Bugh
Bugh
Bugh
Bunyi pukulan terus menggema mengisi kesunyian, bulir keringat merembes kemana-mana hingga tubuhnya kini bermandikan keringat.
Seharusnya dia tidak marah dengan hal sepele ini, tapi keadaan hatinya berkata lain. Sialan memang.
"Arghhhh ada apa denganku," teriaknya melayangkan pukulan pada samsak tanpa menggunakan pelindung tangan.
"Kenapa aku sangat sulit mengontrol emosiku!"
Bughh
Brakk
Setelah melayangkan pukulan terakhir pada samsak, yang menggantung itu seakan ia tengah mengajar seseorang. Dia menghempaskan dirinya begitu saja di lantai.
Berbaring dengan napas memburu, menatap plafon ruangan. Itulah yang ia lakukan.
"Apakah sikapku tadi sangat keterlaluan, sayang?" tanyanya nyaris tak terdengar seiring detak jantung terpacu begitu cepat.
"Kenapa kau marah, kalau aku tidak ingin melakukan USG. Kau sangat berlebihan Pragma." Gelora menatapnya dengan raut tak terbaca.