Chereads / Tuan Shawn / Chapter 39 - Chapter 39

Chapter 39 - Chapter 39

" Hai Guzel!!!!!! " Samuel melambaikan tangannya saat melihat Guzel keluar dari kamar dengan pakaian yang sudah rapi lalu bergabung dengan mereka di ruang makan.

" Apa kabar mu Guzel? " tanya Xavier yang memulai pembicaraan agar keadaan tidak terasa canggung

" Aku baik-baik saja " jawabannya sedikit gugup

" Relax... Jangan gugup seperti itu kami tidak akan menerkam mu " gurau Samuel dengan senyum jahilnya

" Aku boleh tanya sesuatu padamu, Guzel mungkin ini sedikit pribadi " tanya Samuel dengan mimik wajah serius

" Apa? " Guzel mulai merasa tidak aman ketika Samuel menatap nya lekat

" Apa semalam Shawn bermain dengan mu sangat ganas hingga dia membuat beberapa tanda merah di.... " Samuel mengulum senyum saat menunjuk beberapa tanda merah di leher Guzel

" Huh????? " Guzel terperangah baru menyadari ada beberapa tanda merah kebiruan itu

Samuel semakin terbahak begitu Guzel beranjak dari duduknya lalu berlari ke kamar, Shawn yang sangat kesal melemparkan kotak tissue dan itu tepat mengenai wajah tampan Samuel dia lalu beranjak menyusul gadis itu, Xavier hanya terkekeh melihat Samuel yang meringis mengusap hidung mancungnya.

" Bagaimana ini???? " Guzel sudah hampir menangis melihat dirinya di cermin

" Ini semua gara-gara kau!!! " ujar Guzel yang melihat Shawn masuk kedalam kamar

" Kau menyalahkan ku? Hei nona.... Kau yang datang menggoda ku " sahut Shawn yang berpangku tangan

" Tapi kau lihat ini!!! Bagaimana aku berangkat ke kantor dengan leher begini " seru Guzel yang nyaris frustasi

" Seharusnya kau tidak membuat tanda ini.... " lagi-lagi Guzel menyalahkan Shawn

" Dasar tidak tahu terimakasih kau sendiri yang meminta tolong padaku setelah mendapatkan nya, kau malah menyalahkan ku!!! " sahut Shawn yang masih terlihat santai

" Shawn kau- "

Guzel tidak ingin menguras energinya untuk berdebat dengan lelaki menyebalkan itu, yang dia pikirkan sekarang adalah bagaimana menutupi semua tanda itu di lehernya agar orang-orang di luar sana tidak melihatnya, cukup Samuel dan Xavier yang melihat semuanya itupun sudah sangat membuatnya malu.

" Pakai ini " Shawn memberikan syal tipis berwarna putih pada Guzel.

Tanpa berpikir panjang lagi gadis itu langsung memakainya setidaknya itu sedikit membantu untuk menutupi lehernya. Shawn masih menatap lekat wajah cantik Guzel dari pantulan cermin begitupun dengan gadis itu.

Guzel masih berdiri di tempatnya saat Shawn perlahan mendekat, melalui pantulan cermin dia melihat Shawn berdiri di belakangnya lalu memasangkan kalung berlian berliontin kan hati yang terkunci di lehernya.

" A-apa ini " Guzel melihat kalung itu sudah melingkar indah di lehernya.

" Sudah aku katakan padamu setelah kejadian semalam, kau milikku dan jangan pernah berpikir bahwa kau bisa lari dariku " bisik Shawn dengan lembut tepat di telinga gadis itu.

Tubuh Guzel sedikit meremang merasakan hembusan hangat nafas Shawn yang menyapa telinganya.

" Jangan pernah melepaskan kalung ini " Shawn menyentuh pundak Guzel lalu mengarahkan Guzel menghadap kearah dirinya gadis itu memejamkan matanya saat Shawn meraih dagunya, Guzel sedikit mendongak dengan mata yang masih terpejam.

" Jangan pernah tinggalkan aku, Shawn " lirih Guzel membuka matanya agar bisa melihat kedua mata coklat lelaki itu.

" Tidak akan pernah.... Sekarang Kau milikku..... HANYA MILIKKU, Guzel "

Cup!!!

Guzel kembali merasakan sentuhan lembut bibir Shawn yang menyapa bibirnya, hanya kecupan lembut tidak seperti semalam karena Shawn masih waras. Semalam pun mereka hanya saling bercumbu tidak sampai merenggut apa yang menjadi kebanggaan Guzel, lelaki itu hanya akan memintanya setelah mereka benar-benar menikah nanti.

" SIAL!!!!! kenapa aku harus melihat adegan seperti ini merusak penglihatan ku saja "

Guzel dan Shawn terperanjat dan langsung menoleh kearah pintu, Samuel sudah bersandar di sana dengan senyuman menyebalkan nya. Guzel langsung bersembunyi di balik punggung Shawn, malu bukan main yang di rasakan oleh Guzel karena Samuel dan Xavier memergoki mereka yang sedang berciuman.

" Samuel kau- "

" Ini sudah hampir jam 9 Dude!!! Kita ada meeting " seru Xavier mengulum senyumnya.

*******

Shawn sudah masuk kedalam ruang meeting diiringi oleh Samuel, Xavier dan juga Jerry dari belakang sedangkan Guzel sudah duduk di ruang kerjanya. Guzel tak henti-henti nya tersenyum mengingat semua yang terjadi semalam hingga pagi ini, sungguh dia masih tidak percaya karena cintanya tidak bertepuk sebelah tangan mungkin sepulang dari kantor Guzel akan mentraktir kedua sahabatnya.

" Kau sepertinya sedang bahagia... Apa seseorang memberimu hadiah? " Entah dari mana datangnya tiba-tiba Laurent sudah berdiri didepan meja Guzel.

" Hai nona Laurent " sapanya dengan tersenyum manis, Laurent membalas sapaan Guzel juga dengan tersenyum

" Ada yang berbeda dari penampilan mu hari ini, Guzel " ujar Laurent dengan tersenyum

" Tidak ada nona aku masih seperti biasanya " senyum Guzel yang semakin merekah menular pada Laurent yang juga kembali ikut tersenyum

" Semoga harimu terus menyenangkan... "

" Terimakasih nona Laurent "

" Dan yah... Jangan lupa laporan yang aku berikan padamu segera selesai kan "

" Siap " Guzel memulai pekerjaan dengan berkonsentrasi penuh karena tidak ingin mengecewakan Laurent yang sudah memberikan kepercayaan penuh padanya.

Waktu sudah menunjukkan jam makan siang, setelah menyelesaikan semua pekerjaan nya Guzel bergegas pergi ke restoran di seberang kantor untuk makan siang bersama beberapa rekan kerjanya.

Tidak terlalu banyak makanan yang dipesan oleh Guzel, dia hanya memesan spaghetti cheese dan matcha latte hangat untuk mengisi perut nya yang kosong.

" Guzel.... "

Merasa namanya dipanggil, Guzel langsung menoleh kearah sumber suara dan di sana Matthew sudah berdiri dengan memakai sneli putih nya.

" Matthew, kau... "

Tanpa ragu lelaki itupun menghampirinya, dan langsung duduk ketika Guzel sudah mempersilahkan nya.

" Semalaman aku mencarimu, maaf karena aku sempat meninggalkan mu karena Aurora mengajakku berdansa dan saat aku kembali kau menghilang sungguh aku sangat menghawatirkan mu " ujar Matthew dengan raut wajah penuh sesal.

" Sudah berkali-kali aku menghubungi ponsel mu tapi tidak ada jawaban " lanjutnya

" Maaf untuk kejadian semalam karena tiba-tiba saja tubuhku merasa tidak enak, karena aku tidak ingin mengganggu kalian jadi aku pergi tanpa memberitahumu " balas Guzel yang tidak sepenuhnya berbohong karena tidak mungkin dia menceritakan apa yang sebenarnya sudah terjadi semalam.

" Apa kau sakit? " tanya Matthew dengan khawatir

" Aku sudah baik-baik saja, terimakasih karena kau sudah mencemaskan ku "

" Syukurlah kalau begitu " Matthew tersenyum menatap lekat wajah cantik Guzel.