Tak lama kemudian,telepon Rafida berdering.
"Hallo," sapa Rafida.
"Ya saya Stevan,sekuriti menelponku karena tau kalau aku kehilangan seekor anjing." Ucap si penelpon.
"Ah ya begitu rupanya. Jadi, apa kau mau-"
"Sebelumnya aku mohon maaf karena sudah menyusahkan mba ..."
"Rafida,"
"Oh iya, mba Rafida. Karena sepertinya aku tidak mengambil anjingku sekarang. Aku sedang dalam perjalanan bisnis keluar kota dan akankembali dalam dua hari. Apa mba Rafida bisa menjaganya untukku selama aku di luar kota?"
"Ah bagaimana ya?" Rafida sedikit bingung.
"Apa tidak bisa?"
"Bisa kok. Oke hanya dua hari kan?"
"Iya, sekali lagi terimakasih ya."
"Ya sama-sama." Rafida menutup teleponnya dan ia menatap bingung pada Pink.
Tak lama setelah itu, asisten pria itu datang dan melapor.
"Tuan Stevan. Kami berhasil membujuk lima perusahaan itu. Bahkan kami juga berhasil merekrut dua puluh manajer dan supervisor dari perusahaan Group Wil. Dan sebagian masih tahap pertimbangan" Stevan tersenyum senang dan meminum kopinya.
"Tapi, direktur Mr.Wil berhasil memberikan dana lima puluh milyar rupiah pada sebuah perusahaan elektronik yang akan segera meluncurkan produk baru." Lanjut asisten itu dan membuat Stevan menaruh cangkir kopinya dengan kesal.
***
Di sebuah kafe kecil, Rafida menemui temannya yangsudah menunggu nya sejak tadi. Ia melambaikan tangan pada Rafida dan tersenyum sumringah.
"Rara!" teriak temannya yang bernama Firda.
"Ish kenapa memanggilku begitu?" Rafida kesal karena diledek oleh temannya itu.
"Hehehe, aku melihat acara kalian. Jadi, kau tidak hanya berbulan madu saja tapi membuat sebuah film?" goda temannya itu yang sudah menonton acara Rafida dan Mr.Wil selama di Korea kemarin.
"Hahh jangan bahas itu. Ku pikir, dia akan berubah manis setelah syuting acara itu. Tau nya tetap saja dingin." Keluh Rafida sedih.
"Memang nya kau sudah sejauh apa sama Mr.Wil?"
"Jangan tanya macam-macam. Aku sedang perang dingin dengan dia."
"Kenapa memang nya?" tanya Firda penasaran. Rafida pun mulai menceritakan semuanya.
"Oh my God. Jadi kalian perang dingin cuma gara-gara seekor anjing?" tanya Rafida tidak percaya.
"Aku harus kasih tahu teman-temanku, Mr.Wil tidak suka hewan peliharaan."
"Aku memintamu datang kemari untuk memberiku ide dan bukannya cuma nonton."
"Nanti sajalah itu, apa ada berita lainnya?"
"Hmm... Kau tau kan kalau Mas Wildan itu tidak suka bicara? Ternyata dia sangat cerewet sampai telingu rasanya mau pecah."
"Benarkah?"
"Ya yang paling parah nya, dia senang sekali menggoda. Aku sampai bingung mana yang bercanda atau yang seriusan."
"Jadi kau dirayu olehnya? Ap akau juga terperangkap olehnya?"
"Aku? Mana mungkin."
"Hei, Nona Rafida. Aku tahu kalau Mr.Wil itu sangat menarik bagi pria dan wanita. Tapi kau harus tetap pada pendirianmu."
"Pendirian apa? Aku dan dia bahkan-" Rafida mengecilkan suaranya hingga sebuah telepon mengejutkan dirinya.
"Hallo,"
"Unni bagaimana kabarmu? Kenapa kau pulang tidak memberikan ku kabar." Ucap Min Young sangat ramah. Rafida terlihat sangat malas.
"Haha aku bahkan tidak tau kalau harus pulang kemarin. Ada apa?"
"Tidak, aku hanya ingin memberi kabar bahwa aku sedang ada di Indonesia."
"Apa?" Rafida terkejut. Saking kagetnya Rafida berdiri dan menunjukkan wajah kesal. Firda sampai kebingungan karena Rafida berbicara dengan bahasa Korea.
"Sampai jumpa nanti."
"Apa? Nanti? Nanti kapan?"
"Aku berencana untuk menemuimu di rumah Oppa Wil-"
"Tidak usah. Mr.Wil sedang sibuk. Dia tidak pulang selama tiga hari. Biar aku saja yang menemuimu." Ucap Rafida asal bicara.
"Hmm, okelah. Aku akan mengirim alamta hotelku. Sampai jumpa." Min Young pun menutup pintunya. Ia yang sudah berada di Bandara Soekarno Hatta menyeret kopernya dengan wajah licik.
"Hah .. bagaimana ini?" tanya Rafida pada Firda yang ikut bingung.
"Ada apa sih?"
"Kau tau kan tentang rumor Mr.Wil dan seorang artis baru di Korea bukan? Mereka berteman dan dulu cukup dekat. Tapi, Mr.Wil bilang dia sudah tidak menyukai orang itu lagi. Masalahnya wanita itu sudah berada disini. Dia bilang ingin bertemu dengan Mr.Wil di rumah kami. Tapi, aku tidak terima makanya aku berniat aku saja yang pergi menemuinya biar mereka tidak bisa bertemu." Jelas Rafida.
"Kalau begitu, kenapa kau pergi sendirian dengannya? Apa kau tidak takut dia akan melukaimu?"
"Tidak. Aku yakin dia tidak akan melukaiku. Toh, Min Young tidak melakukan apa-apa kok. Kalau aku menanggapi masalah ini terlalu serius, yang ada malah dia yang bakalan kelihatan jahat. Yah meskipun sikapnya kemarin sudah keterlaluan sih."
"Kau sudah gila seperti Mr.Wil. Sudah tau dia musuhmu tapi tetap kau bermain dengannya"
"Hehehe." Rafida hanya tertawa nyengir kuda.
"Ya sudah, aku temani aja ya. Aku juga penasaran siapa sih cewek gak tau malu itu." Ucap Firda memutuskan.
"Oke, tapi sebelum pergi, aku harus mengambil kunci kamar dulu dari Mbo Ijah. Takutnya selama aku keluar, Mr.Wil malah memanfaatkan kesempatan untuk mengambil anjing itu."
"Oke sip."
***
Rafida dan Firda kini sudah berada di hotel yang Min Young beritahukan. Keduanya menunggu di lobby dengan celingukan menunggu kedatangan Min Young.
Tpi, sayangnya bukan Min Young yang menemui mereka melainkan Min Seok yang ternyata juga datang ke Indonesia.
"Min Seok?" ucap Rafida gak percaya.
"Ah kenapa kau datang kesini?" tanya Min Seok dengan berbahasa Indonesia dengan sangat fasih. Rafida dan Firda sampai melongo mendapatkannya.
"Loh, kok kamu kesini juga? Dimana Min Young?" tanya Rafida balik.
"Jadi, kalian kesini karena disuruh Min Young?"
"Iya. Eh tapi, sejak kapan kamu bisa berbahasa Indonesia dengan sangat fasih begitu? Ya meskipun masih ada logat Korea nya sih," tanya Rafida penasaran.
"Bukan urusan kalian. Aku mau balik ke kamar saja." Min Seok yang tidak mood hendak berbalik. Tapi seseorang menarik tanganya dengan sangat kuat.
"Firda! Kamu ngapain?" Rafida bingung dan kaget melihat tingkah temannya itu.
"Min Seok Oppa, aku penggemar beratmu. Apa oppa mau berfoto denganku?" ucap Firda dengan mata berbinar. Ia bahkan sudah mengeluarkan ponselnya dan siap berpose. Min Seok tersenyum dan tak bisa menolaknya. Jadilah mereka berpose untuk berselfie ria. Bahkan Rafida yang awalnya cuek jadi ikutan dengan tersenyum lebar. Dan tanpa Rafida sadari, Min Seok memperhatikan hal itu diam-diam.