"Maaf membawamu ke tempat ini karena harus berjalan cukup jauh dari pesisir pantai. Aku bingung untuk menamainya apa tapi aku sering menyebutnya kepingan indah dari surga. Aku harap kau menyukai tempat ini. Aku sering menghabiskan banyak waktu menyendiri di tempat ini. Kata ibumu kau mengalami stress dan ingin mendapatkan ketenangan. Mungkin saja tempat ini adalah jawaban yang tepat. Meskipun aku tidak bisa jamin kalau kau Setelah dari sini merasa lebih baik dari sebelumnya," kata Fajar memperkenalkan tempat yang indah kepada Bulan.
"Tempat ini sangat mempesona. Kau benar-benar membawaku masuk ke dimensi lain yang tidak pernah kunjungi sebelumnya di dalam hidupku. Aku kira tempat-tempat eksotis itu hanya di dunia dongeng atau hanya hasil editan semata dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Ternyata aku salah! Tempat itu benar-benar ada dan sekarang aku mengunjunginya tepat di depan mataku. Ini lebih dari jawaban yang tepat. Kamu benar-benar membawaku ke tempat yang memang aku sangat membutuhkannya sejak lama. Terima kasih banyak."
Fajar merasa senang karena rupanya pilihannya mengajak Bulan ke tempat ini tidaklah salah. Terlihat dari ekspresi dari wajah Bulan yang tak berhenti tersenyum dan menikmati pemandangan yang ada di sini. Tak henti-hentinya kata-kata indah nama memuji tempat ini terucap dari mulut Bulan. Ia benar-benar merasakan ketenangan dan kebahagiaan yang sebelumnya belum pernah ia rasakan ketika mengunjungi suatu tempat. Ia seolah berada dimensi lain dalam kehidupan.
Tidak ada tekanan pekerjaan. Tidak ada suara bising. Juga tidak ada kepadatan kemacetan polusi udara dan apapun yang identik dengan hiruk-pikuk di kota. Hanya ada deburan pasir gelombang dan angin yang berhembus sepoi-sepoi. Menghantam wajahnya dan air laut yang sesekali dengan malu menyapa kakinya. Ia merasakan sesuatu yang berbeda hanya dalam sebentar. Padahal pagi harinya ia merasakan begitu suntuk tapi ketika siang menjelang sore ia seolah-olah merasa berada di surga.
Layaknya orang-orang kota pada umumnya. Yang tidak bisa meninggalkan momen-momen atau tempat-tempat yang mengesankan kecuali mereka mengambil gambarnya. Bulan merokok sakunya kemudian mempersiapkan ponselnya untuk merekam atau memfoto tempat tersebut. Ia ingin sekali memperkenalkannya kepada banyak orang termasuk rekan-rekan di tempat kerjanya agar semakin banyak orang yang memiliki ketenangan dan merasakan pesona dari tempat ini. Tapi hal tersebut rupanya segera dicegah oleh Fajar. Ia langsung menegur Bulan karena hendak mengambil gambar tempat ini.
"Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu mengeluarkan benda itu dari dalam sakumu? Kamu ingin mengambil gambar dari tempat ini?" tanya Fajar kepada Bulan ketika dirinya baru saja selesai mengeluarkan ponsel dari dalam sakunya.
"Aku mau ambil gambar tempat ini. Aku juga mau rekam video supaya banyak orang yang tahu kalau tempat ini itu sangat mempesona. Aku pengen temen-temenku ke sini biar mereka tahu kalau ada tempat yang mempesona tanpa harus melakukan perjalanan jauh sampai menghabiskan banyak waktu dan uang bahkan sampai harus pergi ke luar kota bahkan sampai ke luar negeri. Tidak masalah kan kalau misalnya aku mengambil beberapa gambar dan video di tempat ini? Hitung-hitung sebagai dokumentasi dan kenang-kenangan manakala aku merasa jenuh di kantor aku bisa melihat tempat ini," kata bulat menjelaskan alasannya kenapa mengeluarkan ponsel dari dalam sakunya. Ia beralasan kalau foto dan video yang akan diambil sekedar untuk kenang-kenangan.
"Sebenarnya aku merasa keberatan jika kamu mengambil foto atau video dari sini. Bukan aku melarang itu hakmu karena kamu menggunakan ponsel genggam milikmu sendiri. Aku hanya tidak ingin lebih banyak orang yang tahu tentang tempat ini. Terdengar agak egois tapi tidak semua tangan manusia bertanggung jawab tentang apa yang ia perbuat. Aku hanya tidak ingin tempat ini kemudian tercemar hanya karena banyak orang yang berkunjung ke tempat ini. Aku belum siap jika tempat ini dikunjungi oleh banyak orang kemudian dirusak dan dicemari. Aku mengajakmu ke sini bukan untuk mempublikasikan tempat ini melainkan untuk menikmatinya sendiri. Tapi semuanya terserah kepadamu. Aku mengatakan ini karena keinginan dari hatiku supaya hanya segelintir orang yang mengetahui tempat ini dan membiarkan tempat ini tetap lestari dan terjaga dari tangan-tangan orang yang tidak bertanggung jawab," ujar Fajar merasa keberatan dengan apa yang dilakukan oleh Bulan.
"Loh tapi bukannya lebih bagus kalau tempat sebagus ini kita publikasikan? Nanti semakin banyak orang yang tahu dengan begitu bukankah semakin banyak kita membantu orang-orang di luar sana yang merasa stress dan merasa tertekan? Aku rasa itu lebih baik karena dengan begitu semakin banyak orang yang merasakan ketenakan dan kebahagiaan hadir dalam jiwanya. Kalau masalah tangan-tangan yang usil bagaimana jika kita memberikan penyuluhan agar mereka lebih mau menjaga lingkungan? Begitu mereka akan lebih bertanggung jawab dengan kelestarian alam di sekitar sini dan menjaga ekosistem yang ada."
Fajar hanya tersenyum dan tidak membalikkan apa kata-kata dari Bulan. Ia menghindari perdebatan dengan orang yang baru ia kenal. Lagi pula Bulan tidak mengerti apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu di tempat ini. Ia berpikir demikian sebagaimana pemikiran orang-orang kota di luar sana ketika melihat tempat-tempat yang bagus. Tapi mereka tidak berpikir tentang dampak dan tidak pernah bertanggung jawab terhadap kerusakan yang terjadi selepasnya. Mereka hanya berkata demikian lalu mereka akan lupakan sama sekali tidak ada tanggung jawab.
Bulan mengerti dengan sikap Fajar. Dengan berat hati Bulan kemudian memasukkan kembali ponselnya. Ia mengurungkan niatnya untuk mengambil gambar dan video meskipun hanya sebatas untuk kenang-kenangan. Ia lebih menghargai pendapat dan alasan dari Fajar Kenapa melarangnya mengambil foto dan video dari tempat ini. Menjaga kelestarian itu lebih baik ketimbang nanti sudah dirusak harus diperbaiki. Lebih baik mencegah sebelum terlambat.
"Kok kamu nggak jadi ngambil gambar sama video? Kenapa ponselnya dimasukin lagi? Kamu merasa tersinggung dengan kata-kata yang baru aku sampaikan tadi?" tanya Fajar ketika melihat Bulan memasukkan kembali ponselnya.
"Enggak kok, kebetulan memang tidak ada sinyal. Aku mau buat status di sosial media. Tapi ternyata tidak ada sinyal ya sudah aku masukkan saja kembali ke dalam saku ku. Menurutku Apa yang kamu katakan juga benar. Lebih baik tidak banyak orang yang tahu tentang tempat ini. Dengan begitu tempat ini tetap bisa lestari dan terjaga keindahannya," jawab Bulan.
"Terima kasih banyak kalau kamu mau mendengarkanku. Aku hanya tidak ingin lebih banyak lagi tempat yang rusak oleh tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Sesederhana itu tapi lebih baik mencegah ketimbang harus memperbaiki sesuatu yang sudah rusak," kata Fajar sembari tersenyum senang karena Bulan mau mendengarkannya.