Rafida dan Mr.Wil keluar bersama dari dalam toilet. Rafida merengut sedih dan malu sekaligus. Pasalnya Mr.Wil sudah melilhat bagian terburuk dari prilaku Rafida yang selama ini telah ia sembunyikan dengan sebaik mungkin.
Bagaimana tidak, Rafida selalu berdandan rapih dan bersikap anggun serta sopan. Tapi, di depan Mr.Wil yang sudah menjadi suami sahnya itu, Rafida selalu menunjukkan hal terburuknya.
Meski pun begitu, Mr.Wil merasa terperangah sampai tak bisa berkata apa-apa. Masalahnya, pose yang ia lihat saat Rafida sedang menungging dengan hanya pakaian dalam tampak begitu seksi dan sangat cantik.
Bahkan memikirkannya saja, membuat wajah Mr.Wil memerah.
Saat hendak berjalan menuju ruang konferensi pers, Mr.Wil tiba-tiba saja berbalik dan menyudutkan Rafida.
"Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan di sini huh?" tanya Mr.Wil penasaran.
Dan membuat Rafida berjalan mundur hingga menabrak tembok di belakangnya
"Aww ... Aku kan sudah bilang kalau aku ke sini karena Min Young yang mengajakku ke sini."
"Kau kenapa kesakitan begitu?" tanya Mr.Wil menyadari Rafida yang sedang kesakitan.
"Tidak kenapa-kenapa, cuma kecelakaan."
"Jangan menghadiri acara itu."
"Kenapa? Karena aku bukan siapa-siapa hah? Kau lebih suka melihat Min Young berada di acara itu kan?"
"Apa hubungannya dengan Min Young? Aku hanya menjadi salah satu sponsornya saja. Karena drama itu cukup bagus."
"Hah sudah lah. Mas Wildan juga pasti malu kalau membawa istrinya ke acara sebagus itu," ucao Rafida merajuk dan dengan sengaja membuat suaranya seimut mungkin dengan memanggil nama Mr.Wil seperti itu.
"Ehem, kenapa kau berbicara seperti itu. Ucap Mr.Wil malu dengan sengaja membetulkan dasinya untuk memperlihatkannya ke Rafida.
"Itu dasi pemberianku, kan? Cocok juga."
"Terus kau sedang apa di toilet?"
"Gaun ku terkena cat, aku sedang mencucinya dan karena kau menelpon ku tiba-tiba ponsel ku masuk ke dalam toilet dan rusak."
"Kenapa kau tidak memohon saja padaku?"
"Maaf, aku tidak kepikiran."
"Mr.Wil ini gaun dari sponsor yang berkerja sama dengan kita," ucap Said tiba-tiba saja datang dan membawa banyak gaun.
"Ada 12 baju yang berbeda dari brand ini. Aku sudah meminta mereka untuk mengirim yang paling mirip. Kenakan itu nanti."
"Lalu bagaimana dengan yang kotor? Apa aku harus membuangnya?"
"Kau mau membuang-buang uang?"
"Ah maaf."
"Cepat ganti bajumu! Atau, mau aku yang gantikan?" goda Mr.Wil dan langsung dipelotot oleh Rafida yang main asal gaun nya dan berlalu kembali masuk ke dalam toilet.
"Jadi, anda menelpon ku untuk membawakan semua gaun itu untuk nyonya Rafida?" tanya Said yang masih berkeringat karena berlarian sepanjang lorong gedung itu.
"Sudah lah. Memangnya kau perduli apa? Jangan melihatku seperti itu!" ucap Mr.Wil dingin. Said hanya mendelik kesal.
***
Rafida keluar dari toilet dengan penampilan yang baru. Ia tampak sangat cantik dengan Halter dress yang glamor. Rafida juga melakukan mix and match dengan heels dan handbag bernuansa mewah elegan. Ia tampil dengan sangat mempesona. Warna glod glamor sangat menunjukkan bahwa ia merupakan istri dari seorang pengusaha terkenal.
Mr.Wil yang melihat itu sungguh takjub. Terlebih Rafida menonjolkan bahu manisnya yang semakin membuatnya tampak seksi dan anggun. Keduanya pun berjalan bergandengan dengan langkah yang elegan.
Pintu ruang konferensi pers itu pun terbuka. Cahaya lampu menyoroti kedatangan keduanya. Mereka pun berjalan dengan semua mata tertuju pada keduanya. Seolah mereka adalah bintang utama malam itu.
(B.Korea)
"Woahh ku pikir kau adalah wanita kuat dan mandiri, tapi pada akhirnya kau minta bantuan sama Mr.Wil juga," sindir Min Seok yang duduk tepat di samping Rafida.
"Tentu saja, dia kan suamiku. Jika aku tidak minta bantuan padanya, lalu pada siapa? Untung saja aku tidak minta bantuanmu."
"Kau!"
"Min Seok oppa. Aku tahu kalau perasaan itu sulit dikontrol, tapi dia pria yang sudah menikah, jadi aku menyarankanmu untuk menyerah saja."
Min Seok bingung.
"Kau gila apa?"
"Ehem," Mr.Wi menegur kedua nya dan membuat kedua nya berhenti berbicara.
Acara malam itu berlangsung dengan sumringah dan santai. Para pemain yang berpartisipasi terlihat sangat akrab dan sering bersenda gurau. Hingga pertanyaan tertuju pada Min Young yang mendapatkan peran sebagai pemeran pendukung.
"Kim Min Young, apa perasaan anda saat mendapatkan tawaran sebagai pemeran pendukung teman dari pemeran utama pria, Song Jong Ki?" tanya salah satu reporter itu.
"Ah ya, tentu saja saya sangat gugup. Terlebih di episode pertama kami harus menjadi pasangan yang saling jatuh cinta. Sangat sulit untuk saya, yang baru pertama kali akting mendapatkan peran seperti itu. Tapi, dengan bantuan senior Song Jong Ki, saya harap saya bisa memberikan penampilan yang sangat di harapkan para penonton," jelas Min Young dan langsung mendapatkan respon baik dari semua pemeran.
"Dia hebat. Ku pikir Min Young sangat cocok menjadi seorang artis," gumam Rafida yang tentu saja dapat didengar oleh Mr.Wil.
Acara pun sudah selesai. Rafida kebingungan saat mencari Mr.Wil setelah dari toilet. Ia berjalan hingga melihat sosok Mr.Wil yang sedang berbincang dengan seseorang di sebuah tangga. Tanpa menaruh curiga, Rafida pun hendak menemui Mr.Wil.
Namun, alangkah terkejut nya Rafida saat dengan jelas melihat Min Young yang mengecup bibir Mr.Wil. Mata Rafida terbelalak. Terlebih Mr.Wil yang terdiam tak menolak atau menghentikan aksi Min Young.
Rafida pun berbalik pergi. Namun, mata Mr.Wil berhasil melihat Rafida dan langsung mendorong Min Young. Ia pun bergegas pergi mengejar Rafida yang sudah jauh pergi.
***
Rafida menghentikan taxi dan langsung naik. Mr.Wil yang melihat itu pun sama menghentikan taxi dan mengejar taxi Rafida.
"Pak, lebih cepat lagi!" perintah Mr.Wil.
Namun, taxi mereka terpisah karena lampu lalu lintas yang berubah warna saat taxi Mr.Wil hendak melintas. Ia kehilangan jejak Rafida.
Rafida turun dari taxi. Ia pun berjalan dengan sedih dan hendak melempar tas mahalnya. Tapi, Rafida tak tega dan kembali berjalan hingga kakinya tak sengaja kembali tersandung dan membuat heelsnya patah.
"Hiks, kenapa sih hari ini parah banget. Kayak nya aku lagi gak beruntung. Dah pinggang sakit. Kaki sakit, hati aku juga sakit huaaa ...." tangis Rafida pecah.
Entah kenapa ia merasa sangat sedih dan kecewa. Air matanya tak mau berhenti. Ia bahkan melempar sepatu heels yang baru ia beli itu ke pinggir jalan.
Sementara itu, Mr.Wil kebingungan untuk mencari keberadaan Rafida. Hingga ia melihat taxi yang dinaiki Rafida tadi.