"Ini bukan omong kosong Zyan, tapi kenyataan yang harus dihadapi, bukan dihindari dan malah membuatmu semakin terbelenggu dengan masa lalu. Lupakan Liona, dia sudah tenang di sana, Oma yakin Liona tidak ingin melihatmu seperti ini," ucap Elma.
"Apa yang Oma inginkan? Katakan saja langsung, tidak perlu bertele-tele seperti ini," tanya Zyan.
"Oma, makanannya sudah siap," ucap Cristie bahkan belum sempat Elma menjawab, Cristie datang menghampiri Elma dan Zyan yang sedang bicara.
"Cepat sekali?" tanya Elma.
"Karena aku melihat resep, Oma," jawab Cristie lalu melihat Zyan yang sedang fokus membaca surat kabar.
"Ayo kita sarapan bersama, opa sudah berpesan jika dia dan Jonathan akan sarapan di luar, ada yang harus mereka urus," ucap Elma.
"Baiklah Oma, tapi aku kembali ke kamar dulu untuk mengganti pakaian, tadi pakaianku terkena tumpahan saus," ucap Cristie.
"Oke, tapi jangan terlalu lama, Oma sudah tidak sabar untuk mencicipi hasil masakanmu," ucap Elma. Cristie pun hanya menganggukkan kepalanya seraya tersenyum, setelah itu pergi menuju ke kamarnya untuk mengganti pakaian.
Sebelum masuk lift, ternyata Merlin menghadang Cristie di sana.
"Apa kau sudah melakukannya?" tanya Merlin.
"Sudah, kau jangan menyentuh yang ada di dalam mangkuk biru itu, kau pasti mengerti apa maksudku," jawab Cristie.
"Good," ucap Merlin dengan tersenyum puas lalu Cristie segera menuju kamarnya dan mengirimkan sesuatu kepada Elma.
"Ini balasan untukmu, wanita tua sialan," ucap Merlin dengan senyuman menyeringai jahat lalu dia kembali menuju ke kamarnya.
"Jadi apa?" tanya Zyan lagi kepada Elma.
"Come on Zyan, kau jangan berpura-pura bodoh dan tidak tau, kau pasti mengerti apa yang Oma maksud," jawab Elma dengan gemas.
Kenapa Zyan selalu berpura-pura seperti ini, padahal Elma sudah sering mengatakan apa yang dia inginkan untuk kehidupan Zyan. Elma tidak ingin yang lain, dia hanya ingin melihat Zyan melupakan Liona dan hidup bahagia bersama dengan wanita yang dia cintai.
Elma pun menaruh harapan yang sangat besar dengan hubungan Cristie dan Zyan, saat Felix memberi tau apa yang dia lihat semalam, Elma sangat senang, bukan dia membenarkan perbuatan itu sebelum menikah, tapi dia berharap dengan melakukan itu hati Zyan bisa luluh dan apa yang Elma harapkan menjadi kenyataan.
"Oma!" panggil Zyan lagi.
"Kenapa?" tanya Elma yang menatap ponselnya, walaupun sudah berusia senja, penglihatan Elma masih sangat normal, sehingga Elma tidak memerlukan kaca mata.
"Apa yang Oma inginkan?" Zyan mengulangi pertanyaannya.
"Percuma Oma mengatakan itu, kau tidak akan pernah mengabulkan keinginan Oma," jawab Elma.
"Jika Oma menginginkan yang satu itu, Oma sudah tau apa jawabannya, Liona ...."
"Liona, Liona dan Liona, duniamu hanya berputar dengan satu wanita, yaitu Liona, apa kau tidak bisa memikirkan wanita lain selain dia?" pertanyaan Elma membuat Zyan diam.
Nyatanya tidak, semenjak Zyan bertemu dengan Valencia, sedikit demi sedikit bayangan tentang Liona mulai menghilang dan hal itu berhasil membuat Zyan tidak bisa tidur semalaman karena Zyan tidak bisa mengigat Liona.
"Kenapa kau diam? Apa kau mencintai seseorang? Jika memang iya, bawa wanita itu ke hadapan Oma," tanya Elma dengan alis yang terangkat.
Zyan terdiam menatap Elma, dia tidak tau apakah Zyan mencintai Valencia atau tidak, atau mungkin itu hanya sekedar pelampiasan.
"Tidak ada, Oma," hanya itu yang bisa Zyan ucapkan.
"Kalau begitu, menikahlah dengan, Cristie," ucap Elma.
"What?" tanya Zyan dengan mata yang terbelalak sempurna.
"Sudah Oma duga, kau tidak akan menuruti permintaan Oma," jawab Elma.
"Jadi, tidak perlu meminta lagi hal yang mustahil aku kabulkan," ucap Zyan dengan santai.
'Mustahil untukmu, tapi akan terjadi untuk Oma, lihat saja Damian, kau tidak tau betapa pintarnya Elma Xavier Harisson,' ucap Elma di dalam hatinya.
"Oma, ayo!" ajak Cristie seraya mengerlingkan mata, lalu mendorong kursi roda Elma.
"Oke Sweetie, it's the show time," ucap Elma menanggapi Cristie.
"Apa yang mereka rencanakan?" tanya Zyan dengan lirih, dia melihat gelagat aneh dari Elma dan Cristie. Zyan mengikuti mereka menuju ruang makan.
"No Oma, jangan makan yang itu!" cegah Cristie saat Elma mengambil sup yang ada di dalam mangkuk putih. Itu semua tak luput dari pandangan Merlin yang memperhatikan dari lantai dua.
"Kenapa?" tanya Elma.
"Itu pedas Oma, tadi Nyonya Merlin meminta aku membuatkan dia sup yang pedas," jawab Cristie.
"Tapi Oma ingin mencoba yang pedas, Cristie," ucap Elma.
"Tidak Oma, nanti Oma bisa sakit," ucap Cristie.
"Hmm ... Baiklah," ucap Elma makan sup yang ada di dalam mangkuk putih lalu Cristie mengambil makanan untuk Zyan.
"Tidak perlu, aku bisa sendiri," ucap Zyan dengan tatapan dingin.
"Lebih baik kau makan, dari pada melayani gunung es seperti dia," ucap Elma.
Mereka pun menikmati makanan yang dibuat oleh Cristie. Saat Elma hampir menghabisi makanannya, Merlin datang menghampiri mereka.
"Oma, aku pergi sekarang," ucap Zyan.
"Habiskan dulu makananmu, Zyan," ucap Elma.
"Selera makanku, sudah menguap," ucap Zyan lalu dia pergi. Zyan selalu tidak ingin makan berhadapan dengan Merlin.
"Racun apa yang kau bawa?" tanya Elma dengan tatapan sinis.
"Ma ... maksud, Mom?" tanya Merlin gugup, dirinya mengira jika Elma mengetahui rencananya.
"Racun yang membuat Zyan jijik saat melihatmu," ucap Elma.
Merlin mencengkram kuat gelas yang sedang ia pegang mendengar ucapan Elma, 'Lihat saja nanti, sebentar lagi kau akan menjadi seperti wanita gila itu,' ucap Merlin di dalam hatinya.
"Cristie, antar Oma ke kamar," ucap Elma. Tanpa berkata lagi, Cristie langsung mendorong kursi roda Elma menuju ke kamarnya.
"Baguslah kalian pergi, aku akan sangat leluasa menikmati makanan ini," ucap Merlin menyeringai.
"Oma, maafkan aku," ucap Cristie setelah membantu Elma duduk di ranjangnya.
"Good job Cristie, seharusnya kau memberikan racun yang mematikan untuknya, bukan obat laksatif dengan dosis tinggi," ucap Elma.
"Aku tidak sekejam itu Oma, jangankan memberi racun, membayangkan orang yang mengkonsumsi obat ini saja aku tidak mau," ucap Cristie seraya memberikan obat yang Merlin berikan kepadanya.
"Ini obat apa?" tanya Elma.
"Obat psikedelik, obat ini dapat memicu munculnya halusinasi bagi si pemakai, ini sangat berbahaya Oma, apalagi jika digunakan dalam jangka panjang, dapat mengakibatkan hilangnya kewarasan dan kerusakan fungsi otak. Sebenarnya dulu, obat psikedelik ini digunakan untuk mengobati berbagai gangguan mental, seperti depresi, gangguan stres pascatrauma dan gangguan kecemasan. Tapi sekarang, obat ini disalahgunakan makanya obat ini termasuk dalam golongan obat-obatan terlarang, karena bisa menyebabkan kecanduan bagi si pemakai," jelas Cristie.
"Separah itu efek sampingnya?" tanya Elma.
"Iya Oma, aku tidak menyangka jika Merlin akan melakukan hal kejam seperti ini," jawab Cristie.
"Astaga, ya Tuhan, apa yang ingin dia lakukan kepadaku," ucap Elma.
"Mungkin dia ingin Oma dianggap gila oleh semua orang," ucap Cristie.
"Apa jangan-jangan dia pernah melakukan ini juga kepada orang lain?" tanya Elma.
"Maksud Oma?" tanya Cristie dengan kening yang berkerut karena merasa bingung.
"Ya Tuhan, Kellie ...." pekik Elma saat mengingat sesuatu.