Shawn menghempas tubuh Guzel keatas ranjang hingga membuat gadis itu berteriak keras, Shawn tidak perduli dengan Guzel yang mulai menggeliat tidak karuan di atas ranjang dia hanya menatap Guzel dengan tatapan datar menahan emosi. Pikirannya sudah jauh melebar jika dia tidak cepat menemukan gadis kecil nya entah apa yang akan terjadi di luar sana.
" Shawn..... " suara lembut itu begitu menggelitik di telinga Shawn
" To... Lo... Ng aku, Shawn " Guzel mengutuk dirinya sendiri karena dengan sadar menggoda lelaki gunung es itu yang masih menatap nya jengah.
Guzel beranjak menghampiri Shawn yg masih berdiri tak jauh dari ranjangnya yang berukuran king size, kedua matanya menatap lekat wajah tampan yang selalu menari-nari di pelupuk mata dan bau harum tubuh lelaki yang ada di hadapannya terus menggelitik indra penciuman Guzel.
" Aku mohon " bisik Guzel dengan tatapan memujanya
" Sial!!! " Bohong jika Shawn tidak tergoda karena dia juga lelaki normal yang bisa merasakan hasrat panas.
" Aku sudah melarangmu tapi kau tidak mengindahkan peringatan ku, Guzel " ujar Shawn dengan aura dinginnya dan itu bisa dirasakan oleh Guzel
" Ma-maaf aku hanya menemani Matthew untuk menghadiri pesta ulang tahun temannya " jawab Guzel dengan suara nya yang semakin lembut dan itu berhasil membuat Shawn meremang.
" Dan lihat apa yang terjadi sekarang? Bagaimana jika bukan aku yg menemukan mu disana, dasar gadis pembangkang " desis Shawn yang menusuk tajam di telinga Guzel.
Seakan menuliskan telinganya, Guzel justru semakin mendekati Shawn membelai wajah lelaki itu dengan lembut jari lentiknya membelai lembut dari mata, hidung, hingga bibir merah lelaki itu.
" Maafkan aku Shawn.... " desah Guzel yang terus menguji benteng pertahanan Shawn
Shawn masih berdiri di tempat nya membiarkan Guzel melakukan apapun yang dia inginkan hingga gadis itu merangkum wajah Shawn dengan kedua tangan nya, tatapan teduh gadis itu menarik semua perhatian Shawn.
" Shawn... Aku! " tatapan mata Guzel beralih pada bibir tipis Shawn dan tanpa ragu mengecup bibir itu dengan sangat lembut.
" Aku mencintaimu Shawn..... SANGAT!! "
Setelah mengatakan itu Guzel seperti mendapatkan lagi rasa percaya dirinya, dia tidak menyesali apa yang sudah keluar dari mulutnya bahkan tanpa menunggu jawaban Guzel mengalungkan kedua tangannya di leher penjang lelaki itu menatap nya dalam penuh dengan cinta.
Cairan bening menetes begitu saja dari kedua mata Guzel tanpa lepaskan kecupannya dari bibir lelaki yang sudah memporak porandakan seluruh hatinya. Shawn merengkuh pinggang ramping gadis kecilnya dengan tangan kirinya yang kokoh sedangkan tangan kanannya menahan tengkuk Guzel saat gadis itu hendak melepaskan kecupannya.
Kecupan yang awalnya lembut kini berubah menjadi kecupan panas, Guzel merengkuh erat pundak Shawn membalas kecupan demi kecupan yang diberikan oleh lelaki sang pemilik hatinya.
Mereka berdua baru mengakhiri cumbuan itu saat sama-sama merasakan butuh pasokan oksigen. Kedua bola mata tajam Shawn menatap nanar gadis yang kini menundukkan kepala menyembunyikan isak tangis dan rasa malu yang bercampur rasa bahagia karena mendapat sebagian kecil apa yang sejak tadi dia inginkan.
Shawn meraih dagu runcing Guzel agar bisa melihat wajah cantiknya
" KAU MILIKKU GUZEL!! " Suara berat itu terdengar sangat lembut ditelinga Guzel, dia masih berfikir apa yang dia dengar hanya ilusi belaka
Shawn mencium puncak kepala Guzel dengan sangat dalam, gadis itu hanya diam termangu menyembunyikan wajahnya di dada bidang Shawn.
Guzel memejamkan matanya, merasakan tubuh nya yang melayang hingga dia tersadar bahwa kini dia berada di dalam dekapan Shawn.
" Setelah malam ini jangan pernah berfikir kau bisa lari dariku, Guzel!!! " deruh nafas lelaki itu terasa hangat di telinganya.
*******
Guzel menggeliat merasakan hangatnya sinar mentari yang menyapa wajahnya, dengan sedikit merintih gadis itu perlahan membuka matanya tapi ada yang salah, gadis itu langsung beranjak menyadari bahwa dia bukam berada di kamarnya. Bahkan yang lebih membuatnya terkejut lagi adalah saat menyadari bahwa tubuh tidak mengenakan sehelai benangpun dengan cepat dia menarik selimut tebal yang berada di ujung kakinya.
" Di-dimana aku? Apa yang terjadi " Guzel mengatur nafasnya yang terasa berat dan berusaha mengingat apa yang terjadi semalam karena seingatnya dia berada di NigtClub, lalu...
" Siall! " gerutu Guzel setelah berhasil mengingat semuanya.
Pandangan Guzel beralih pada figura kecil di atas nakas dengan sedikit ragu dia meraih nya lalu menatap gambar yang ada di figura, sudut bibirnya terangkat membentuk senyum manis saat melihat wajah taman Shawn. Seketika wajahnya memerah terlebih mengingat apa yang sudah dia lakukan bersama lelaki itu semalam dan dengan lancang lebih dulu menggerayangi tubuh kekarnya.
" Aku sudah seperti wanita jalang yang merangkak ke atas ranjang Shawn lalu menggoda nya, gara-gara minuman sialan itu " gerutu nya mengingat kembali bagaimana liarnya dia saat menggoda Shawn.
" Dimana Shawn? " batin Guzel yang tidak melihat keberadaan lelaki itu
Guzel meletakkan kembali figura itu pada tempat lalu beranjak menuruni ranjang melihat kemeja putih diatas sofa dia langsung memakainya untuk menutupi tubuh mungilnya.
Perlahan dia keluar dari kamar tapi tidak melihat tanda-tanda ada nya Shawn, jujur dia masih sangat malu jika harus bertemunya apa lagi dengan kejadian semalam Guzel seperti kehilangan wajah dihadapan Shawn.
" Kau sudah bangun!! "
Guzel terperanjat dan langsung menoleh kebelakang dan ternyata orang yang sangat dia ingin jauhi hari ini justru sudah berdiri di hadapannya, mata Guzel tidak berkedip suaranya bahkan terasa tercekat di tenggorokan begitu melihat Shawn yang hanya bertelanjang dada melihat setiap lekuk ototnya yang nyaris sempurna.
" Ada apa? "
Guzel langsung membuang pandangan nya kearah lain, tidak ingin lagi melihat pemandangan indah di depannya.
" Pakai bajumu!!! Apa kau ingin menggoda ku.. huh!!! " ujar Guzel dengan suara gugup tapi ketus
" Kau memakai bajuku " balas Shawn dengan datar
" Sial!!! " gumam Guzel namun masih bisa di dengar oleh Shawn, tidak mungkin dia melepaskan baju yang saat ini dia pakai.
" Shawn... Untuk kejadian semalam aku minta maaf " ucap Guzel setelah beberapa menit bungkam
Lelaki itu hanya meliriknya sekilas lalu beralih duduk di sofa membuka ponselnya untuk mengecek apa ada pesan penting dari sekertaris nya tidak perduli dengan Guzel yang masih berdiri menatap nya dengan tatapan malu yang sungguh luar biasa.
" Shawn!!! Kau mendengar ku kan " seru gadis itu yang mulai habis kesabaran
" Setelah apa yang sudah kau lakukan padaku semalam, kau hanya bisa minta maaf? " Tanya Shawn dengan bibir berkedut menahan tawa karena melihat wajah imut Guzel yang memelas