung menarik Cristie dan melemparkan tubuh mungil itu di atas ranjangnya.
"Kau sangat menantangku, huh!" ucap Zyan dengan tatapan tajamnya lalu tanpa aba-aba, Zyan menyambar bibir ranum Cristie dengan sangat kasar, seakan meluapkan semua amarahnya kepada wanita polos itu.
Zyan semakin menggila dengan permainan yang dia buat, tanpa sadar Zyan mengigit bibir Cristie karena dia tidak membalas kecupannya, wanita itu meringis merasakan perih di bibirnya. Tapi Zyan tidak peduli, dia terus melampiaskan apa yang dia rasakan dan ....
***
"Apa-apaan ini, huh?" suara Alfred menggema di seluruh ruangan saat melihat laporan perusahaan dari Brian.
"Aku akan menyelidiki kebenarannya," jawab Brian dengan wajah yang menyeringai.
"Ada apa lagi?" tanya Edward yang baru saja tiba, bersama dengan dua orang wanita.
"Kau lihat laporan ini dan tanya kepada teman sialanmu itu," jawab Alfred seraya melemparkan berkas yang ia pegang kepada Edward.
Edward mengambil berkas yang dilempar oleh Alfred lalu membacanya. Setelah itu Edward meminta kepada dua wanita yang bersamanya untuk pergi ke kamar lebih dulu, dengan diantar pelayan.
"Oh ... come on Alfred, dia berhak melakukan ini karena dia salah satu pemilik saham di perusahaanmu," ucap Edward.
"Tapi bukan dengan cara menikamku seperti ini, tiba-tiba menarik saham yang sedang maju dengan pesat," ucap Alfred.
"Bicarakan ini baik-baik, dia tidak mungkin menarik saham secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas," ucap Edward.
"Bereskan semuanya dan orang bodoh itu, masih belum juga menemukan dalang yang membuat kekacauan di Lacostra, lemparkan dia ke kandang singa," ucap Troy nyalang.
"Jika kau melempar Jack ke kandang singa, kau tidak akan menemukan lagi orang yang setia kepadamu Alfred," ucap Brian dengan santai.
"AARRGGH ... Sial!" geram Alfred frustasi.
"Serahkan semuanya padaku," ucap Brian menyeringai.
"Lebih baik bersenang-senang sekarang, kau bisa melampiaskan semuanya kepada wanita yang ku bawa untukmu," ucap Edward lebih dulu menuju kamar.
"Kau tidak ikut bersenang-senang?" tanya Alfred kepada Brian.
"Jika aku ikut bersenang-senang, kapan aku akan menyelesaikan masalah ini," jawab Brian.
"Whatever," ucap Alfred lalu pergi menuju ke kamar.
'Cih ... sangat menjijikan dan sangat memuakkan,' batin Brian berucap lalu dia beranjak dari tempatnya dan pergi.
***
Zyan semakin menggila dengan permainan yang dia ciptakan, darah yang keluar dari bibir Cristie tidak membuat Zyan menghentikan perbuatannya, Cristie berusaha sekuat tenaga mendorong tubuh Zyan, tapi usahanya sia-sia karena tubuh Zyan tidak bergeser sama sekali. Namun, tiba-tiba ....
"Zyan!"
"Astaga!" pekik Felix saat melihat Zyan yang sedang berada di atas tubuh Cristie.
Zyan yang tersadar karena pekikan Felix segera melepaskan dirinya dari atas Cristie begitu juga Cristie yang bangun menunduk karena takut Felix akan marah dan memecatnya.
"Setidaknya nikahi dulu Cristie, Zyan," ucap Felix dengan mata yang memicing.
"Opa ... A ... Aku ...."
"Ada apa, Opa?" tanya Zyan dengan wajah datarnya.
"Opa lupa ingin mengatakan apa kepadamu karena adegan dewasa tadi, nanti saja kita bicara lagi. Jika kalian ingin melanjutkan, jangan lupa menggunakan pengaman," jawab Felix lalu menutup pintu kamar Zyan dan pergi.
Begitu juga dengan Cristie, dia beranjak dari ranjang dan pergi dari kamar Zyan sambil meneteskan air matanya, bukan karena merasakan bibir yang perih, tapi karena merasa takut, hampir saja hal buruk menimpa dirinya, Cristie juga beruntung karena Felix tidak marah kepadanya.
Zyan kembali menjambak rambutnya frustasi, kenapa dia bisa lepas kendali meluapkan semua kemarahannya kepada wanita tidak berdosa itu.
"LIO, KAU PERGI KE MANA!" ucap Zyan semakin frustasi. Lalu Zyan menyandarkan tubuhnya di tepi ranjang seraya memejamkan mata dengan perlahan Zyan memijat keningnya karena kepala Zyan terasa sangat pening dengan kejadian tadi bersama dengan Cristie dan Zyan, kembali mengingat wajah Valencia.
"SHIT!" maki Zyan lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang, dengan terus menatap langit-langit kamarnya, berharap kantuk akan datang menghampiri dan dirinya akan terbuai ke alam mimpi agar bisa bertemu dengan Liona.
***
Di kamarnya, Cristie mencari kotak P3K dan mulai mengoleskan salep di bibirnya yang terluka akibat gigitan Zyan.
"Apa yang terjadi," ucap Cristie dengan suara sendu.
Cristie berbaring di atas ranjang dan mulai memejamkan matanya, berharap akan melupakan apa yang sudah terjadi di antara dirinya dengan Zyan tadi. Cristie tidak menyadari jika ada sepasang mata yang menatapnya dari balik pintu dengan rasa bersalah dan menyesal.
***
Keesokan harinya, Zyan keluar dari kamarnya bersamaan dengan Cristie yang keluar dari kamarnya juga, tanpa menyapa Cristie dan tidak ada rasa bersalah, Zyan berjalan melewati Cristie menuju ke ruang GYM namun Zyan melirik sekilas dengan tatapan sinisnya kepada Cristie.
"Jangankan untuk meminta maaf, melihatku saja tidak dia lakukan," ucap Cristie yang segera menuju ke lift untuk pergi ke dapur, kemarin Elma meminta Cristie yang memasak lagi.
Sesampainya di lantai bawah, Cristie menuju ke kamar Elma lebih dulu.
"Pagi, Oma," sapa Cristie.
"Pagi, Sayang," sahut Elma.
"Sepertinya ada yang terlihat berbeda pagi ini," ucap Elma.
"Maksud Oma, apa?" tanya Cristie yang tidak mengerti.
"Apa yang kalian lakukan semalam?" tanya Elma dengan alis yang terangkat.
"Aku tidak mengerti, Oma," jawab Cristie dengan tersenyum canggung.
"Hmm ... Baiklah, Oma tidak menyangka jika kalian sudah mulai menjalin hubungan," ucap Elma dengan senyuman jahil, sedangkan Cristie sudah membatu Elma untuk menuju ke kamar mandi. Semalam Felix bercerita apa yang terjadi dengan Zyan dan Cristie, tentu saja itu membuat Elma senang.
"Oma, ingin aku memasak apa hari ini?" tanya Cristie mengalihkan pembicaraan.
"Kau mengalihkan pembicaraan, Cristie," ucap Elma.
"Tidak Oma, aku benar-benar tidak mengerti apa yang Oma maksud," ucap Cristie yang sedang membantu mengganti pakaian Elma.
"Apa yang kau lakukan bersama Zyan semalam?" tanya Elma dengan tersenyum dengan alis yang terangkat.
"Aku ... aku ... dan ...."
"Sudahlah, lupakan saja, kau pasti malu mengatakan itu kepada Oma," ucap Elma.
"Ayo Oma, kita keluar," ucap Cristie lalu mendorong kursi roda Elma menuju keluar.
"Kau bisa memasak clam chowder?" tanya Elma (clam chowder merupakan sup krim kental dengan isian berbagai macam seafood. Makanan ini berasal dari New England).
"Akan aku coba, Oma," jawab Cristie.
"Oma ingin sekali memakan makanan itu," ucap Elma.
"Baiklah Oma, tunggu sebentar," ucap Cristie lalu dia pergi menuju ke dapur, sebelum mulai memasak, Cristie membuatkan teh chamomile kesukaan Elma.
"Ini Oma, tehnya," ucap Cristie.
"Terima kasih, Sayang," ucap Elma lalu Cristie pun kembali menuju dapur untuk memasak makanan keinginan Elma.
Dengan teliti Cristie menyiapkan semua bahan, Cristie memilih seafood yang sangat segar untuk membuat clam chowder. Setelah membersihkan seafood, Cristie menyiapkan bahan yang lainnya dan mulai memasak.
"Cih ... hanya perawat tapi berani mencoba menggoda pewaris tunggal Harisson," ucap Merlin yang baru saja tiba namun Cristie hanya menoleh sekilas menanggapinya karena Elma sudah berpesan agar dia tidak menanggapi apa yang Merlin katakan dan lakukan.
'Aku harus berhati-hati dengan wanita ini, seperti apa yang oma katakan,' ucap Cristie di dalam hatinya.