Guzel yang baru selesai mandi melihat satu stel pakaian wanita di atas ranjang seharusnya dia sudah berada di kantor tapi karena dramanya dan Shawn tadi dapat di pastikan dia akan terlambat, salahkan saja dia karena sedari tadi terus mencecar nya dengan kalimat yang membuat otak nya seketika ingin lari dalam tempurung kepalanya.
" Kau mencintaiku!! "
Kalimat itu masih saja berdenging di telinga nya, dan menolak lupa kalau memang benar dia sudah mengatakan bahwa dirinya memang mencintai Shawn, bahkan dengan sangat.
"Aishhh bagaimana bisa mulut ku begitu lancang mengatakannya pada sih gunung es itu... Dia semakin besar kepala nantinya " gerutu Guzel yang menyesali semua ucapannya nya semalam.
Disisi lain Shawn sudah rapi dengan pakaian formal nya lelaki itu masih berkutat pada layar tipis di tangannya membaca beberapa pesan penting dari kantor dan sedikit mengoreksi pekerjaan nya. Terdengar suara nyaring bel mengalihkan fokusnya, akhirnya sarapan yang dia pesan sampai juga pergulatan dia dan Guzel semalam membuat nya terasa lapar di pagi hari.
Shawn berdecak kesal karena bel terus berbunyi nyaring tidak sabaran yang menunggunya membuka pintu namun saat membuka pintu dan hendak memaki, kedua matanya justru terbelalak melihat siapa yang datang.
" Ada apa? Kau melihat kami seperti melihat hantu, Shawn! " ujar Samuel yang menyelonong masuk tanpa permisi lalu meletakkan dua kotak besar yang berisi kan makanan di atas meja.
" Mau apa kalian datang kesini " seru Shawn yang tidak terima kedatangan tamu yang sangat tidak dia undang.
" Kami semalaman mencarimu karena khawatir, kau tiba-tiba saja menghilang, ponsel mu tidak bisa di hubungi kami menghawatirkan mu tapi begini tanggapanmu " cibir Samuel
" Tidak usah drama!! " sahut Shawn melempar bantal kecil kearah Samuel namun dengan cepat ditangkap olehnya
Xavier hanya terkekeh melihat tingkah kedua sahabat nya seperti anak kecil jika sudah bertemu.
" Tadi aku dan Sam datang ke mansion tapi Maria bilang kau tidak pulang semalam, jadi kami mencoba mencarimu kesini " ucap Xavier dan dibenarkan oleh Samuel.
" saat di lobi tadi kami melihat pelayan yang hendak mengantarkan pesananmu jadi kami langsung mencegahnya " sambung Samuel yang melirik keseluruh sudut ruangan besar itu.
" Kalian sudah melihatku baik-baik saja, dan mengantar kan pesanan ku jadi tunggu apalagi silahkan kalian pergi " usir Shawn
" Sialan!! Bukannya berterima kasih kau malah justru mengusir kami " desis Samuel yang kesal
" Aku tidak minta " sahutnya santai
" Apa kau menyembunyikan sesuatu, Shawn? " tanya Xavier, tapi itu bukan pertanyaan melainkan sudah menjadi tuduhan.
" Tidak! " jawabnya dengan cepat
" Lalu untuk siapa makanan sebanyak ini, kau tidak mungkin menghabiskan nya sendirian, Shawn!! " cecar Samuel yang mulai menaruh curiga melihat gelagat Shawn yang tidak seperti biasanya.
" Tentu saja untukku!! " sahutnya ketus
" Semua nya?? " tanya Xavier yang penuh selidik
" Shawn!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! " suara teriakan seorang gadis dikamar membuat mereka terkejut terlebih itu semakin membuat Xavier dan Samuel menaruh curiga penuh pada Shawn.
" Aishhhh!!!! " desah Shawn yang mulai tidak nyaman menjadi tatapan penuh selidik oleh kedua sahabatnya
" Shawn!!!!! Dimana alat penge.... " Guzel yang keluar dari kamar dengan rambut masih basah seketika mematung melihat siapa yang sedang duduk disofa, mereka sama-sama terperangah kecuali Shawn yang terlihat biasa-biasa saja.
"Guzel.... kau- " tunjuk Samuel yang melihat rambut gadis itu basah dan mengenakan kemeja putih Shawn yang terlihat kebesaran di tubuhnya
" Ma-maaf.,... " Guzel menunduk malu
" Ada apa? " tanya Shawn, tapi gadis itu masih menunduk tidak berani mengangkat wajahnya dia hanya menautkan kedua tangannya erat karena seperti seorang pencuri yang tertangkap
" Jangan menatap nya seperti itu kalian membuatnya takut!! " seru Shawn dengan kesal karena kedua sahabatnya menatap Guzel seperti mengintimidasinya.
Shawn beranjak dari duduknya meraih tangan Guzel lalu membawanya kembali masuk kedalam kamar, gadis itu masih setia dengan diamnya entah pikiran aneh apa yang kini ada kepalanya.
" Jangan memikirkan hal yang tidak-tidak " ujar Shawn karena melihat Guzel yang masih saja diam
" Mereka pasti berpikir kalau aku ini gadis murahan karena sudah menggoda sahabat ayahnya sendiri " lirih gadis itu
" Kau terlalu berfikir jauh " sahut Shawn yang seperti nya tidak setuju dengan apa yang di katakan oleh gadis itu.
" Apa yang kau cari? " tanya nya karena ingin mengalihkan pembicaraan mereka agar Guzel tidak down.
" Aku mencari alat pengering rambut, aku tadi sudah mencarinya tapi tidak ketemu " jawab Guzel dengan wajah memelas
Shawn membuka lemari besar disudut kamar lalu mengeluarkan alat yang di sedari tadi di cari Guzel kemudian memberikan padanya
" Aku sudah menyiapkan pakaianmu, cepat keluar kita sarapan bersama " titah Shawn
"Iya aku tau, Lalu mereka? "
" Jangan khawatirkan tentang mereka " Shawn melangkah keluar meninggalkan Guzel yang masih berperang dengan batinnya.
Begitu melihat Shawn keluar dari kamar kedua sahabat laknat nya itu tersenyum, senyuman mereka sungguh sangat menyebalkan bagi Shawn tapi seakan tidak perduli dia berlalu begitu saja mengambil makanan yang di bawa oleh Samuel tadi.
" Shawn apa kau tidak ingin menjelaskan sesuatu pada kami? " Samuel dengan senyum jahilnya mendekati Shawn yang berada di dapur
" Tidak ada yang perlu aku jelaskan " sahutnya yang membuat Samuel berdecak sebal
" Apa kalian semalam sudah tidur bersama? katakan!! " cecar Samuel yang masih tidak menyerah
" Sial!!! " gumam Shawn, Samuel tertawa lebar karena diam Shawn cukup menjadi jawabnya.
" Jadi benar kalian sudah tidur bersama!!! " Samuel semakin semangat menggoda Shawn apa lagi melihat wajah lelaki itu yang mulai merah padam menahan malu.
" Kau sungguh luar biasa Shawn... Kau bisa menjinakkan semua gadis yang tergila-gila padamu " tawa Samuel semakin lebar begitu mendapat tatapan sengit dar sahabatnya.
Xavier hanya terkekeh melihat Shawn yang masih berusaha menyembunyikan kebahagiaan diwajahnya, dia tahu pasti sudah terjadi sesuatu antara Shawn dan Guzel.
Terlebih tatapan Shawn pada Guzel tidak sedingin dulu, dan Xavier berharap dengan kehadiran gadis itu Shawn bisa lepas dari bayangan masa lalu nya.
" Itu tidak sengaja " sahut Shawn yang akhirnya buka suara
" Maksudmu? " Xavier mengerenyitkan kening nya tidak mengerti
" Ada yg sengaja memasukkan obat kedalam minuman Guzel " jawab Shawn kemudian duduk di kursi makan.
Mau tidak mau akhirnya Shawn menceritakan apa yang terjadi semalam hingga akhirnya mereka terdampar di apartemen nya sekarang, Samuel dan Xavier masih berfikir keras untuk mencari jawaban siapa yang sudah menaruh obat laknat itu.
" Ada dua kemungkinan bisa jadi sebenarnya minuman itu bukan di tujukan pada Guzel melainkan pada dokter itu, tapi justru Guzel yang meminumnya "
" Aku setuju dengan apa yang dikatakan oleh Xavier, karena Guzel berkata bahwa minuman itu awalnya untuk si dokter tapi justru dia memberikan nya pada Guzel " ucap Samuel yang membenarkan tebakan Xavier.
" Dan bersyukur lah karena Guzel justru jatuh kepelukanmu Dude " ujar Xavier dengan mengulum senyum.
" Berhenti tersenyum menyebalkan seperti itu atau aku akan melemparmu keluar!!! " Ucap Shawn dengan kesal, bukan nya takut Xavier dan Samuel semakin terbahak-bahak.