Chereads / mutiara istri yang di jual / Chapter 20 - hamil

Chapter 20 - hamil

pukul lima pagi Tiara bangun dari tidurnya,tiba-tiba dia merasakan perutnya seperti di aduk,dan ingin mengeluarkan semua isi perutnya.ia berlari ke arah kamar mandi dengan tergesa gesa.

Hoek...Hoek ...Hoek....

Tiara berusaha mengeluarkan semua isi perutnya tetapi hanya cairan bening dan rasa pahit yang mendominasi.

"duh...aku kenapa ya?kok sudah tiga hari ini aku mual-mual terus?" ia berjalan keluar secara perlahan sambil tanganya memegangi dinding rumahnya. sungguh kepalanya serasa mau pecah,dan perut yang terus bergejolak.

ia mencari minyak kayu putih,ia berharap dengan menghirupnya rasa yang tidak enak ini akan terasa jauh lebih baik.

ia menghirup dalam minyak kayu putih menghembuskan secara perlahan.ia melakukanya hingga beberapa kali.

"untung aku selalu menyiapkan ini." ucapnya setelah merasakan agak lebih baik. tanpa sengaja netranya menatap pada kalender yang menempel didinding kamarnya.

ia berjalan mendekat melihat tanggal berapa sekarang dan mengingat sudah berapa ia tidak kedatangan tamu bulanannya.

matanya melotot ketika mengingat ia sudah tidak datang bulan empat Minggu lebih.

"apa jangan-jangan...tidak-tidak aku harus memastikannya,aku harus ke dokter sekarang." monolog Tiara.

ia memutuskan untuk membersihkan dirinya dan bersiap untuk pergi ke rumah sakit.

Tiara duduk menunggu antrian sambil menatap kosong nomor antrian yang ia pegang. ia bingung apa yang ia lakukan jika benar ia hamil,tanpa sadar ia mengelus perut ratanya,hingga giliran nomor antrian miliknya di panggil.

saat memasuki ruangan sepesialis kandungan ia melihat seorang dokter muda sedang menunduk membaca formulir miliknya.

"dengan ibu Tiara apa keluhanya ibu?" tanya sang dokter dan mengangkat wajahnya,seketika ia kaget melihat gadis yang kemarin ia temui kemaren sekarang ada di depannya, Tiara pun juga sama kagetnya dengan apa yang ia lihat didepanya ini.

"ibu mutiara kasih,jadi apa keluhan anda?" tanyanya lagi membuyarkan lamunan Tiara,

ia melihat nama yang tertera di baju dinas sang dokter,di situ tertulis Arya Wiguna.

Tiara menceritakan semua keluhanya kepada sang dokter dan mengabaikan rasa terkejutnya, Arya juga sama ia bersikap profesional dan tak mengungkit masalah kemarin.

"silahkan berbaring dulu Bu,kita akan melakukan USG."

Tiara menuruti sang dokter, kemudian sang dokter mulai memeriksa Tiara dan melakukan USG.

"ibu bisa lihat ada titik kecil di rahim ibu ini? ini adalah janin ibu yang sudah mulai tumbuh,perkiraan umurnya hampir kurang lebih lima Minggu." ucap Arya kepada Tiara,ia menyudahi pemeriksaan terhadap Tiara.

lalu menyuruh Tiara untuk duduk.

"jadi bagaimana dok?"

"seperti yang saya bilang tadi, ibu sedang hamil kurang lebih lima Minggu."

Tiara tertegun mendengar kabar ini,ia tak tahu harus senang atau sedih,pasalnya ia hamil tanpa suami,memang statusnya pernah menikah tetapi yang ia kandung bukan anak suaminya melainkan anak orang lain.jika dia memberitahukan kepada ayah anak ini,pasti dia akan menggugurkan kandunganya ia tidak mau itu terjadi.

"ibu Tiara baik- baik saja?' tanya sang dokter mampu membuyarkan lamunan Tiara.

"iya dokter." jawab Tiara cepat

"dan ini adalah beberapa vitamin dan obat untuk mengurangi rasa mual." ucap Arya memberikan beberapa vitamin itu kepada Tiara.

"baiklah dokter terimakasih." ucap Tiara lalu pamit untuk keluar dari ruangan ini.

saat hendak membuka knop pintu tiba-tiba Arya memanggilnya,

"bagaimana dengan kaki anda?" tanyanya

"anda tidak perlu kawatir dokter kalau saya baik-baik saja dokter." ucap Tiara lalu pergi meninggalkan ruangan itu.

Tiara berjalan dengan tatapan kosong sambil memegangi perutnya,

"walaupun kamu hadir di saat yang tidak tepat,mama janji akan slalu menyayangimu dan menjagamu sayang,mama harap kamu baik- baik ya di dalam sana." monolog Tiara ,ia lalu berjalan menuju ketempat dimana ia bekerja.

_______________

satu bulan sudah kepergian Tiara dari hidup Dewa, dan dia akan segera melangsungkan pernikahan,bukanya bahagia,tetapi hatinya merasa hampa tak ada rasa bahagia sama sekali,dilihatnya Calista yang tengah antusias memilih beberapa gaun pengantin yang akan dikenakannya saat acara berlangsung nanti. rencananya pernikahan mereka akan di adakan satu bulan lagi, Calista begitu antusias dengan pernikahannya nanti tetapi tidak dengan Dewa,meskipun bibirnya tersenyum memperlihatkan kalau dia bahagia,tetapi tidak dengan hatinya. ia begitu merindukan Tiara,ia ingin melihatnya.

datangnya kembali Calista tidak bisa membuat hatinya bergetar seperti dulu,hatinya telah berubah, yah dia mengakui kalau rasa cinta untuk Calista sudah hilang di gantikan dengan rasa cinta yang begitu mendalam pada Tiara,ia tak bisa membohongi hatinya sendiri.

ia ingin membatalkan pernikahan ini,tetapi ia tak tega dengan Calista,ia tak ingin menyakiti wanita yang dulu pernah singgah di hatinya.

ia berpikir akan tetap menikahi Calista karena yakin lambat laun rasa itu akan kembali untuk Calista. dia akan berusaha melupakan Tiara.

"sayang,bagaimana kalau yang ini?" tanya Calista ketika ia sedang mencoba gaun pengantin dan menunjukkannya kepada Calista.

Dewa beranjak berdiri lalu melangkahkan kakinya menuju Calista, ditariknya pinggang ramping milik Calista lalu berbisik.

"kau sangat cantik dengan gaun ini sayang,aku tidak sabar ingin segera mempersuntingmu." ucap Dewa berhasil membuat pipi Calista merona,dikecupnya kening Calista dengan lembut.

HAMBAR itulah yang Dewa rasakan saat ini,ia dengan keras menepis perasaan ini.

"ih...kamu sayang,bisa saja ngomongnya." ucap Calista sambil memukul pelan bahu Dewa.

tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang menatap tajam kearah mereka.

bahkan ia muak melihat kemesraan yang mereka tunjukan itu. pria itu mengepalkan kedua tangannya menahan emosinya.

"tunggu saja kamu Calista,aku akan menghancurkan pernikahanmu dengan Dewa dan aku pastikan kamu akan kembali kepadaku." gumam Prasetyo

sejak Calista meninggalkanya di desa itu sendirian ia memutuskan untuk kembali ke ibu kota dan kembali ke keluarganya,ia meminta maaf dengan apa yang telah ia lakukan beruntung keluarganya memaafkannya dan memberinya kesempatan untuk mengolah kembali perusahaan milik keluarganya.

Dulu memang ia melakukan kesalahan terbesar karena demi Calista ia berani menggelapkan dana di perusahaan milik keluarganya dengan jumlah yang begitu besar dan meninggalkanya begitu saja.beruntung sang ibu dapat meyakinkan sang ayah agar mau memaafkannya dan memberinya kesempatan dengan catatan ia harus membuat kemajuan pada perusahaanya,karena akibat ulahnya perusahaanya hampir bangkrut sampai sekarang tak ada kemajuan apapun.

jadi dia berencana untuk memulihkan perusahaanya sekaligus ingin merebut Calista kembali,sungguh ia memang di buatkan cinta kepada Calista kekasih sahabatnya itu.

tadinya ia ingin menemui mamanya di tempat ini,karena memang butik ini adalah milik mamanya. tapi tanpa sengaja netranya melihat sepasang kekasih yang sedang bermesraan saembari memilih gaun pengantin.

tak mau melihat kemesraan mereka lebih lama,ia memutuskan untuk segera pergi dari tempat ini sebelum ia tidak bisa mengontrol emosinya dan menghampiri Calista.

dengan hati yang kesal ia meninggalkan butik itu dan menuju dimana mobilnya terparkir.

setelah sampai di mobil ia memukul mukul setir meluapkan emosinya.

"awas kami Calista." gumamnya sambil mengepalkan kedua tanganya.