Setelah Geloranya sudah tenang. Barulah Pragma beranjak turun dari brangkar, pria itu mengumpulkan rambut istrinya jadi satu, lalu ia menggulungnya ke atas dengan penjepit rambut. Menyisakan helain rambutnya, yang terlihat bergelombang kecil di bawahnya. Itu memang ciri khas darinya. Pemilik rambut panjang bergelombang.
Mata sembab serta hidung memerah membuat ia terlihat menggemaskan. Sampai-sampai Pragma greget untuk mencubit pipinya pelan.
"Kamu makan dulu, yah Sayang. Ini ada bubur kesukaan kamu," ujarnya menyuapkan satu sendok makanan itu di depan mulut istrinya.
Meski tidak berselera ia tetap makan, agar anaknya baik-baik saja di dalam sana.
"Katanya, kamu mau kasih aku suprise?" tagih Pragma mengingat perkataan istrinya siang tadi.
"Nih suprisenya." Wanita itu menyingkap santai bajunya, hingga memperlihatkan perut putih mulusnya.
"Sudah tidak jadi suprise, soalnya kamu sudah tahu," keluhnya setelah menelan bubur suapan terakhirnya.