Dion tak menanggapinya dan memilih duduk di kursi yang ada disana. Duduk dengan gaya elegan sambil menatap pria itu. Kakinya disilangkan sambil bersandar.
"Halo, bagaimana kabarmu?" tanya Dion seolah berbasa-basi. Nyatanya, matanya menatap tajam ke arah pria di depannya.
Pria itu tergelak mendengar pertanyaan Dion.
"Tidak mungkin kau datang kemari untuk beramah tamah, bukan? kenapa tidak langsung bilang apa keperluanmu? aku tak percaya kau datang kemari hanya ingin mengetahui kabarku," ledek pria itu.
Dion menarik sudut bibirnya ke samping.
"Tentu saja tidak! karena sudah jelas kau tidak baik-baik saja, kan? kalau kau baik-baik saja, tidak mungkin kau ada di rumah sakit jiwa saat ini, Brama," jawab Dion.
"Benar sekali, sungguh menyedihkan sekali. Seorang jenius sepertiku berakhir di rumah sakit jiwa. Siapa yang menyangka? hahaha," gelak Brama lagi.
Dion mendengus. Jika bukan karena Ratu, malas sekali dirinya datang untuk menemui orang yang sakit jiwa seperti Brama.