Chereads / Legenda Paskha / Chapter 9 - Bab 9 Jenderal Emas

Chapter 9 - Bab 9 Jenderal Emas

Asyer hanya geleng-geleng kepala mendengar kalimat yang diucapkan dengan nada tegas seakan dia berhadapan dengan orang dewasa. Bukankah anak ini baru berusia tujuh tahun mengingat baru hari ini Paskha melakukan ritual 'Kelahiran'?

Tapi cara berpikir anak ini jelas bukanlah hal normal yang biasa dipikirkan anak-anak seusianya.

Woosh!

Terdengar suara angin yang berhembus dan detik berikutnya sebuah pintu portal terbuka.

"Ah, tuanku sudah kembali."

Paskha tersenyum senang melihat bentuk pintu portal yang sangat khas itu. Hanya ada sedikit orang yang sanggup menciptakan pintu portal dan masing-masing pintu portal memiliki bentuk yang berbeda-beda.

Pintu portal milik Sir Clove bewarna hijau daun dengan aliran angin yang berputar seperti tornado yang terlihat dari atas. Tanpa perlu ditanya, pintu portal ini pastilah merupakan pintu portal Sir Clove.

Namun yang keluar dari pintu portal bukanlah hanya Sir Clove, melainkan Jenderal Emas Lord Gale!!

Seketika sinar mata Paskha berbinar-binar melihat mantan mentornya yang tiga puluh tahun tampak lebih muda dan lebih gagah.

Lord Gale adalah gelar yang diberikan Raja Ahasyweros karena kecepatannya yang bagaikan burung phoenix serta kemampuannya memerintah angin serta mengendalikan cuaca.

Tidak hanya terlahir memiliki kemampuan roh tipe aktif terkuat, dia juga memiliki sumber energi roh tingkat sembilan!

Lord Gale adalah salah satu panutan Paskha masa kecilnya. Terlebih lagi saat mengetahui bakat Paskha yang sangat langka dan ingin menjadi Jenderal Emas berikutnya, Lord Gale mengangkat Paskha sebagai anak angkatnya.

Hanya saja… kali ini Paskha tidak akan memilih jalan kultivasi general. Itu berarti… dia tidak akan bisa bertemu dengan ayah angkatnya. Jangankan bertemu… sepertinya dia tidak akan pernah memiliki ayah lagi kali ini.

"Kita lakukan saja seperti apa yang kau katakan. Meskipun aku memilih menjadi seorang guru biasa, kesetiaanku masih ada di kerajaan ini." terdengar sebuah suara yang penuh wibawa dari Sir Clove.

Pembawaan diri Sir Clove saat menghadapi anak-anak kecil sangatlah berbeda saat dia berbicara dengan orang dewasa. Terlebih lagi, meskipun Jenderal Emas bukanlah seorang raja, namun posisinya hanya satu rendah dari seorang raja.

Tidaklah heran bila Sir Clove memperlakukan Lord Gale dengan sopan dan memberikan keramahan yang layak.

Tapi saat tidak ada yang melihat mereka...

"Baiklah. Besok pagi aku akan berangkat ke Utara untuk menemui Grandmaster disana. Kemudian kami akan pergi ke perbatasan dan melihat apakah Mediterania berani menindas kita."

Kening Paskha mengernyit mendengar ini.

Kerajaan Mediterania adalah kerajaan terkaya dan memiliki kultivator general terkuat dan terbanyak bila dibandingkan keempat kerajaan lainnya. Mereka semua merasa diri mereka berada di puncak pyramid dan sering memandang rendah para kultivator lainnya.

Yah, mereka memang layak bersikap arogan mengingat sebagian besar sumber energi roh para kultivator disana berada di tingkat delapan atau sembilan.

'Orang' itu… juga berasal dari Mediterania.

"Ho? Anak nakal, apa yang kau lakukan didepan rumahku malam-malam begini?" suara serak nan terdengar lembut membawa Paskha kembali ke dunia nyata.

Paskha menunjukkan senyuman manisnya dan berlari menghampiri gurunya. "Aku menunggumu Sir Clove."

"Menungguku?"

"Sir Clove, siapa anak ini? Aku merasakan kemampuan roh yang unik dari anak ini."

Paskha terperanjat kaget mendengar ini. Walaupun dia bisa menyembunyikan aura kemampuan rohnya dengan baik, namun pengendalian kemampuan rohnya masih belum dikembangkan.

Kultivator tinggi seperti Jenderal Emas serta Sir Clove pasti bisa merasakan tipe kemampuan rohnya seperti membaca buku terbuka.

"Anak ini memang spesial."

Paskha tersenyum lebar mendengar pujian meluncur dari mulut gurunya. Sir Clove terkenal jarang memberi pujian. Terlebih jarang lagi memuji Paskha.

Namun disaat pria itu memujinya, nada suaranya memiliki kebangaan sendiri seakan sedang membanggakan putra tunggalnya.

Meskipun Sir Clove sering memukul kepalanya tiap kali dia bersikap nakal, namun Paskha tahu Sir Clove sangat menyayanginya dan menginginkan yang terbaik untuknya.

"Ho? Spesial? Bagaimana bisa begitu?"

"Lord Gale yang mulia, bukankah anda harus beristirahat lebih awal mengingat besok pagi anda akan melakukan perjalanan jauh? Meskipun anda sangat kuat, tapi anda tidak memiliki kemampuan menciptakan pintu portal. Otomatis, anda harus melakukan perjalanan secara manual."

Alih-alih tersinggung, Lord Gale malah tertawa lepas mendengarnya. "Kurasa di dunia ini hanya kau yang berani berbicara padaku seperti ini."

Paskha tidak berkomentar dan hanya memberikan senyuman penuh arti. Tentu saja Sir Clove tidak takut menyinggung Lord Gale. Keduanya merupakan teman masa kecil dan telah bersama-sama selama puluhan tahun ini.

"Siapa namamu anak muda?"

"Salam, Lord Gale yang mulia. Nama saya adalah Paskha. Sudah lama saya sangat mengagumi anda."

Mendengar pujian dari Paskha membuat hati Lord Gale merasa puas. Sang Jenderal Emas bersimpu satu kaki dan menepuk puncak kepala Paskha satu kaki.

"Biasanya anak-anak kecil akan berlari ketakutan begitu melihatku. Tapi kau sama sekali tidak merasa takut. Sebaliknya, aku melihat sinar matamu jernih dan penuh percaya diri."

Tanpa merasa terintimidasi sama sekali, Paskha menatap mata kuning keemasan Lord Gale secara langsung.

"Aku suka sikapmu, boy." Lord Gale bangkit berdiri. "Jika kau berencana menjadi seorang prajurit, kau bisa mencariku."

"Eh?" dengan kata lain, Lord Gale sendiri yang akan melatihnya?

Padahal Lord Gale tidak tahu tingkat sumber energi rohnya, tapi pria itu ingin melatihnya sendiri.

Mau tidak mau, Paskha merasa senang dan bangga karena dulu dia pernah menjadi anak angkat pria tangguh dan bersahaja ini.

Di sisi lain, Sir Clove hanya menggelengkan kepalanya saja. Namun tiba-tiba ekspresinya berubah menjadi serius. Tidak hanya Sir Clove, Lord Gale juga mulai mengaktifkan kemampuan rohnya membuat Paskha merasakan tekanan yang sangat berat.

"Clovis, bawa anak itu ke dalam."

"Jangan panggil namaku seperti itu!" meskipun merasa jengkel, Sir Clove menangkup punggung Paskha dengan tangannya dan berjalan melewati pintu gerbang rumahnya. "Asyer, aktifkan array pertahanan tempat ini."

"Baik."

Paskha melirik ke belakang untuk melihat Asyer membentangkan kedua tangannya ke samping dan dalam sekejap lapisan transparan menyelimuti seluruh area rumah kediaman ini bagaikan kubah.

"Sir Clove, apakah terjadi sesuatu?" Paskha sudah bisa menebak apa yang terjadi mengingat suasana santai tiba-tiba menjadi berbahaya.

Dia menebak, beberapa binatang roh pemakan manusia atau iblis penghisap jiwa telah keluar dari tempat persembunyiannya untuk memangsa.

Karena kemampuan rohnya belum dikembangkan, Paskha tidak bisa merasakan kehadiran makhluk asing yang tak diinginkan itu. Dia memang memiliki ingatan masa lalunya dan mengetahui cara-cara untuk mengembangkan kemampuan rohnya.

Dia bisa saja melakukannya saat ini tanpa bimbingan gurunya atau mentor yang lain. Namun… jalan pilihan kultivasinya saat ini berbeda dengan sebelumnya. Tentu saja… dia tidak boleh sembrono dan melakukan pelatihan pengembangan kemampuan roh yang sama.

"Bukan sesuatu yang penting. Kau lebih aman disini. Setelah ini aku akan mengantarmu pulang."

Sir Clove mengangkat sebelah tangannya dan menempelkannya ke dalam pintu. Mulutnya bergerak seakan sedang berbicara sesuatu, namun tidak ada suara yang keluar.

Detik berikutnya, pintu rumah terbuka, namun tidak ada orang yang berdiri disana untuk membukanya. Pintu ini… terbuka sendiri.

"Ayo masuk kedalam."

Paskha mengangguk sekali dan mengikuti langkah gurunya melewati pintu rumah ini. Begitu dia menginjakkan kakinya kedalam rumah, Paskha merasa serangan batin yang tak terlalu kentara.

Dia merasa ribuan pasang mata tengah menatapnya dengan intens seakan ingin mengadilinya.

"Ada apa?" Sir Clove menyadari anak kecil di belakangnya agak linglung dan wajahnya menjadi pucat.

Bukankah dia telah memberi akses untuk Paskha? Kenapa rumahnya masih menyerang mental anak ini?