Paskha memegang dada kirinya dengan sebelah tangannya. Dia merasa detak jantungnya semakin lama semakin cepat. Dia bahkan nyaris bisa mendengarkan denyut nadinya sendiri di telinganya.
Dia mulai merasakan sekujur tubuhnya berkeringat dingin seakan ada sesuatu yang sangat panas menjalar dari dalam tubuhnya.
Kenapa? Kenapa rumah ini masih menyerangnya? Tidak hanya mental yang diserang, namun otaknya juga terkena tekanan yang sama.
Dia merasa sistem pertahanan rumah ini ingin membedah otaknya tanpa alasan.
Disaat Paskha berusaha menahan rasa sakit yang dideritanya, sesuatu yang sejuk mengalir dari atas kepalanya dan melenyapkan rasa panas yang menyerangnya. Secara perlahan, Paskha mulai bisa bernapas lega dan membuka matanya.
Dia melihat Sir Clove meletakkan tangan kanannya di atas kepalanya dan itu menjelaskan rasa sejuk yang menyelamatkannya.
"Bagaimana perasaanmu sekarang?"
"Jauh lebih baik." jawab Paskha dengan jujur seraya memberikan senyuman manis seperti kebiasaannya.
"Kau memiliki dua kemampuan roh tipe aktif." tiba-tiba Sir Clove mengungkapkan kemampuan rohnya bahkan tanpa perlu melihat catatan hasil ritual 'Kelahirannya'.
"En. Aku ingin memberitahukan ini padamu."
"Aku belum selesai bicara. Selain dua kemampuan roh aktif, kau juga memiliki satu roh pasif dan satu roh kecepatan."
"Eh?" Paskha tahu dia memiliki satu roh pasif, namun dia menyembunyikan ini dari kepala penjaga bola Kristal. Tapi dia tidak tahu apa-apa akan roh tipe kecepatan!
Yah, dulu dia memang berhasil mengembangkan kemampuan tipe rohnya dan memiliki kemampuan terbang tanpa menggunakan alat bantuan. Tapi itu dulu… masa sekarang dia masih memilikinya?
"Apa yang kau rasakan tadi adalah serangan sistem pertahanan rumah ini. Kau memiliki dua tipe roh aktif beserta roh kecepatan yang berbahaya. Itu sebabnya, sistem pertahanan rumahku menganggapmu sebagai musuh meskipun aku telah memberimu akses."
Ah, ternyata begitu. Tidak heran rumah ini tetap menyerangnya walaupun Sir Clove telah mengizinkannya masuk kedalam rumah.
"Kau tidak bertanya kenapa rumah ini memiliki pertahanan?"
Paskha langsung mengubah ekspresinya menjadi terheran-heran. "Baru saja aku memikirkannya. Rumah ini… apakah berbeda dengan rumah lainnya?"
"Tentu saja berbeda. Tanpa seizinku tidak akan ada penyusup yang bisa masuk kemari. Kalaupun mereka bisa masuk, mereka tidak akan bisa keluar hidup-hidup."
"Ah, aku mengerti. Masuk kemari lebih mudah daripada keluar dari tempat ini."
Sir Clove tertawa mendengarnya. "Tepat sekali. Dimana catatan hasilnya? Bukankah kau ingin memperlihatkannya padaku?"
"Ah, benar." Paskha segera mengeluarkan gulungan kertas bewarna putih dari tas selempangnya dan memberikannya pada Sir Clove.
Sir Clove membacanya dengan tatapan datar kemudian melirik ke arah Paskha dengan tatapan penuh ketertarikan.
"Anak nakal, beritahu aku yang sebenarnya. Kau mencurangi bola kristalnya, kan?"
Darimana Sir Clove mengetahuinya? Apakah karena dia memiliki lebih dari dua kemampuan roh?
Paskha menggaruk belakang kepalanya dengan canggung seraya memberikan tawa gugup. "Hehehe… Darimana kau mengetahuinya?"
"Tidak mungkin sumber energi roh tingkat tujuh memiliki lebih dari satu kemampuan roh. Minimal, seseorang harus memiliki sumber tingkat delapan untuk memiliki dua kemampuan roh. Apalagi kau memiliki empat dan ada kemungkinan kau memiliki potensi untuk mengembangkannya lebih dari empat."
Sir Clove memang adalah orang pintar dan penuh wawasan. Bahkan kakek penjaga bola Kristal tidak bisa berpikiran seperti ini.
"Setidaknya, kau memiliki sumber tingkat sembilan atau penuh. Tebakanku adalah penuh karena kau berhasil mengelabui bola Kristal."
Paskha hanya tersenyum tanpa memberi komentar apa-apa seraya mengikuti Sir Clove berjalan lebih ke dalam dan memasuki sebuah ruangan.
Paskha sangat mengenali ruangan ini. Dia sering datang kemari untuk berbincang-bincang dengan gurunya tiap kali dia memiliki waktu istirahat di tengah kepadatan jadwal latihannya.
Dia bahkan sering datang bersama dengan ayah angkatnya dan melihat kedua pria dewasa itu bermain catur.
Tanpa disadarinya, Paskha kecil tertawa geli saat mengingat kembali bagaimana kedua pria dewasa itu bertengkar seperti anak kecil karena tidak ada yang mau mengalah saat bermain catur.
Di mata orang luar, keduanya tampak seperti dua orang kultivator bermatabat dan saling mendukung yang setia pada sang raja. Namun hanya disaat tidak ada siapa-siapa diantara mereka, keduanya bertingkah seperti anak kecil.
"Apa ada yang lucu?"
Paskha menggelengkan kepalanya dengan cepat untuk menjawab pertanyaan gurunya.
Setelah pintu ruangan tertutup, Sir Clove menjentikkan jari satu kali dan sebuah cermin yang besar muncul entah dari mana.
Paskha mengenal cermin ini. Fungsinya adalah sama seperti bola Kristal yang dibawa oleh pak tua penjaga acara 'Kelahiran'. Bedanya, Paskha tidak akan bisa mengelabui cermin ini.
"Berdiri disana."
Paskha bisa saja langsung memberitahu gurunya bahwa sumber tingkatnya adalah penuh. Tapi… dia tidak tahu bagaimana cara menjelaskan pada gurunya bila Sir Clove menanyainya bagaimana dia bisa mengetahuinya.
Pada akhirnya, Paskha menuruti perintah kecil gurunya dan berdiri di depan cermin Kristal tersebut.
Tidak lama kemudian, bingkai cermin yang semula transparan memancarkan cahaya emas yang sangat terang. Cahaya ini sungguh menyilaukan hingga Sir Clove serta Paskha harus melindungi mata mereka.
Hm? Dulu saat Paskha mengikuti ritual 'Kelahiran' pertama kali, cahaya emasnya tidak semenyilaukan ini.
Dengan satu lambaian tangan oleh Sir Clove, cermin tersebut menghilang dalam sekejap.
"Bagus. Bagus sekali. Tidak hanya kau memiliki sumber energi roh penuh, tapi levelmu berada puncaknya."
Puncak? Apakah itu berarti… dia memiliki puncak energi roh? Bukankah ini sama saja tiket memasuki keabadian??
Paskha merasa dia sedang berdiri di atas dunia mendengar ini, namun dia berhasil mengendalikan perasaannya dan bersikap seperti anak yang kebingungan.
"Apakah itu hal yang baik atau buruk?"
"Anak bodoh. Kejadian buruk apa yang diakibatkan sumber energi roh penuh?" Sir Clove membuka telapak tangannya dan cahaya warna putih muncul dari tangannya.
Tidak lama kemudian aliran energi roh berbentuk burung terbentuk dan terbang keluar melewati jendela yang terbuka.
"Aku sudah mengirimkan pesan pada Master Oscar. Bersiaplah. Minggu depan aku akan membawamu ke gunung Deerhill untuk menjalani pelatihan kultivasi eternal."
EHHHH?? Paskha bahkan belum memberitahu keinginannya untuk berlatih kultivasi eternal, tapi Sir Clove sudah memutuskan untuknya?
Sir Clove yang ini… dua kali lebih pemaksa daripada yang dulu.
Setidaknya, dulu Sir Clove menanyakan pilihannya terlebih dulu, alih-alih langsung memutuskan saat itu juga.
Hm... Master Oscar.
Dia belum bertemu dengan Master Oscar sebelumnya, namun dia pernah mendengar namanya satu kali.
Kalau tidak salah ingat, Master Oscar adalah penjaga gunung dan telah menyelesaikan ujian langit kelima, namun tidak mau mengambil ujian keenam.
Bukankah para kultivator eternal harus mengikuti seleksi di tempat lain terlebih dulu? Setidaknya itu yang dia ingat.
Kenapa gurunya langsung membawanya ke gunung Deerhill dimana para Grandmaster mengasingkan diri dari dataran?
"Kenapa? Apakah kau keberatan?"
"Eh? Itu…"
"Bukankah kau mencariku karena ingin mengikuti pelatihan kultivasi eternal?"
"Sir Clove, kau sudah mengetahuinya?"
"Hmph! Kau mencurangi bola Kristal dan menyembunyikan dua kemampuan roh lainnya. Rumah ini juga memberitahuku kau telah mendatangi rumahku dua kali sebelum akhirnya memutuskan untuk menunggu di luar. Satu-satunya perantara antara dunia daratan dengan akademi kultivasi eternal di negeri ini hanyalah aku seorang. Kalau aku tidak tahu tujuanmu datang mencariku, aku adalah orang terbodoh sepanjang masa."
"Hehehe… Sir Clove, kau memang yang terbaik." Paskha mengacungkan jempolnya ke arah gurunya. "Tapi… apakah kau tetap akan menjadi guruku?"
"Tentu saja tidak. Aku bukan guru permanenmu."
Raut muka Paskha berubah murung mendengar ini. Entah kenapa dia merasa sedih?
Dia sudah merasa sedih karena tidak bisa menjadi anak angkat Lord Gale, kini kesedihannya berkali lipat ganda bila dia tidak bisa menjadi murid permanen Sir Clove.