Gelora diam mematung di tempatnya, saat Pragma menatapnya tajam sambil menyeringai kepadanya.
"Rupanya aku sangat diakui istriku yah, aku tidak ingin berbagi suami. Pragma milikku," ulang Pragma meniru ucapan Gelora yang ia sangat dengar tadi.
Niat hati ingin menemui istrinya untuk meminta maaf. Tapi kini ia disuguhkan oleh pemandangan, yang membuat hatinya berbunga-bunga saat istrinya mengatakan kepada si peneror itu 'jangan mencoba untuk menerorku. Atau aku akan melaporkannya kepada suamiku dan dia akan membunuhmu'
Sepenggal kalimat istrinya itu sangat tergiang di dalam pikirannya. Dia merasa sangat bisa diandalkan sebagai suami.
"Aku tidak bisa marah terlalu lama padamu, Sayang," keluhnya langsung memeluk istrinya erat, menyematkan kecupan bertubi-tubi di puncak kepalanya.
"Maafkan atas sikapku tadi, seharusnya aku tidak mengatakan sembarangan kepadamu," sesalnya juga mengingat kata-kata terkesan tidak baik pada Pragma, yang sudah berstatus sebagai suaminya lagi.