Orang rumah berekspetasi anak kecil dihadapannya akan menggerutu dan membuat onar atau bergemetar ketakutan dan melarikan diri tanpa ada niat untuk datang kembali.
Namun siapalah Paskha? Meskipun tubuh fisiknya hanyalah anak kecil berusia tujuh tahun, dia memiliki ingatan hingga dia dewasa. Tentu saja, menerima perlakuan arogan dan nada merendahkan dari kepala penjaga rumah ini sama sekali tidak mempengaruhinya.
Dia tahu betul seperti apa rumah kediaman Sir Clove dan kalaupun dia nekat menyusup masuk, diantara dua sisi pintu ini terdapat lapisan elektris yang tak terlihat.
Tanpa sepertujuan kepala penjaga atau Sir Clove sendiri, lapisan elektris ini akan menyengat siapapun yang mendesak masuk tanpa izin.
Walaupun dia berhasil masuk tanpa terluka karena diizinkan oleh kepala penjaga rumah, cepat atau lambat, Paskha pasti akan terluka semakin lama dia berada didalam rumah itu.
Satu-satunya cara adalah membuat Sir Clove menjadikannya murid permanen dan membuat rumah ini mengakuinya, barulah dia bisa keluar masuk rumah ajaib ini dengan aman.
"Baiklah. Aku mengerti."
Sang kepala penjaga rumah menjadi bengong mendapatkan reaksi tak terduga dari anak kecil ini. Terlebih lagi saat Paskha berbalik dan berjalan menuju ke pintu gerbang dan berhenti disana membuat sang kepala penjaga garuk-garuk kepala.
Apakah benar anak itu hanya berusia tujuh tahun? Kenapa temperamennya dewasa sekali?
Pada akhirnya sang kepala penjaga turut berjalan ke depan dan berdiri disebelah Paskha. Sebentar lagi matahari akan terbenam dan meskipun negara ini termasuk negara yang aman tanpa ada penjahat, bukan berarti negara ini aman dari serangan binatang roh jahat yang memutuskan untuk mencari mangsa di tempat ini.
Para binatang roh jahat hanya akan keluar dari tempat persembunyiannya di malam hari. Karena itu disarankan, bagi para kultivator tingkat rendah serta manusia biasa untuk tetap berada di rumah begitu hari telah gelap.
Kalaupun seandainya ada urusan penting yang harus diselesaikan, setidaknya mereka harus keluar rumah secara berkelompok.
Hanya kultivator tingkat tinggi saja yang berani keluar malam-malam seorang diri dan sekelompok prajurit akan berpatroli sepanjang malam hanya untuk jaga-jaga.
Meskipun Paskha adalah anak kecil yang tak diketahui latar belakangnya, namun sang penjaga rumah tetap mengkhawatirkan keselamatan anak ini.
"Terima kasih mau menemaniku disini, Tuan Asyer."
Tuan Asyer melirik ke arah Paskha dengan heran. Apakah tadi dia sempat menyebutkan namanya?
Tidak. Dia yakin sekali dia tidak mengenalkan dirinya kepada anak ini. Untuk apa dia melakukannya?
Lalu… bagaimana anak ini tahu namanya?
"Siapa yang ingin menemanimu? Aku hanya memastikan tidak ada darah didepan rumah tuanku."
"Aku tahu itu. Tapi tetap saja, aku berterima kasih."
Hm… cara bicaranya sangat sopan dan penuh hormat. Bahkan sebelumnya anak ini menambahkan 'Tuan' didepan namanya. Ini pertama kalinya ada yang memanggilnya tuan alih-alih pelayan rendahan.
Mau tidak mau… Asyer menjadi suka akan anak ini.
"Siapa namamu? Kenapa kau ingin mencari tuanku?"
"Namaku adalah Paskha. Dan Sir Clove adalah guru di sekolahku."
Ah, ternyata hanya salah satu murid dari tuanku. Pikir Asyer.
"Meskipun kau adalah murid tuanku, aku tetap tidak bisa membiarkanmu memasuki rumah tuanku."
"Aku tahu. Aku akan menunggu disini. Tenang saja, Tuan Asyer. Aku tidak akan menyulitkanmu dengan sengaja."
Asyer menghela napas dengan pasrah mendengarnya. Bukannya dia ingin menjadi orang yang jahat di mata anak kecil ini. Meskipun dia ingin memberikan izin kepada Paskha untuk masuk ke dalam, dia tetap tidak bisa melakukannya.
Rumah yang ditinggali oleh Sir Clove bukanlah rumah biasa seperti yang ditinggali oleh manusia lainnya. Rumah ini dibangun dengan menggunakan bahan tanaman roh berusia ribuan tahun.
Secara otomatis rumah ini memiliki kemampuan roh dan membentuk kemampuan defensif sebagai bentuk pertahanannya. Hanya pemilik rumah yang sudah membuat kontrak seumur hidup yang bisa memberikan izin bagi siapapun yang akan tinggal di rumahnya.
Bila ada orang asing tanpa sengaja menginjakkan kaki didalam rumah tersebut, antara gravitasi yang menekannya hingga membuatnya seperti ditimpa oleh besi ribuan ton, atau sebuah ilusi menyeramkan memenuhi pikirannya hingga membuatnya jatuh pingsan.
Apapun itu, pertahanan rumah tanaman roh ribuan tahun ini sanggup melukai tenaga dalam para kultivator dan membunuh manusia biasa dalam sekejap.
Karena itulah, yang bekerja sebagai pelayan di tempat ini tidaklah banyak. Hanya ada lima orang termasuk Asyer.
Asyer bertugas menerima tamu dan mengepalai keempat lainnya. Yang satunya merupakan juru masak, lalu tukang kebun mengingat Sir Clove sangat suka melihat berbagai macam tanaman.
Dan dua yang tersisa merupakan pelayan yang membersihkan rumah.
Itu sebabnya, Asyer tidak bisa memberikan izin sembarangan meskipun dia memiliki wewenang untuk memberi izin kepada tamu untuk masuk kedalam. Dia hanya membuka pintu gerbang dan membiarkan tamu masuk ke halaman depan hingga tiba di depan pintu rumah.
Tapi selebihnya, hanya Sir Clove yang sanggup memberikan akses masuk kedalam rumahnya tanpa menimbulkan luka pada pengunjungnya.
"Aku tidak tahu kapan tuanku akan kembali. Bagaimana kalau aku mengantarmu pulang? Kau bisa titip pesan kepadaku dan aku akan menyampaikannya?"
"Terima kasih atas tawarannya, Tuan Asyer. Tapi aku ingin memberitahu hasil tes 'kelahiranku' sendiri pada Sir Clove."
"Oh? Hari ini adalah tes 'kelahiran'? Apakah hasilmu memuaskan?"
"En. Sangat memuaskan."
Jawaban Paskha yang penuh percaya diri membuat Asyer merasa tertarik. "Memangnya apa hasilnya?"
"Rahasia." jawab Paskha blak-blakkan tanpa harus berpikir ulang. "Aku ingin Sir Clove yang mengetahuinya pertama kali."
Asyer memutar matanya dengan malas mendengar jawaban anak ini. "Pastinya bukan tuanku yang pertama kali mengetahuinya. Penjaga bola Kristal serta teman-temanmu pasti sudah mengetahuinya."
"Mereka adalah orang yang ada bersama-sama denganku di tempat tes, sementara Sir Clove dan kau adalah orang luar. Bagaimana mungkin kalian semua bisa disamakan?"
Meskipun merasa agak jengkel, jawaban anak ini memang masuk akal.
Hu-uh! Kenapa anak ini sangat pintar sekali? Asyer menjadi semakin penasaran akan hasil tes 'kelahiran' anak ini.
"Bagaimana dengan orangtuamu? Apakah kau tidak ingin memberitahu mereka dulu?"
"…" untuk beberapa saat Paskha tidak menjawabnya membuat Asyer merasa dia telah salah berbicara. "Orangtuaku… sudah tiada saat aku berusia satu tahun."
'Ah! Aku memang salah bicara!'
Untuk kesekian kalinya Asyer menghela napas dengan berat. Dia hanya berhadapan dengan seorang anak kecil, tapi anehnya… kenapa dia merasa sedang berbicara dengan sosok seorang yang sangat penting bagi negara ini?
Asyer tidak tahu bagaimana cara untuk meningkatkan suasana yang tiba-tiba menjadi muram. Dia bahkan merasakan ada aura hitam menyelimuti anak ini membuatnya bertanya-tanya, seberapa besar tingkatan sumber energi roh anak ini hingga mampu membuatnya berkeringat dingin?
Untungnya, Paskha segera pulih dari kemuraman dan tersenyum cerah ke arah pak tua yang berdiri di sebelahnya. Dalam sekejap, Asyer tidak lagi melihat aura hitam dan apa yang dilihatnya kembali normal.
"Aku tidak begitu ingat seperti apa orangtuaku, jadi… tolong jangan mengasihaniku."
Benar. Paskha tidak perlu dikasihani. Meskipun dia tidak memiliki orangtua, dia masih bisa menjadi seorang pahlawan yang disegani dan berjasa besar bagi anggota kerajaan.