Duduk terpekur sambil memegang ponsel, seorang pria berkulit sawo matang, dengan model rambut mirip Andika Kangen band, yang sesekali dia kibas kesamping kerena turun menutup mata, tak menyadari kehadiran Ditha untuk beberapa saat, hanya ketika hidungnya yang tak begitu mancung mencium anomali udara yang berubah wangi, sejenak kuduk di tengkuknya meremang, membayangkan hal horor yang biasa terjadi ketika bau wewangian tercium.
Takutnya berubah takjub, ketika dia mendongakan wajah, dan mendapati sosok bidadari yang berdiri di ambang pintu, bukan sosok menakutkan yang lain.
Ditha segera tersenyum ketika pria itu menatapnya dengan tak berkedip.
"A-ada yang bisa di bantu mbak?" tanya si pria yang ternyata adalah Beni, setelah memasukkan data stok kain dari nota pengiriman ke buku besarnya, dia menunggu hasil stok fisik kain yang sedang di kerjakan Niko didalam sambil bermain ponsel, hal yang sangat di larang sebetulnya, jika ketahuan manajernya bisa di omeli dia.