Sementara itu Dewa menatap kepergian mobil yang mengantar Tiara keluar dari filanya. ada sedikit rasa bersalah karena ia lagi lagi melukai hati Tiara.sebenarnya dia tidak ingin melakukan ini tetapi ia juga tidak ingin melukai Calista.
"apa yang aku pikirkan,bukankah aku sudah memberikan rumah dan uang sebagai kompensasinya?" tanya Dewa pada dirinya sendiri.
kring...kring....
ponselnya berbunyi ia melihat siapa yang menelponnya,seketika bibirnya tersungging saat melihat siapa yang sudah menelponnya,tanpa menunggu lama ia mengangkat telpon dari kekasihnya itu
"ya ,sayang kenapa?" sapanya lembut
"Sayang kamu dimana, aku sedang berada di kantormu kita hari ini kan kita ada jadwal foto prewedding sayang." ucap Calista manja
"aku sedang ada urusan,tapi kamu tak perlu kawatir,aku akan segera sampai di kantor."
"baiklah aku akan menunggumu, I love you." ucap Calista malu malu
"love you to..."akhirnya mereka mengakhiri sambungan telpon mereka.
Dewa membuang nafas pelan, memang benar dia akan segera menikahi Calista dan persiapanya sudah mencapai 50persen, tetapi hatinya merasa hampa,apa lagi setelah kepergian Tiara ia merasa ada sesuatu yang hilang.
"sudahlah seharusnya aku tak perlu memikirkannya,karena aku akan segera menikah dengan wanita yang aku cintai." monolog Dewa.
akhirnya ia memutuskan untuk segera berangkat menuju kantornya,entah kenapa ia merasa tak bersemangat tentang rencana pernikahannya, bukankah ini yang selama ini ia inginkan?
"sebenarnya apa yang aku pikirkan?" tak mau ambil pusing ia lebih memilih fokus pada jalanan,ia lebih memilih mengendarai mobilnya sendiri karena sedang ingin sendiri.
______________
sementara itu Tiara sudah sampai dirumah yang di berikan Dewa untuknya. dia lebih memilih duduk diam dibalkon kamarnya,ia melihat pemandangan taman yang banyak di tumbuhi bunga bunga dan pepohonan yang berwana hijau di halaman rumahnya.
dia mengingat ketika Leo mengatakan kalau Dewa memberikan sebuah rumah dan mobil dan juga beberapa kartu ATM,sebagai kompensasi atas dirinya yang telah mau menemani Dewa selama ini.
Tiara tersenyum miris...
"ternyata selama ini ia hanya menganggapku sebagai wanita bayaran. seharusnya aku tak mengharapkan cintanya."
Tiara tertawa miris lambat laut menjadi tangisan yang begitu pilu.
"hiks....hiks...kenapa semua orang begitu jahat terhadapku apa salahku?" Tiara terus menangis meratapi nasibnya yang tidak beruntung.
pertama ia menikahi dengan orang yang sangat dicintainya tetapi lelaki yang telah ia percaya untuk melabuhkan hatinya malah dengan tega menjualnya.
yang kedua dia malah jatuh cinta kepada orang yang seharusnya ia benci,tetapi pesona lelaki itu mampu memporak porandakan hatinya, yang lebih miris lagi ia berharap cintanya akan terbalaskan tetapi yang ada dia malah di buang dan pria itu hanya menganggapnya sebagai wanita bayaran.
Tiara terus menangis tanpa sadar ia tertidur di balkon kamarnya.
hari telah berganti matahari memperlihatkan sinarnya yang begitu indah di pagi hari ini.ia memancarkan sinar ke arah seseorang yang sedang tidur menghadapnya.
Tiara yang terusik dengan sinar matahari mulai membuka matanya,ia memegangi kepalanya karena sakit akibat terlalu banyak menangis.
dia melihat dimana dia berada,ternyata dia ketiduran di kursi balkon.
"apa yang kamu harapkan Tiara,dewa tidak akan datang membawamu masuk kedalam." ucap Tiara pada diri sendiri.
pasalnya tadi ia bermimpi Dewa datang menemuinya dan memberikannya pelukan hangat yang sangat ia rindukan.
tak ingin terus memikirkan Dewa,ia lebih memilih bangun dan berjalan menuju kamar mandi sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing.
selesai dari kamar mandi ia memutuskan turun ke bawah untuk membuat sesuatu yang hangat untuk ia minum.
saat kakinya menginjak di anak tangga terakhir ia di kejutkan oleh suara yang menyapanya.
"selamat pagi nyonya." sapa wanita paruh baya saat melihat tiara sudah bangun.
"eh....ayam." ucap Tiara sambil mengelus dadanya
"his...ngagetin aja." rutuk Tiara
wanita paru baya itu hanya tersenyum melihat tingkah Tiara.
"maaf mengagetkan nyonya,apa anda ingin di buatkan sarapan sekarang,atau anda butuh sesuatu?"
"maaf siapa ya?" tanya Tiara bingung,ia kira tinggal sendirian disini,karena kemaren saat ia datang tak melihat seorangpun berada dirumah ini.
"saya Laxmi nyonya,saya di perintahkan tuan leo untuk membersihkan rumah ini dan melayani anda nyonya."
Tiara mengangguk paham,
"bagaimana nyonya apa anda membutuhkan sesuatu?" tanyanya lagi.
"tolong buatkan aku teh jahe dan sandwich isi telur,dan antar ke ruang televisi."
"baik nyonya." ucap Laxmi lalu mengerjakan perintah nyonyanya.
Tiara mendaratkan bokongnya di sofa depan televisi sambil menyalakan televisi dan mencari Chanel yang bisa menghiburnya.
tanganya memencet tombol- tombol dan mencari saluran yang ia cari.saat sibuk mencari saluran yang cocok,ia berhenti saat tak sengaja ada berita tentang Dewa yang akan melangsungkan pernikahannya dengan kekasihnya.
"pantas saja tuan kamu membuang ku,ternyata kekasihmu sudah kembali." gumam Tiara.
saluran televisi itu memberiitakan tentang kekasih Dewa yang telah lama menghilang akhirnya kembali dan akan segera melangsungkan pernikahan mereka segera mungkin.
"bahkan kau akan menikahinya, jadi selama ini aku hanya kau jadikan pelarian di saat kekasihmu tidak ada,dan sekarang kau membuangku saat kekasihmu kembali."
Tiara kembali menangis setelah mendapati kenyataan yang begitu menyakitkan untuknya.dia lebih memilih mematikan Televisi agar tak membuat hatinya semakin sakit saat melihat kedua sejoli itu begitu mesra.
"nyonya ini pesanan anda." ucap Laxmi mengantarkan pesanan Tiara.
"taruh di situ dan terima kasih." ucap Tiara yang sudah menghapus air matanya.
"apa anda baik- baik saja nyonya?"
Tiara hanya mengangguk dan mengambil teh jahe untuk dia minum.
"tapi anda kelihatan pucat."
"aku tidak apa-apa pergilah." ucap Tiara datar
"baiklah nyonya saya akan pergi,jika anda butuh sesuatu anda boleh panggil saya."
Tiara hanya mengangguk dan menikmati teh jahe buatan Laxmi, minuman ini membuatnya sedikit lebih baik,pasalnya sejak pagi kepalanya terasa berputar dan perutnya bergejolak ingin mengeluarkan sesuatu yang ada di perutnya,tetapi yang keluar hanyalah cairan bening.
setelah menikmati sarapannya Tiara memutuskan untuk mencari pekerjaan untuk kelangsungan hidupnya.walaupun dewa sudah menunjang hidupnya tetapi dia tidak ingin menggunakan uang itu,karena dia tidak menjual tubuhnya.mungkin dia akan menggunakannya di saat terdesak nanti.
tapi sebelum mencari pekerjaan dia ingin pergi ke rumahnya peninggalan kedua orang tuanya,dia ingin kembali tinggal disana biarlah rumah ini Laxmi yang merawat,mungkin dia akan menggunakannya nanti jika ia butuh.
Tiara berjalan menuju kamarnya,ia ingin membawa surat surat penting untuk dia bawa.
dia sudah tidak ingin memiliki hubungan dengan Dewa,ia ingin melupakannya dengan cara pergi dari rumah ini. setelah dirasa sudah semua ia berjalan menuju bawah ia ingin berbicara dengan Laxmi.
"Laxmi siapa yang membayarmu untuk membersihkan rumah ini?" tanya Tiara saat sudah bertemu laxmi
"tuan Dewa nyonya."
"baiklah, aku akan pergi dari rumah ini dan aku ingin menitipkan rumah ini kepadamu aku harap kamu akan menjaga rumah ini dengan baik."
"tapi anda mau pergi kemana nyonya?"
"aku mau berlibur,untuk menenangkan pikiran."
"kapan nyonya akan kembali?"
"aku tidak tahu kapan aku akan kembali,tetapi yang jelas aku akan kembali." ucap Tiara.
ia pun pamit kepada Laxmi dan pergi menuju ruang orang tuanya.ia sengaja bilang kepada Laxmi ingin berlibur,agar jika Laxmi ditanya dimana dia berada Laxmi akan mudah memberikanya jawaban tanpa tahu ia berada dimana sebenarnya.